Kapitel 229: p

"Bit, kamu mau nginep sini apa balik ke apart?" tanya Rosa pada Terbit yang tengah mendudukkan dirinya di atas sofa ruang tengah.

"Terserah sih," jawab Terbit, matanya sibuk menelusuri rumah yang di baru beli ayahnya belum lama ini, "Bun nggak kegedean ini rumahnya? Buang-buang duit aja beli rumah segede gini, padahal di Indonya juga jarang,"

"Loh kamu belum tau? Kan kita mau tinggal di Indo mulai sekarang," sahut Hendry dari arah dapur.

"Padahal gue tau," balas Senja di samping Terbit.

"Ternyata nggak cuma kita-kita yang dianak tirikan, Terbit juga," celetuk Bintang, "Gue kalo jadi lo nggak terima Bit,"

"Nggak usah kompor," Bulan melempar Bintang dengan bantal di tangannya, "Lemes banget tuh mulut, minta di lipstikin pake balsem,"

"Wow keren," Galaksi bersorak senang.

"Jomblo diem," sentak Bintang.

Galaksi merengut, cowok itu menghela napas berat, "Nanti pasti sampe rumah mama bawa anak orang bilangnya mau di jodohin sama gue,"