Jam 7 langsung ku gas.
Desahan dan desahan terus keluar dari mulutnya mbak Fuka.
"Pakai pengaman tidak enak, kurang nikmat, boleh ku lepas?" tanya ku
"Ini waktu subur ku, jadi lebih baik jangan"
"Tapi ini sesak di pakai"
"Salah mu sendiri beli yang kecil"
"Bodo amat lah ku lepas saja" ucap ku lalu ku lepas dan ku tusuk lagi
"Eh eh bagaimana jika hamil"
"Kan ada pil kb, minum saja itu" balas ku
"Aw, pelan pelan, lagian aku tidak mau pakai pil kb, katanya bisa membuat kandungan tidak subur"
"Kata siapa, sekarang zaman sudah canggih, obat obatan sudah maju, kb sekarang 100% aman" ucap ku
"Tapi aku tidak mau beli, kamu belikan ya"
"Kan bisa pesan lewat si kilat" ucap ku
"Oh bisa ya seperti itu"
"Bisa, pil kb tidak perlu rekomendasi dokter juga"
.
.
Jam 9 malam acara selesai karena mbak Fuka sudah up, jadilah ku order pil kb lewat aplikasi apotek 24 jam.
10 menit menunggu pesanan ku datang.
.
"Ini minum pilnya" suruh ku
"Ambilkan airnya juga"
Ku ambilkan airnya dari dapur.
"Ini beneran aman kan?" tanya mbak Fuka sekali lagi(masih keadaan telanjang)
"Aman" balas ku
Mbak Fuka meminumnya.
"Apa efek sampingnya?"
"Mengantuk mungkin" balas ku
"Ya sudah langsung tidur saja"
"Eh tidak lanjut?" tanya ku
"Tidak, kaki ku sudah kram, besok masih ada kerja"
"Baiklah jika begitu"
Mandi lalu tidur bersama.
.
Toel Toel
Mbak Fuka memainkan bibirku.
"Kenapa?" tanya ku
"Tak ku sangka ku lepas gelar gadis ku pada seorang anak laki laki berumur 15 tahun" balasnya
"Kenapa kata katanya tidak di ubah, ku lepas gelar gadis ku pada seorang pengusaha muda kaya, kan lebih bermoral jika begitu"
"Yang kita lakukan saja tidak bermoral bagaimana bisa di buat bermoral coba" kata mbak Fuka
"Hehe benar juga"
"Kamu ingat sesuatu Lucas kun ketika aku ingin kembali ke Tokyo?"
Haruka ~
Ingat, waktu itu kan kamu bilang mau shooting film dan melanjutkan karir mu sebagai idol kan?
"Lalu kamu ingat saat kamu mencegahku pergi?" tanyanya
Waktu itu kan kamu sudah ku kontrak kerja
"Ih bukan yang itu, tapi jata kata motivasi mu"
Oh yang ku bilang, jika kamu nyaman di sini jangan pergi, namun jika kamu nyaman di sana silahkan pergi, hidup bukan untuk cari uang saja tapi mencari tempat yang kamu rasa nyaman agar kamu betah untuk hidup, kembalilah jika sudah selesai urusan mu, Begitu kan?
"Yap, bagaimana kamu bisa bilang seperti itu dan di akhiri malah rela melepaskan ku"
Ya kamu bilang idol adalah impian mu, jadi aku tidak berhak jika kamu sudah memutuskan, aku ini orangnya mudah melupakan orang lain kecuali ia punya hubungan dengan ku, entah itu teman atau apalah, sebab dengan itu aku punya alasan untuk terus mengingatnya.
.
"Bagaimana jika aku sekarang menyuruh mu melupakan ku?" mbak Fuka bertanya
"Boleh di coba" balas ku
"Mau ku tampar?"
"Hehe, untuk sekarang sih jika kamu menyuruh ku tentu saja ku persilahkan, namun tentunya aku tidak akan lupa dengan mu karena kita pernah berhubungan badan"
"Yeh hubungannya tidak senonoh begitu masa di ingat ingat"
"Ya bagaimana ya, warna pink dan bau tubuh mu udah melekat di panca indra ku"
"Idih itu lebih parah"
.
