Hari ini aku sudah ditinggal pergi oleh dua orang yang berbeda. Benar-benar menyebalkan. Baiklah, kalau untuk kasus Joshua, aku memakluminya. Dia mesti harus menjalankan tugasnya sebagai ketua jurusan yang mana pasti sangat sibuk. Tapi cecunguk satu ini tak memiliki urusan penting yang mengharuskannya pergi meninggalkanku di depan gerbang kampus.
"Anak itu... Benar-benar deh..."
Ku sampirkan tas jinjing ke bahu, ini lebih efektif ketimbang harus menjinjingnya sepanjang waktu. Dengan begini aku bisa leluasa mengejar sosok Lucas yang entah telah berada di mana. Aku mesti membalas perbuatannya karena telah seenaknya memukul punggung ku.
Selagi mencari keberadaan cecunguk sialan itu, mendadak pikiranku mengacu pada satu pertanyaan. Mengapa Lucas membawakan barang-barang ini padahal aku sama sekali tak memberitahukan kejadian kemarin padanya. Lalu dia pun tak bertanya sama sekali padaku, seperti sudah tahu.
Sialan. Aku semakin bertambah kesal di buatnya.