"Sebentar, aku habiskan ini dulu."
Keputusan Lucas sungguh tidak bijak. Dia dengan santainya melahap sarapan setelah membuat seseorang termakan rasa penasaran karena informasi yang tanggung-tanggung. Ingin sekali ku jambak rambut ikal cokelatnya lalu ku lemparkan ke luar rumah, syukur-syukur masuk ke dalam tong sampah di depan sana. Sayangnya wacana manis itu harus ku simpan dalam benak saja, seperti kataku beberapa saat lalu —yang teramat menyebalkan karena aku mengingatnya sekarang— bahwa kami bukanlah anak kecil lagi. Jadi semestinya aku mencoba untuk bersabar (sekali lagi) ketika menghadapi Lucas.
"Dia mengirimkan ku pesan semalam, aku tak tahu kapan, tapi yang pasti saat itu aku sudah tidur karena pesan tersebut ku baca tadi pagi."
Kini aku menduga-duga bahwa Lucas semata-mata hanya ingin mempermainkan ku, sebab sedari tadi dia tampak mengulur-ulur waktu saja. "Katakan langsung ke intinya saja."