"Mbak Fuka berapa tinggi mu?" tanya ku
"167 cm"
"Oh pendek ternyata"
"Itu tinggi termasuknya, kamu saja yang terlalu tinggi"
"189 cm, bagi pemain basket nba itu pendek" balas ku
"Bandingkan dengan orang Jepang bukan orang amerika, apalagi pebasket"
"Ya ya ya, aku ini sebenarnya memang tinggi, sekelas saja aku paling tinggi"
"Tapi apa kamu tidak khawatir ada penyakit kelainan gitu? Umur mu baru saja 15 kan Lucas, tinggi segitu sudah melebihi normalnya"
"Tidak masalah, aku pernah cek dan dokter kata itu memang tidak normal untuk tingginya, tapi tidak ada kelainan jadi aman"
"Tapi saat kelas satu smp saja kamu baru sepundak ku loh, kurang malahan"
"Kan aku pria, tingginya lebih cepat, btw sudah tidur gih ini sudah jam 11 malam" suruh ku
"Emm ada satu hal lagi"
"Apa?" tanya ku
"Aku menagih uang yang kamu janjikan" balas mbak Fuka
"Uang apa?"
"Uang kompensasi untuk gelar gadis ku yang kamu renggut"
"Lah jika kamu minta, kamu malah jadi seperti psk loh"
"Terserah yang penting 3 kali gaji" kata mbak Fuka
Note : gaji pokoknya mbak Fuka adalah 300 rb yen.
Ku ambil ponsel lalu ku kirim ke rekeningnya sebanyak 1 juta yen.
"Ini sudah ku kirim" ucap ku sambil menunjukan riwayat transaksi
"Oke, terima kasih" ucapnya
Ku tunjukkan saldo ku sekalian padanya.
"1 triliun?" kata mbak Fuka dengan bergetar
"Itu hanya satu kartu, belum yang lainnya" ucap ku yang malah membuatnya tambah bergetar
"Aku kamu nikahi sekarang pun bisa Lucas kun" ucap mbak Fuka
"Jangan gila karena harta, di tingkat ku sekarang bukan gayanya menghabiskan uang lagi kamu tau kan 1 triliun itu sebanyak apa, makan cilok sampai 30 tahun pun masih sisa banyak uangnya, mau lebih boros pun 1 triliun itu tidak mudah di habiskan, jadi jangan terburu buru menikah, nikmatilah masa muda ku dulu mbak Fuka" ucap ku
"Loh kamu masih memanggil ku mbak?"
"Benar, mau ku panggil chan nanti tidak sopan"
"Tidak masalah bagiku"
"Fuka chan"
"Sekali lagi"
"Fuka chan" balas ku yang sekarang membuat pipi mbak Fuka merah
.
Tidur lalu bangun jam 5.30.
Ku pergi keluar mencarikan sarapan, jam 5.40 kembali setelah mendapatkan nasi katsu.
"Fuka waktunya bangun" ucap ku sambil menggoyangkan pundaknya
Melihat tubuhnya yang masih telanjang membuat junior ku berdiri lagi.
"Gas sekali lagi kali ya" ucap ku dalam hati mumpung ia belum bangun
.
Ku ambil posisi, buka kakinya, lalu ku tembak sekali lagi.
Mbak Fuka langsung bangun.
"Lucas jangan" ucapnya sambil menahan rasa entah apa itu
"Sebentar satu ronde saja" balas ku
Mbak Fuka menurut dan boom, keluar di dalam setelah 10 menit.
"Mari mandi" ajak ku
"Aku belum memasak, kamu mandilah duluan"
"Aku sudah beli nasi katsu, jadi sekarang kita bisa mandi dulu"
"Owh jika begitu oke"
.
Satu bath up bersama mbak Fuka.
"Nanti kamu longgar Lucas kun?"
"longgar ku jam 5 sore ke atas, ada apa memangnya?" tanya ku
"Bukanya sekolah selesainya jam 2?"
"Aku ikut pelatihan olimpiade sampai 14 juli nanti, lalu setelahnya aku ada klub polo air"
"Oh begitu rupanya"
"Iya begitu, memangnya ada apa?" tanya ku lagi
"Mari kencan" ajaknya
"Di love hotel?" tanya ku
"Pikiran mu jangan mesum mesum lah, kencan ya seperti orang pacaran pada umumnya, pergi ke suatu tempat nikmati waktu bersama"
"Yah sekarang tidak Zamannya seperti itu, tapi mau kemana malam petang petang begitu?" tanya ku
"Entah" Mbak Fuka membalas
"Main saja ke rumah ku, main game nanti di sana" ajak ku
"Dimana?"
