App herunterladen
100% Lelaki Tampan Misterius / Chapter 9: Selamat

Kapitel 9: Selamat

"Wan, kenapa semua jadi seperti ini? Video kita menjadi viral, bahkan sekarang tokoku sepi pembeli karenanya. Siapa sih yang sudah merekamnya?"

"Aku juga tidak tahu mbak semua akan seperti ini. Saudara dan sanak keluargaku pun mengucilkan aku. Mereka sangat membenci perbuatan yang aku lakukan."

"Bagaimana ini, sampai detik ini masmu juga tidak ada kabar. Nomornya sudah tidak aktif sejak dua hari lalu. Kemana perginya dia? Apa yang akan dia lakukan pada kita jika mengetahui hal ini? Aku takut wan."

"Kita hadapi sama-sama ya mbak !" Irawan mencoba menenangkan Lidia.

"Enak ya kamu ngomong gitu. Awalnya aku tak bermaksud sampai seperti ini, menjalin hubungan dengan keponakan kekasihku. Aku malu sekarang, gara-gara ini aku kehilangan pelangganku, sahabat, dan juga Gery. Mungkin saja dia akan membunuhku jika mengetahuinya." Emosi yang menggebu membuat Lidia terisak dan berlinang air mata. Irawan juga tak tau harus berbuat apa, ia juga merasakan hal yang sama atas perbuatannya.

*. *. *.

Gery sudah membayangkan apa yang terjadi atas video yang diunggahnya. Ia tersenyum puas dan berharap bayangan itu menjadi nyata. Sore itu sehabis sholat ashar Gery membuka pintu mobil sekedar memanasi mesin karena sudah lama ia tak menggunakan jeepnya. Bersamaan dengan Lisa yamg menyapu halaman rumah.

Lisa belum pernah sekalipun melihat wajah tetangga barunya. Ia penasaran dan berusaha memperhatikan lelaki yang sekarang berada dalam mobil itu. Lisa menghentikan pekerjaan dan berdiri mematung melihat Gery.

"Mobil jeep itu..."

Geri keluar dari mobil dan merasakan ada seseorang yang memperhatikannya. Ia menoleh dan mengetahui keberadaan Lisa di depan rumah. Lisa berusaha melanjutkan pekerjaannya agar lelaki itu tak menaruh curiga. Tiba-tiba suara itu terdengar jelas.

"Selamat sore mbak."

"ehm, ,so sore mas." Lisa menjawab dengan terbata-bata takut Gery akan marah padanya.

"Maaf, mbak nyapu apa ya? Soalnya halaman sudah bersih, kok sapunya masih jalan aja. hihihi."

Lisa sedikit mengenal suara lelaki yang menyapanya. Ia beranikan diri untuk mendongak dan sedikit melempar senyum karena malu. Keduanya saling berpandangan dan terpaku.

"Kamu...."

"Kamu..."

Tetangga baru misterius yang belum pernah ia lihat wajahnya, kini dengan jelas berada tepat di depannya. Saling menatap dan menunjukkan wajah tak percaya. Gery juga mengetahui bahwa Lisa adalah pelayan di kedai kopi malam dimana ia pindah ke rumahnya. Gadis yang sudah ia bentak, dan antrean panjang yang sudah ia terobos di kedainya itu membuat Lisa marah dan Kesal. Semua itu karena Gery yang diselimuti kekecewaan yang ia alami.

"Maaf."

"Maaf."

Keduanya saling mengucapkan kata maaf. Namun Gery segera memulai obrolan.

"Maafkan aku. Aku tak bermaksud kasar pada malam itu. Aku hanya sedang kecewa." Gery menjelaskan dan berusaha meminta maaf pada Lisa.

Lisa yang tak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan lelaki malam itu, ternyata selama ini hidup berdampingan. Lelaki kasar dan berbuat seenaknya sendiri itu tinggal disamping rumahnya. Lelaki yang sudah ia buntuti beberapa hari lalu di tepi sungai ujung desa.

"Em, soal itu. Kamu masih ingat rupanya. Sudah lupakan. Lagian kamu juga sudah baik terhadap mereka yang mengantre." Lisa berusaha menyembunyikan rasa malunya dan mengucapkan kata-kata dengan lancar.

