"Tidak apa. Lanjutkan saja latihanmu." Aliyah mengangguk pelan lalu kembali menggiring bola sembari menghadap ke depan. Walau berulang kali bolanya lepas dari penguasaannya, Arya yakin hanya butuh hitungan hari setidaknya Aliyah mulai terbiasa. Namun di lain pihak, Arya mengkhawatirkan Tia yang sedari tadi terus mengoceh karena arahan dari Fahrizul terus ditentang.
Entah apa yang membuat mereka sedari tadi terus adu mulut sedangkan Arya berusaha semaksimal mungkin membantu Aliyah. Melihat teman baiknya berlatih tak berjalan dengan baik, Aliyah hendak melerai dan berniat mendekati mereka. Namun mendadak pundaknya ditahan begitu saja ketika gadis itu baru 3 kali melangkahkan kakinya.
Menghadap ke belakang, ia bisa melihat dengan tatapan serius sembari menggeleng pelan. Aliyah tak tahu mengapa Arya harus mencengkeram pundaknya sekeras itu, namun ia tahu maksudnya agar tak mengganggu mereka dan fokus pada latihan masing-masing.