Setelah merenung sejenak dan merasa ia sudah tak bisa menolak, jadi sekarang hanya menerima adalah pilihan yang harus ia lakukan, terlebih meski usiannya belasan tahun tapi
Nyatanya kini ia adalah seorang pemuda yang cukup matang diusia 27 tahun, yang telah menempati wadah baru, dalam hal ini adalah remaja Adi
Sehingga jelas, bahwa mentalnya sudah bisa menerima takdir yang seharusnya ia miliki, adapun kemana sang pemilik tubuh asli, Adi juga bingung bagaimana dia bisa menggantikannya
Yang ia tahu, setelah Adi pemilik tubuh asli ini mengetahui bahwa ia diterima di univ negeri di kerajaan, dia sangat senang dan setelah memberi tahu keluarganya akan berita ini
Seluruh keluarga menjadi sangat gembira, dan setelah beberapa hari menunggu pendaftaran, tibalah hari ini saat pendaftaran ia yang telah bersiap dan berangkat menuju ke universitas, dengan motornya dan hampir 1 jam perjalanan dari rumah
Ketika ia sampai, tak perlu terlalu lama menunggu ia berhasil mendaftar dan melaporkan namanya, tak lama ia menerima jadwal perkuliahan dengan perlengkapan yang harus ia persiapkan
Melihat dengan cermat pada daftar, dan setelah bertanya beberapa hal yang membingungkan ya, dan menerima jawaban yang memuaskan ia pun meninggalkan bagian akademik
Dan disanalah titik aneh terjadi, Adi yang merasa senang karena telah selangkah menjadi mahasiswa, kini merasa perasaan yang tak bisa dijelaskan
Tiba-tiba saja ia merasa sesak di dadanya, dan memegang jantungnya tak kuat berjalan, ia duduk di taman depan gedung universitas, setelah beberapa mengatur nafas
Bukannya berkurang dan sembuh, akan tetapi menjadi semakin sakit dan saat ia tak kuat dirinya pun tak sadarkan diri, sebelum kesadarannya hilang ia tak menerima keadaanya dan dengan
Tekat kuat meminta keajaiban, dan dalam harapannya yang terputus ia hanya bisa melihat kegelapan, dan kemudian tak lama Adi dari bumi menggantikannya
." Ya apa serangan jantung dan kemudian meninggal, aneh.....gumam Adi
" jelas kan, riwayatnya sehat ga punya penyakit kok bisa begitu, tapi sudahlah udah takdir, pikir Adi
" Nah Adi kamu bisa tenang, saya akan menjaga keluarga kamu dengan baik, kamu bisa ikhlas dan damai disana" gumam Adi dengan pelan dan penun keseriusan
Tak lama ia merasa lega, dan beban yang serasa menyangkut dihatinya kini hilang seketika dan kembali merasa Yaman, ya mungkin itu karena sang pemilik tubuh
Sudah ikhlas pikir Adi, Kemudian karena ia merasa kini sudah menyatu sepenuhnya dengan tubuh Adi, maka ia pun mulai berpikir untuk pulang dan melihat keluarganya
Ya, karena Adi sudah berjanji untuk menjaga keluarganya, maka ia berniat untuk pulang, tanpa terasa ada sedikit keraguan dan ketakutan
Apakah ia akan baik-baik saja, atau bagaimana keluarganya akan melihat dirinya, mungkin ada kecurigaan saat nanti ia muncul, namun demikian ia tetap
Memiliki niat yang kuat untuk pulang, dengan kepalan tangan yang menggenggang kalung yang ada di lehernya, tanpa sadar ia mulai mengusap-usap kalung tersebut
Yang tak disadarinya Kalung Merah delima yang ia pakai, bersinar tapi di detik berikutnya redup lagi dan kembali normal, tak menyadari hal itu
Adi bergegas ke parkiran untuk mengambil motornya dan melaju kerumah untuk melihat keluarga barunya, pikir Adi. Jadi sepanjang perjalanan karena takut terlalu bersemangat
Ia hanya berada di sisi kiri jalan dengan kecepatan normal, beruntung jalanan jam 11 terbilang cukup lancar dan tak ada kemacetan, dibandingkan ketika pagi hari dan sore hari
