"Aku menghargai jika kau mengatakannya karena tak ingin aku merasa buruk," kataku. "Tapi sebaiknya tidak perlu."
"Apa aku tampak tak mungkin berbicara sendiri?" tanya Joshua.
"Em.. Kau lebih normal ketimbang diriku."
Aku tak tahu apa persisnya yang mendorongku untuk mengatakan hal tersebut. Mengotak-kotakkan seseorang dengan kata 'normal' dan 'tidak normal' terdengar sangat mengganggu. Dan aku pun termasuk orang yang tak suka dengan cara membeda-bedakan seseorang. Ironisnya aku mengatakan hal yang ku benci secara terang-terangan. Aku baru saja merusak waktu bahagiaku bersama Joshua, bahkan ketika kami baru sampai di tempat ini.
"Mengapa kau bicara begitu?" Nada bicara Joshua terdengar lebih tinggi dari biasanya. Seolah dia tak terima dengan pernyataanku dan ingin aku menarik kembali pernyataanku.
"Tidak jadi, lupakan saja." Dan seperti seorang pecundang kebanyakan, aku memilih untuk bungkam daripada menjelaskan secara gamblang. "Jadi, apa yang ingin kau makan kali ini?"