Waktu berlalu, Nio sampai di kediaman orangtuanya. Dia tak melihat orangtuanya begitu dia memasuki rumah. Namun, dia tahu di mana dia harus menemui orangtuanya. Nio pun bergegas menuju ruang kerja sang papi, di sana barulah dia melihat keberadaan sang papi.
Sang papi berdiri menghadap ke pintu, sehingga begitu Nio memasuki ruangan itu, pandangannya langsung bertemu dengan pandangan sang papi. Jelas sang papi sudah menunggu kedatangannya.
"Apa yang terjadi semalam? Kenapa kamu sampai kehilangan kendali atas dirimu sendiri?" tanya sang papi.
"Aku tak mau membahas masalah semalam," ucap Nio.
Bram mengerutkan dahinya. Bukan anaknya ketika ditanya lalu jawabannya justru seperti itu. Nada bicara Nio terdengar sangat dingin.
"Apa kamu sadar, apa yang kamu lakukan semalam bisa membuatmu menjadi seorang pembunuh, Nio. Jika saja Papi dan Mami tak datang, kamu mungkin sudah di penjara sekarang," ucap Bram.