Saat jam masuk dan pulang kerja serta anak sekolah, sehingga ia tiba dirumah hanya dalam waktu 40 menit, dan menatap rumah bercat hijau yang tampak sederhana
Jay merasa perasaan hangat yang tak bisa ia jelaskan, ia hanya merasa bahwa rumah bercat hijau itu adalah tempat ternyaman baginya, jadi ia memasuki rumah tersebut
Memarkir motor di emperan rumah, Adi melepas helem dan sepatunya, tampak Gerobak Bapaknya untuk berdagang, sudah rapih dan terisi jualannya
Berjalan ke arah pintu dan mengetok pintu, tak menunggu tanggapan dari dalam ia membuka pintu, dan kemudian berteriak " Pak, Bu Adi pulang" teriaknya ke arah dalam rumah
Yang tak lama dibalas oleh teriakan seorang wanita dewasa dengan perawakan kecil dan memiliki kulit putih dan wajah lembut, datang dari arah kamar dan menyapanya " Kamu udah pulang Di, buru masuk " kata Ibunya dengan ramah
Masuk ke dalam rumah dan menyapa Ibunya, Adi bertanya " Kemana Bapak sama Ade Bu?" tanya Adi
" Bapak mu lagi anter adek mu ke sekolahan, katanya ada tes IQ" jawab Ibu
" Oh gitu, pantes nah trus dagangan bapak udah siap?" tanya Adi lagi sambil melepas sepatu dan tasnya
" Udah tar siang juga berangkat, gimana kamu tadi di kampus? lancarkan?" tanya Ibunya
" Lancar Bu, tenang aja beres nanti 1 bulan lagi sekitar Oktober awal, perkuliahan dimulai" jawab Adi
" Nah kalo gitu, kamu bisa istirahat, kasian kamu pasti capek selama ini persiapin Ujian buat masuk kan" kata Ibunya dengan lembut sambil penuh kasih sayang
" Ya Bu, nah kalo gitu Adi mau makan dulu laper nih, " katanya sambil berjalan ke arah dapur
" Yaudah sana ibu masakin kesukaan kamu, ikan, sambel, sayur, kerupuk, sama lalapan"kata Ibunya membalas dan berjalan ke arah mesin jahit yang ada di ruang tamu
" Ok" jawab singkat dengan senang, sambil pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian dan mengambil makan
Luas rumah Adi terbilang cukup besar dengan 200 M² luas total tanah, dan bangunan yang dibangun berkisar 100-130 M² dengan sisa, tanah untuk halaman depan dan juga halaman belakang untuk menanam sayuran
Ya di depan ada halaman seluas 20 M² dengan halaman belakang sebesar 50 M² yang diperuntukan untuk bercocok tanaman sederhana
Hal ini maklum adanya, karena Bapak dan Ibu Adi berasal dari pedesaan yang ketika kecil suka membantu Kakek dan neneknya dalam mencari nafkah di ladang dan sawah
Apalagi baik rumah kakek dan nenek Adi dari Bapak dan Ibunya memiliki halaman yang cukup luas di pekarangan depan rumah dan halaman belakangnya
Yang juga ditanam dengan sayuran dan beberapa pohon buah, menjadikan asri dan Yaman
Waktu terus bergulir tanpa terasa sore tiba, dan Bapak serta Ade nya yang semula pergi telah pulang tadi siang, mengobrol sebentar
Tak lama karena merasa lelah Adi pamit tidur, sedangkan ibunya, melanjutkan menjahit dan adenya yang masih di kelas SMP Bermain bersama tetangga
Sedangkan untuk Bapaknya, beliau telah jalan berdagang untuk menafkahi keluarga mereka, adapun apa yang didagangkan oleh sang Bapak adalah
Makanan kas dari Masyarakat Kerajaan, yang bernama Bakso, makanan yang berasal dari campuran daging dan tepung dengan disajikan mie, sayuran yang ditambah kuah kaldu dari tulang sapi yang direbus lama
Makanan ini merupakan salah satu makanan Favorit dari berbagai kalangan yang ada di Kerajaan, tak mengenal musim dan selalu memiliki pelanggan yang setia menanti untuk membelinya.