App herunterladen
85.34% Re Life In Anime World / Chapter 232: 10. Privilege yang mengesalkan

Kapitel 232: 10. Privilege yang mengesalkan

Jam 11 malam. Semuanya sudah di posisinya masing masing.

Aku dan ayah masih nonton tv di temani kopi, keduanya juga merokok

"Hajin apa hidup di kota menyenangkan?" Ayah tanya

"Tentu saja menyenangkan, namun aku tinggal di kota bukan memandang nya dari sudut kesenangan, tapi ku pandang dari sudut kebutuhan, di sini banyak lapangan kerja dan cari uang banyak kesempatan, kesehatan dan pendidikan dekat, pemerintah yang teratur dan lain lain, intinya hidup di sini itu mempermudah namun bukan berarti mudah dalam hidup"

"Putra ke 1 dan 2 hendak pindah rumah, aku sebagai orang tua sebenarnya enggan untuk berpisah, apalagi dengan cucu cucu ku, menurut mu apa aku sangat keras dalam mendidik mu dan sodara sodara mu?"

"Kamu bengis ayah, bukan lagi keras, kamu marah tanpa alasan yang jelas, suka memukul dan bodohnya kamu lupa satu hal penting sebagai ayah, yaitu menunjukan kasih sayang ke anak dengan lembut"

Ayah meringis mendengar jawaban ku seperti di tusuk hatinya dengan kata kata jujur putranya sendiri.

"Jadi itu alasan mu meninggalkan rumah dan tak mau kerja sesuatu permintaan ku?"

"Bukan, aku pergi karena aku ingin mengubah hidup ku menjadi lebih baik, aku tak bisa selalu bergantung padamu, suatu saat kamu dan ibu pasti bergantung pada anaknya, jika aku bisa memperbaiki hidup, ku pikir aku bisa merawat kalian di hari tua nanti ketika kalian tak sanggup lagi bekerja"

"Aku masih di umur 49, aku masih kuat dan masih lama pensiun asal kamu tau" Sikap ayah memang tak suka di rendahkan

Hisap rokok dulu.

"Aku bukan berkata sekarang, tapi 10 tahun ke depan, belum tentu putra yang lain berpikir sama dengan ku, nanti coba ayah tanya ke putra ke satu sampai tiga, apa mereka mau merawat ayah dan ibu di masa mendatang, jika mereka menjawab iya dengan pasti dan tanpa keraguan maka silahkan potong tangan ku"

Ayah coba memikirkannya dan memang jawabannya iya bisa di berikan oleh putranya yang lain tapi itu pasti dengan sangat ragu dan banyak pertimbangan, dia menyadari sikapnya yang keras itu.

"Lalu kamu mau selamanya tinggal di kota Hajin?" Ayah meninggalkan topik obrolan sejenak

"Tidak, aku mau mengumpulkan uang dulu selama 2 tahun, lalu aku akan kembali ke desa, coba bangun bisnis dan toko, aku tau ibu tak akan mau jika aku membawanya untuk tinggal di kota, maka dari itu akulah yang akan kembali ke desa" Aku mempertimbangkan keinginan ibu bukan ayah

"Rasanya sedih juga mendengar semua anak ku tidak memihak ku" Ayah

"Ubahlah sikapmu, jika mau anak mu bakti padamu secara royal bukan karena takut, jikalau aku tak mampu seperti sekarang mana mungkin aku berani memberikan nasihat padamu yah, coba saja perlahan jadi lembut dan perhatian, pikirkan saja, ibarat air bisa membuat retakan di batu yang padat jika terus menerus di teteskan, sudahlah aku ngantuk mau tidur, besok kita ke rumah sakit bersama"

Ku singkirkan asbak dan gelas yang telah kosong.

Berikan selimut dan tidur.

(Kopi tak terlalu berpengaruh pada tidur ku, sebab aku pulang kerja sebenarnya sudah sangat kelelahan)

.

.

Jam 6 semuanya sudah siap ke rumah sakit kecuali aku, karena baru bangun.

"Hei kenapa tak ada yang membangunkan ku" Aku tanya

"Kamu tampak lelah dan terlalu nyenyak tidur, pasti kamu di buat begadang oleh ayah mu, jadi kami membiarkan kamu tidur agak lebih lama" Ibu

"Oh begitu rupanya"

.

.

Jam 7.30 berangkat ke rumah sakit, awalan ibu meminta untuk datang lebih pagi dengan alasan rumah sakit pasti banyak antrian, tak baik menunggu lama karena aku jam 12 akan kerja, tapi itu semua tidak berguna sebab mau datang jam 7 atau jam 6, Qinqin hanya bisa di cek di jam 8 saja sesuai jadwal.

.

.

Laporan ke resepsionis dulu lalu di tunjukan ke ruangan Dokter Yun.

"Siapa yang mau menemani Qinqin selain aku?" Aku tanya

"Aku tidak mungkin, aku tidak tau bahasa kedokteran, jadi lebih baik ibumu saja yang pergi" Ayah menolak

"Oke, ibu mari"

(Wanqiu ada di apartemen, dia akan datang ke rumah sakit jikalau nantinya qinqin di pastikan menginap)

.

.

Masuk ruangan Dokter Yun.

Sudah ada di dalam dan berkenalan.

"Sudah berapa lama Qinqin menderita penyakit bungkuk?" Yun tanya

"Sejak umur 5 tahun, tahun berikutnya bungkuk semakin besar dan tubuh jadi condong ke depan" Ibu

"Sudah pernah di bawa berobat sebelumnya?"

"Sudah, waktu itu ada dokter keliling yang memeriksa, katanya ada semacam daging tumbuh yang menyebabkan punggung tak lurus, sewaktu aku tanya obatnya apa dokter bilang ini hanya bisa disembuhkan dengan operasi, biaya waktu itu sangat mahal dan kami tak bisa membayar"

"Baiklah coba saya periksa dulu, apa ada kelainan lain, dan untuk kedepannya jika memang benar ini perlu di operasi, qinqin silahkan naik ke tempat tidur dan tengkurap ya, lepaskan juga sedikit baju mu biar aku melihat punggung mu"

"Baik dok" Qinqin tak merasa malu sebabnya dokternya perempuan, tapi malu sebab ada kakaknya

"Oke oke aku tak melihat, silahkan" Ucap ku berbalik

.

Pemeriksaan sedikit dan sedikit menekan.

"Kondisinya sudah lumayan parah, lebih baik mari jalankan ronsen juga"

"Lakukan dok" Ucap ku

.

.

Di kirim ke ruang ronsen, 30 menit lalu kembali lagi.

Ditunjukkan hasil ronsen.

"Daging tumbuh memang menyebabkan tulang bengkok ke depan, namun karena kurangnya penanganan secara dini, akhirnya tulang tergencet dan menekan sistem syaraf belakang, jika kondisi seperti ini operasi perlu di lakukan agar qinqin tak kehilangan motorik belakang"

"Berapa biaya operasinya dok?" Ibu lebih memikirkan biaya daripada proses operasi

"Jangan pikiran soal biaya bu, dok katakan bagaimana operasinya dulu" Ucap ku menyela

"Saya rasa ada 3 operasi untuk kondisi seperti ini tuan dan nyonya, pertama menghilangkan daging tumbuh di sekitar punuk bersamaan dengan pembenaran posisi tulang belakang, operasi kedua adalah pembenaran posisi organ dalam yang semakin turun, operasi ke 3 adalah pelepasan pen penahan tulang agar tak kembali bengkok, untuk jeda operasi 1 ke 2 cukup 1 minggu, lalu untuk operasi ke 3 bisa 6 bulan atau lebih tergantung kondisi pasien, dokter yang berpartisipasi dalam operasi ini ada 3 spesialis, bedah umun, syaraf, dan tulang, untuk biaya operasi pertama mungkin di kisaran 3000-4000 yuan, operasi kedua lebih mudah dan melibatkan hanya bedah umum, jadi 1000-2000 saja, terakhir pelepasan pen 500-1000, ada biaya lain seperti biaya inap dan obat apa perlu saya sebutkan?"

"Silahkan sebutkan saja dok" Ucap ku

"Inap sebelum dan pasca operasi satu dua membutuhkan waktu 1 bulan dan masa percobaan 1 bulan lagi, jadi selama 2 bulan pasien perlu di rawat di sini, biaya inap permalam adalah 4 yuan di kamar biasa dan 6 yuan di kamar yang lebih baik itu sudah termasuk makanan, obat kemungkinan di angka 100-400 yuan"

Ibu lemas setelah mendengar banyak uang yang harus di siapkan.

"Kalau begitu mohon segera persiapkan jadwal operasinya dok" Ucap ku yakin

"Hajin apa kamu yakin, ini operasi yang sangat besar, keluarga bahkan di bantu kakak kakak mu belum tentu kita sanggup membayar" Ibu menarik lengan baju ku

Qinqin yang mendengar biaya operasi juga jadi minder dan tak tau harus bagaimana.

Dokter sudah melihat ketenaran Hajin, jadi dia pikir tagihan yang ia sebutkan seharusnya tak terlalu memberatkan Hajin sebagai prisenter top dengan gaji tinggi, namun sepertinya Hajin ingin menutupi dan ia agak memahami itu.

"1000, 10 rb atau bahkan 1 juta pun akan ku bayarkan demi kesembuhan Qinqin bu, dia adik ku tersayang, sudah cukup baginya untuk menahan sakit dan malu karena penyakitnya, jadi tenang saja, aku punya uangnya" Ucap ku

.

"Percayalah bu, aku punya uangnya jangan khawatir" Ucap ku mengulangi

"Jadi jangan khawatir soal uang Qinqin, kakak mu mampu tenang saja" Ucap ku padanya

.

.

Dokter Yun bilang ia perlu merapatkan dulu dengan dokter spesialis lainnya, jadi mari tunggu 2 hari hingga jadwal bisa di putuskan.

Selesai konsultasi jam 11.

Aku di rumah langsung mandi, makan siang lalu berangkat kerja jam 12 siang.

Aku sudah menyerahkan total tagihan untuk operasi Qinqin pada Wanqiu bersama dengan slip gaji ku bulan april.

Dia bisa menerima biaya operasi sebab tertutupi nominal gaji ku yang tinggi.

.

Di ruangan ku.

"Pak anda di panggil ke ruang direktur"

"Oke aku akan segera ke sana"

.

.

Di panggil dengan alasan tak jelas.

Di ruang direktur.

"Hajin bagaimana kabar mu?" Pak direktur basa basi

"Saya baik pak, ada urusan apa saya di panggil ke sini?"

"Tak perlu terburu buru mari minum teh dulu" Pak direktur sampai repot repot membuatkan ku teh

Diberikan.

"Terima kasih pak"

"Minum saja dulu, jadwal mu gladi masih 1 jam lagi kan"

"Iya pak"

Minum sesaat, barulah pak direktur menunjukkan maksud dan tujuannya.

"Baiklah, intinya begini Aku ingin meminta mu, memasukan keponakan ku Hu Huanin"

"Eh, Huanin bukannya bagian perencanaan, jadi kenapa tanya saya? Bukan pak Qisu saja"

"Keponakan ku itu ingin mencoba jadi prisenter, ku pikir di bawah bimbingan mu ia bisa berkembang"

"Jadi prisenter pendamping?" Aku tanya

"Bukan, tapi jadi prisenter utama, jadi di acara mu ada dua prisenter utamanya"

"Maaf pak tapi itu jelas tidak mungkin, saya ragu kita bisa membuat chemistry, saya terbiasa solo mengarahkan topik pembicaraan, jikalau ada dua pengarah dan terjadi miss, maka bisa kacau rencana tim naskah, saya mohon anda mengerti pak"

"Ayolah jangan begitu, kamu ini kan orang yang suka ambil tantangan, jadi katakan oke saja"

"Tapi pak"

"Coba saja dulu, jikalau gagal maka akan ku tarik anak itu dari program mu"

"Hmmm, baiklah kalau begitu" Hanya bisa pasrah

.

.

Tanpa di duga Huanin langsung ikut shooting di live hari ini.

Huanin adalah pria gagah dan tampan, namun sayangnya dia bego dan egois.

"Huanin kamu di sini untuk apa?" Tanya ku

"Tentu saja Shooting jadi prisenter, apa direktur belum mengatakan padamu"

"Dia mengatakan namun tak berkata kamu akan ikut langsung hari ini" Balas ku tak senang dengan sikapnya yang seenaknya itu

"Tak masalah, aku ini berpengalaman jadi pemegang program, jadi aku bisa dan tau tugas prisenter, jadi langsung ikut tak masalah"

"Kamu coba ikut gladi dulu kalau begitu" Aku coba bersikap baik

"Gladi itu buang buang tenaga, apalagi ku dengar kamu sering mengulangi gladi, aku cukup mengandalkan insting saja cukup saat di depan kamera"

"Oke, itu memang benar, tapi setidaknya bacalah naskah dari tim naskah" Tahan emosi

"Itu bisa ku lakukan nanti, terlalu cepat membaca bisa membuat ku lupa jadi rileks saja"

"Kamu tak menganggap program ini sepele kan?" Ucap ku marah

"Hey, tenang saja aku bisa, jangan terlalu proaktif santai saja"

"Di sini aku adalah pemegang kendali kedua setelah PD Qiyu, jadi kamu harus patuh dengan aturan yang ku buat"

"Bawel kamu ini ya, sudah ku bilang aku bisa... "

Keduanya tersulut emosi dan hendah bertarung, hingga akhirnya di pisahkan dan di lerai oleh tim.

.

.

Saat siaran live berlangsung, tamu yang kami undang adalah penyanyi yang bisa membawakan 3 bahasa dalam satu lagu, artis film yang sempat berkiprah di Inggris, dua anak jenius yang punya skor tertinggi dalam Olimpiade Sains.

Huanin tetap ikut shooting dan mulai di tempat yang sama dengan ku.

"Malam pemirsa di rumah dan penonton di studio, bagaimana kabar kalian? Apa baik, ku harap baik, namun jika ada yang sedih atau susah maka acara ini akan membuat anda bahagia dan terhibur!" Huanin memulai dengan cukup baik, sama seperti ku memulai acara di eps sebelumnya (intinya dia menjiplak kata kata ku)

4 tamu kita adalah orang hebat,... Jadi jangan alihkan pandangan anda dari layar kaca sebab jika sedetik saja kalian pergi maka kalian melewatkan tiga hal penting, yaitu CEF.

(Comedy Education and Fun!) teriak penonton di studio (slogan biasa yang ku pakai)

.

Masuk sesi pertama nyanyian, berduet dengan Huanin, dia amatiran dan tak tau tangga nada, suaranya fals dan gak enak di dengar di telinga!..

Tapi dia harus sedikit bersyukur sebab lagu pembuka hanya kurang dari satu menit, jadi kekurangannya tak terlalu terlihat banyak.

.

.

Sesi 3 mulai obrolan ringan dengan dua bintang tamu di awal.

"Apa di luar sana sex bebas itu nyata? Dan apa banyak artis juga yang melakukannya?" Huanin mulai mengacau sebab pertanyaan soal privasi tak di perbolehkan

Bintang tamu agak kaget sebab di naskah tak ada pertanyaannya begitu, namun dia sebisa mungkin menjawab.

"Itu benar, di eropa memang sex bebas itu banyak, tapi jika kita bisa memproteksi diri, kita akan terhindar darinya" Bintang tamu memberikan jawaban yang ia ketahui

"Tapi ku dengar banyak artis dari Tiongkok yang terkena skandal saat di eropa sana" Huanin tambah berani

"Ukhmm, nona Shiyun, mari kembali ke topik saja, apa benar penyanyi yang berkiprah di sana itu, banyak yang di diskriminasi?" Ucap ku

Bintang tamu menurut dan mengabaikan pertanyaan Huanin.

.

.

Fase 4 dan 5 tambah kacau dengan Huanin yang sering Out of Topic.

Fase 6.

Shooting selesai.

Langsung ku amankan Huanin.

"Percaya atau tidak, sikap mu tadi bisa menghancurkan program yang ku bangun, kamu suka prinsip mu yang suka pencilakan, namun aku tidak, mulai besok kamu tak perlu shooting lagi, ingat itu!" Aku marah besar padanya

"Kamu bukan yang memutuskan, tapi direkturlah yang menentukannya, ingat itu jadi jangan sok berkuasa, selama direktur bilang aku masih kamu tak bisa mengusir ku!" Huanin sangat berani sebab punya backingan kuat

Dia pergi dengan sangat tak acuh

.

.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C232
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen