Kapitel 40: POV Syafa: Pilihan Yang Sulit

Di saat Surya sedang memikirkan sesuatu yang aku sendiri pun tak tahu apa itu, aku putuskan untuk segera membawa Briana ke tempat yang menurutku sepi. Ya di mana lagi kalau bukan di taman belakang sekolah. 

"Kamu mau bilang apa?" tanyaku tanpa ada sedikit pun niat yang terlintas di kepalaku untuk berlama-lama dengan orang seperti Briana. Tidak ada untungnya sama sekali. 

"Punya nyali juga lo ama gue?" Aku hanya bisa memutar kedua manik mataku jengah saat mendengar apa yang dikatakan oleh Briana. 

"Aku tidak pernah sama sekali takut dengan kamu. Aku juga sebenarnya malas berurusan dengan kamu, buang-buang air liur saja." Aku bisa dengan sangat jelas melihat ada gurat kesal yang dia tahan saat mendengar apa yang baru saja aku katakan. Sungguh membuat Briana kesal seperti adalah suatu pencapaian luar biasa di hidupku.

"Lo salah kalau mau main-main ama gue," ucapnya padaku sambil menodongkan telunjuknya tepat di hadapanku.