"Di kamar ku lah, kan gamenya ku taruh kamar"
"Tidak ada niatan mesum atau sebagainya kan?"
"Tidak" balas ku (kenyataannya ada)
"Oke, nanti aku akan datang sendiri ke rumah mu, orang tua mu welcome dengan ku kan?"
"Iya"
"Oh lalu bagaimana kamu bisa menduplikat kunci apartemen ku" mbak Fuka tanya lagi
"Ya pergi ke tukang duplikat kunci"
"Maksud ku kapan dan bagaimana kamu mendapatkan kunci aslinya"
"Sudah lama, waktu kamu teler, ku foto kuncinya lalu ku duplikat" balas ku
"Kamu tidak menucti pakaian dalam kan?" mbak Fuka memastikan
"Tidak lah, ngapain juga mencuri, beli saja bisa"
"Ya bukan begitu teorinya, kan pakaian dalam yang ku maksud punya ku dan bekas ku pakai jadi mungkin ya kamu punya fetishist aneh mungkin sepeti suka menciumi baunya"
"Kamu ini baru bergaul dengan ku sehari saja bilangnya sudah fasih begitu, dan aku tidak punya fetishist begitu asal kamu tau, mencium bau yang pakai pun bisa ini" ucap ku sambil mencium bau tengkuknya tempel bibir sekalian
"Geli Lucas jangan lakukan itu"
.
Jam 6.20 sarapan, jam 6.45 aku pergi ke sekolah sementara mbak Fuka tetap di rumah, ia kerjanya jam 8 soalnya.
..
Jam 7 sampai sekolah, langsung dah aku di labrak orang songong kemarin.
"Ada apa bung?" tanya ku
"Kamu pemimpin perusahaan gama gama kan, dasar pemimpin busuk, aku yang salah di sini kenapa orang tua ku yang kena getahnya!" teriaknya marah padaku
"Emm Ushikawa ya, sejak kemarin aku belum mendengar permintaan maaf mu padaku, kamu mengatai ku begini begitu, kamu yang emosi, kan sudah ku bilang kemarin juga, kamu akan susah dapat pekerjaan di masa depan, termasuk keluarga mu juga ikut maksud ku, sudahlah jangan ganggu aku" ucap ku sambil berjalan menjauh
"Ikuwake san, aku sebagai temannya mohon maafkan dia, ia belum tau apa apa soal kerasnya dunia, jika orang tuanya tidak bekerja masa depannya akan lebih buruh" ucap teman di sampingnya
"Permintaan maaf mu tidak ku terima, jika bukan dari mulutnya sendiri, jika teman mu itu mau minta maaf tolong lakukan dengan sungguh sungguh, agar aku bisa menarik namanya dari blacklist perusahaan ku" balas ku
"Dasar anjing, apa susahnya kamu melupakan kejadian kemarin, awalnya aku sudah minta maaf juga kan" teriak Umino padaku(Umino Ushikawa)
Aku berbalik padanya.
"Maaf mu bukan untuk ku yang kamu hina, hmm sudah lah aku tidak memaksa juga kamu minta maaf, cuma jika keluarga mu mau bekerja lagi di perusahaan ku ya silahkan aku masih menerima, dengarkan Umino san, egomu itu menghancurkan mu" ucap ku lalu pergi
Dia meneriaki ku, aku tidak peduli.
.
Info pedebatan ku sampai ke guru dan akhirnya aku di panggil sebelum pelajaran di mulai.
Di ruangan bk hanya ada kami bertiga, Yuki sensei aku dan si Umino itu.
Yuki sensei sebagai penengahnya.
Yuki sensei langsung menyuruh Umino untuk minta maaf agar urusan cepat kelar.
"Sensei anda berkata ini adil?" tanya Umino
(aku hanya mendengarkan)
"Sensei tidak ingin menjawabnya, kamu lebih baik minta maaf saja sekarang" Yuki sensei menyuruhnya lagi
"Sekolah ini tidak adil, hanya karena Ikuwake punya jabatan tinggi anda lebih mimihaknya?"
"Kamu yang salah di sini Umino, kamu yang wajib minta maaf"
Ku pijat kening karena kengeyelan bocah ini.