"Bolehkah aku mengobrol lebih lama denganmu? Aku merasa lebih baik sekarang dan sepertinya aku butuh seorang teman untuk membagi kebahagiaanku."

Lisa tanpa sadar membuka mulutnya dan memandang kosong ke arah Gery. Lisa kaget dengan ucapan Gery padanya.

"Hey, kenapa bengong?"

"Maaf, aku hanya. Hanya kaget saja."

Pertemuan kedua Lisa dan Gery itu menjadikan mereka menjadi saling mengenal. Gery tak sungkan menceritakan alasannya pindah ke rumah itu dan apa yang sedang ia alami. Gery juga menyinggung soal video viral yang beredar.

"Iya, aku tak habis pikir. Wanita cantik sepertinya ternyata tak sebaik yang orang kira. Aku pernah bertemu mereka di sebuah mall, kedua mereka mampir ke kedai bapak."

"Kamu tahu siapa dia?"

"Tidak, nggak penting juga aku tahu siapa dia. Aku tidak tertarik dengan orang yang hanya menonjolkan casing luarnya. Penampilan yang begitu sempurna, nyatanya tega menodai hubungan dengan kekasihnya." Jawab Lisa dengan nada sinis dan menyengirkan bibir sebelahnya.

"Hahaha, jawaban yang bagus. Aku hanya mau bilang kalau lelaki malang itu sekarang berada tepat di depanmu."

"Apa?" Kaget lalu memandang Gery. Lisa segera menutup mulut dan tak percaya dengan pendengarannya.

"Iya, aku adalah orang yang malang. Aku sudah dibohongi kekasih dan keponakanku sendiri. Aku terlalu percaya pada mereka sehingga hal ini bisa terjadi."

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud demikian. Aku hanya tidak senang dengan wanita seperti itu."

"Tidak apa-apa. Semoga dengan viralnya video mereka, mereka menerima akibatnya."

"Yang sabar ya mas! Semoga kamu mendapat ganti yang lebih baik dari mbak cantik itu."

Obrolan sore itu membuka mata Lisa akan rasa penasarannya selama ini. Tetangga baru misterius yang berusaha membalas kekecewaan dalam hatinya. Seorang lelaki yang pernah membuatnya kesal dan marah karena tingkahnya.

Keesokan hari, Lisa menghampiri Gery yang berada di teras rumah. Ia menyodorkan sesuatu berwarna oranye yang sempat ia temukan selepas Gery memacu jeepnya dengan cepat malam itu.

Gery bahkan tak sadar barangnya hilang selama ini karena ia belum membersihkan mobil. Lap warna oranye itu sudah bersih tak bernoda. Lisa menyimpannya di dalam laci kamar dekat jendela.

Gery menerima lap itu dengan mengucap teeimakasih. Kini 30 harinya segera berakhir. Ia menutup hari-hari terakhir dengan kebahagiaan. Berhasil membuat Lidia terpuruk dan mengalami pailit. Sedang Irawan, ia di amankan pihak kepolisian atas kasus penipuan terhadap Gery.

Kasus yang di back up fatur bersama pekerjanya itu berhasil membuktikan bahwa Irawan sudah melakukan kecurangan. Irawan harus sedia menjalani hukuman dalam bui.

Dua orang yang dulu sangat ia kasihi, menaruh harapan besar dan kepercayaan pada mereka harus merasakan akhir yang pahit.

"Aku sangat menikmati kahancuran kalian. Aku harap kita tidak akan pernah bertemu. Aku akan lupa sosok Lidia, wanita pekerja keras yang aku pacari sejak SMA. Keponakan tampan dan baik hati yang sangat aku percaya, aku tak mungkin ingat wajah dan tingkahmu. Semua sudah terhapus otomatis dalam memoriku. Selamat menikmati wahai masa laluku."

Kertas bertuliskan tegak bersambung itu Geri tautkan pada kumpulan balon yang sudah ia tiup bersama Lisa. Mereka meniup 20 balon warna-warni. Keduanya memegang erat tali pada balon kemudian meneriakkan kalimat bersamaan.

"Selamat tinggal masa lalu. Kini aku bahagia."


Load failed, please RETRY

Bald kommt ein neues Kapitel Schreiben Sie eine Rezension

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C9
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen