Kapitel 59: Si Kumbang

Diam saja dan jangan bicara, begitulah yang Feronika katakan.

Padahal sejak tadi aku sudah gemas ingin mengatakan sesuatu padanya namun tak bisa. Jadi ya … apa boleh buat, pada akhirnya yang bisa ku lakukan hanya diam saja saat ini. Ah dan juga ngomong-ngomong tadi setelah adegan FTV dadakan kak Riki pergi.

Hehe, guru datang beberapa saat setelahnya jadi mereka tak punya pilihan lain selain pergi. Walaupun demikian aku pun turut senang juga karena mereka telah diusir. Huft … bayangkan saja betapa kacaunya kelas kami jika dia terlalu sering bermain lebih lagi adegan tinju-tinjuan antara kak Bagas dan Rahmad tadi.

Mereka mungkin saja cocok jika ingin mengikuti budaya 'pelangi' itu.

Tapi, aku tak mau mereka benar-benar melakukannya hoho. Why? Tentu saja sudah jelas alasannya, mana mungkin aku membiarkan hati Feronika terluka? Ah sobat, aku tak seburuk itu loh asal kau tahu.

"Bosen," eluh Feronika. Dia mengambil permen, membuka bungkusnya dalam diam lantas memakannya.