"Sensei biarkan aku bicara" ucap ku
"Silahkan Lucas"
"Umino san, dengarkan aku, kamu ini hanya siswa biasa yang taunya hanya minta uang minta jajan ke orang tua, kamu tidak tau kerasnya dunia kerja, kamu mengatakan a benar tapi kamu di salahkan karena pilihan mu bertolak belakang dengan tempat kerja mu, kamu lanjut dengan pilihan boleh saja namun risiko yang kamu tanggung mungkin di keluarkan karir mu hancur, tapi jiks menurut tempat kerja mu kamu bisa bertahan dan karir mu tetap berjalan, dua pilihanan itu jika ku tanyakan padamu kamu pilih yang mana?" tanya ku padanya
"Untuk apa juga aku menjawab"
"Jawab saja" ucap sensei
"Aku pilih mengikuti tempat kerja tentunya" ucapnya
"Nah kamu itu mentalnya cetek, kamu membiarkan yang salah demi sesuatu yang kamu sebut karir, seperti kamu sekarang, kamu memilih menghindari kata minta maaf demi ego atau entah apalah, apa susahnya minta maaf, apa kamu di didik untuk selalu di atas?" tanya ku
" Tidak "
"Jika tidak lalu kenapa kamu susah sekali minta maaf padaku, maaf sepele tapi aku tak suka sikap mu yang membentak ku mengatakan aku curang di seleksi olimpiade"
"Jadi sudah jelas kan sekarang Umino san?" tanya Yuki sensei
"Tidak" balasnya dengan cuek
"Hmmzz" ucap ku dan sensei
.
Akhirnya orang tuanya Umino yang di panggil, mereka minta maaf atas kelakuan anaknya padaku.
"Anak anda lebih baik di didik untuk menghargai orang lain" ucap ku pada mereka
"Baik Ikuwake sama akan kami lakukan"
"Kalian melamarlah kembali ke Pekerjaan kalian dulu, itupun jika kalian ingin, maaf sebenarnya aku memberikan black list pada anak anda tapi nama keluarga yang ter scan"
"Tidak masalah, kami tau ini karena salah anak kami juga"
.
Jam 8 kembali ke kelas.
Ikut pelajaran lalu jam 9.30 saat istirahat aku di kerumuni siswa siswi, mereka ingin diskon tiket masuk untuk summer event nantinya.
"Tidak ada diskon lah, ku berikan bocoran ya, event tahun ini menghabiskan anggaran sampai 7 miliar yen, jika ku berikan diskon nantinya pembeli lain merasa tidak adil, toh beli yang paketan kan lebih murah" ucap ku menghancurkan harapan mereka
Setelah bubar Kuroiwa bertanya padaku.
"Memangnya berapa harga tiket masuknya?"
"20 - 60 rb yen yang single" balas ku
"Huh semahal itukah" Kuroiwa kaget
"Memang mahal, tapi benefit bukan main juga, kamu tau kan festival musim panas di Hokkaido itu terkenal" tanya ku
"Tau"
"Nah yang terbesar dan terpopuler itu dari daerah ini, kembang api saja kita bisa pesan sampai 2 ton lebih, pesta pergantian tahun di Tokyo pun kalah dengan hanabi di sini ketika festival itu"
"Tunggu, 3 hari kan kembang apinya di nyalakan?" tanya Kuroiwa memastikan
"Yap, setiap sabtu tiga minggu terkahir sebelum festival obon, lalu puncaknya di obon"
"Wow"
"Kami jadi panitia mana memangnya?" aku bertanya
"?" Kuroiwa bingung dengan apa yang ku tanyakan
"Panitia di summer nantinya" ucap ku
"Oh aku di panitia jaga Akuarium, aku belum di pegangi pekerja yang perlu persiapan matang soalnya"
"Berusahalah, nantinya tiap karyawan akan dapat 1 tiket menonton konser, tinggal pilih saja, lalu selepas summer time akan ada liburan khusus entah itu ke taman bermain ataupun ke daerah lain di Jepang, jadi susah dulu tidak masalah sebab di akhir akan jadi manis" ucap ku
"Karyawan baru dapat liburan?"
"Yang sudah terikat kontrak bisa ikut, aturan di perusahaan ku 1 bulan training lalu selanjutnya mulai di kontrak jika bagus dan jika tidak maka di lepas saja, tidak ada perpanjangan masa training, jadi kamu segera adaptasikan diri, oleh sebab itu juga nantinya mulai tanggal 1 Juni, Akuarium tidak akan menerima pegawai baru"
"Eh tapi aku bisa masuk"
"Kan aku punya wewenang tertinggi bruh"
"Oh benar juga"
.
Mona ikut nimbrung.
Kami ngobrol dengan biasa saja sih.
.
Lalu masuk jam pelajaran lagi tapi aku pergi ke perpustakaan untuk belajar materi olimpiade.
Ditemani oleh dua Senpai, kami berdiskusi dengan tanya jawab sekalian bertanya satu sama lain jika tidak tau sesuatu hal.
Nantinya yang lolos ke nasional adalah 2 orang, tapi yang berat adalah seleksi di Prefekturnya, sekarang sekolah yang ikut sampai 120 sekolah, dengan perwakilan masing masing 2-3 siswa.
Tapi ya aku sih optimis saja, sebab tingkatan ku bukan di nasional lagi sebenarnya.
Jam 11 aku cabut duluan ke kantin untuk makan bekal ku karena otak ku sudah panas.
Maklum saja materi olimpiade sebenarnya sama, tapi tipe soal selalu berubah ubah.
.
Skip jam 2 siang waktunya pulang.
Buka loker sepatu dan terlihatlah amplop cinta.
"Temui aku di belakang sekolah" kata kata di dalamnya
Langsung dah ku menuju belakang sekolah karena kepo siapa yang menulis ini.
.
Di belakang sekolah.
"Mona chan?" ucap ku kaget
"Lucas kun, aku suka padamu, tolong jadikan aku pacarmu" ucapnya padaku
Otak ku loading.
"Kamu yang menulis ini?" Tanya ku sambil menunjukan suratnya
"Iya, jadi apa kamu menerima perkataan ku tadi?" Mona menunggu jawaban iya
Aku jadi tidak enak dengannya jika harus ku tolak, tapi demi mbak Fuka akan ku lakukan!!
"Aku sudah punya pacar Mona chan, tapi jika kamu mau ku jadikan yang kedua aku mau mau saja" ucap ku
"Huh?" Mona kaget
"Aku sudah punya pacar, tapi jika kamu mau ku duakan aku mau menerima cinta mu" ucap ku
"Siapa?"
"Kamu tidak mengenalnya, tapi beneran jika kamu menerima di duakan aku mau mau saja" ucap ku lagi
"Mana mungkin aku mau!"
"Ya siapa tau kamu mau jika tidak ya sudah mau bagaimana lagi" balas ku
.
Kami berpisah ia pergi entah kemana sementara aku pergi ke klub polo air.
Di ruangan klub.
"Minato belum hadir?" tanya ku ke yang lain
"Di kelas ia tidak masuk hari ini" kata Ami ami
"Lalu si Eitaro mana?" tanya ku lagi
"Katanya ia ingin pergi ke suatu tempat dulu, kita latihan dulu saja" ajak Jo senpai
"Aku tidak mau jika seperti itu, Eitaro kemungkinan ikut ikutan keluar, jadi tidak ada gunanya berlatih" lata Ami ami
Jo Senpai melihat padaku
"No coment" ucap ku karena kenyataan itu benar, polo air minimal 7 orang yang main dan ada 2 pemain pengganti
.
Terjadi cekcok akhirnya antara Ejiri dan Ami ami.
Satu sisi mengatakan latihan tetap perlu, satu sisi mengatakan latihan akan sia sia.
.
Aku duduk sendirian di pinggiran kolam renang lalu mem vc mbak Fuka (manggilnya tetap mbak Fuka, tapi jika ketemu ya sayang jadinya)
Hanya berdering saja.
"Hmm dia belum istirahat sepertinya" pikir ku
Ya sudah ku matikan ponsel dan lanjut berenang sendirian saja.
°
Ringg!!
Ponsel ku bergetar di dalam air.
Naik ke darat dulu lalu menerima telepon.
"Aku ingin jadi yang kedua namun kenalkan aku dengan pacar mu yang pertama" ucap Mona di telepon
"Eh yakin?" tanya ku dengan kaget
"Jangan buat aku mengulanginya Lucas kun"
"Bukan begitu, tapi apa kamu tidak merasa aneh jika harus menerima pacar yang sudah punya pacar?" tanya ku
"Disini kamu juga aneh karena sudah punya pacar tapi mengatakan tidak masalah punya lagi"
"Emmm sebenarnya pacar ku yang itu sudah jadi calon istriku"
Disana Mona kaget lagi.
"Jika begitu jika aku jadi yang kedua jadikan aku calon istri juga" ucapnya
"Bukan begitu juga caranya, akan ku katakan dulu nama pacar ku yaitu Fuka Miyazawa, idol di tiap iklan Akuarium gama gama, kamu yakin mau maju?" tanya ku
"Maju dong, aku tak kalah cantik dan menang di oppai juga" balasnya tanpa ragu ragu
"Huh baiklah nanti mari ku ajak ke rumah untuk bertemu denganya dulu, jika ia tidak menerima ya sudah aku lebih memilih dirinya daripada kamu, dan ku harap kamu tidak sakit hati" ucap ku
"Dia di rumah mu sekarang?"
"Tidak, nantinya ia mau mampir untuk main game di rumah ku tepatnya"
"Oh, jika begitu jam berapa? Aku akan datang"
"Jam 5 nanti kamu akan ku jemput" ucap ku
"Baiklah akan ku tunggu jika begitu"
.
1 jam berlalu akhirnya Minato dan Eitaro datang.
"Aku kembali karena anak ini yang ingin, sebelumnya aku mau lihat cara main kalian dulu" ucap Minato dengan nada tinggi
Ejiri hendak marah namun ku hentikan.
"Otaknya tidak beres jadi mungkin itu kepribadiannya yang lain" ucap ku pada Ejiri
"Bisa seperti itu?"
"Bisa"
"Ano sebenarnya itulah kepribadian asli dari Minato Senpai, tampangnya yang riang gembira sebenarnya itu yang salah, yang benar ya ia suka marah marah" kata Eitaro
Kami memahami dan akhirnya Jam 4 baru mulai latihan.
.
Operan dan shooting kami lakukan.
Untuk ku, Eitaro, dan Jo senpai tidak masalah, namun yang lain punya banyak problem.
"Sabar bung, mereka baru belajar 1 minggu, jadi tidak mungkin bisa langsung menguasai" ucap ku pada Minato
"Polo Air itu susah, jadi jika tidak buru buru target kalian ke inter high hanya jadi mimpi semata, ayolah kalian kan sudah ku ajarkan cara shoot"
.
Minato mempraktekan namun hasilnya sangat buruk, arahnya ke gawang namun tidak keras ataupun cepat sehingga jo Senpai mudah menangkapnya.
"Tidak masalah bung" ucap Jo senpai menyemangati
Jam 5 latihan selesai langsung ku bergegas ke rumahnya Mona tanpa ikut berendam air hangat dulu.
.
Ku boncengkan dengan motor astrea ku.
.
Di perjalanan hanya diam saja tanpa bicara.
Jam 5.15 sampai rumah saat itu juga mbak Fuka baru datang juga.
"Ah kebetulan sekali Sayang, aku mau mengenalakan dan jika boleh ini pacar kedua ku nantinya" ucap ku langsung padahal belum turun dari motor
"Huh?" ucap mereka berdua bersamaan
"Masuk saja dulu lah" suruh ku
.
Kami bertiga masuk ke kamar ku, izin ibu dulu tentunya.
"Duduk saja dulu, jangan gledah gledah, akan ku ambilkan air dan snack dulu" ucap ku
.
.
Pergi ke dapur untuk cari apa yang bisa di makan dan di minum.
"Cari apa Lucas?" ibu bertanya
"Makanan ringan dan minum untuk tamu ku" balas ku
"Ara, tamu atau pacar, dua lagi" ucap ibu
"Satu pacar satunya belum" balas ku tanpa malu malu
"Kamu beneran mau punya istri lebih dari satu ya?" ibu bertanya
"Ya jika bisa sih begitu"
"Sebenarnya apa sih yang membuat mu ingin istri banyak?" ibu bertanya sambil menyiapkan snack dan minum
"Ya ingin saja" balas ku
Ibu geleng geleng.
.
"Ini antarkan, jangan main bertiga loh ya" ucap ibu sambil memberikan nampan berisi apa yang ku butuhkan
"Tidak lah bu, lagian mana kuat diriku"
"Hahaha, ibu hanya mengingatkan, bukannya gimana ya, tapi bertukar lendir itu hal yang berbahaya jika masuk ke tubuh"
"Kajwuahshushb jangan katakan hal aneh aneh bu" ucap ku lalu kembali ke kamar
.
.
"Ini makanannya silahkan di nikmati" suruh ku
Kris krik
"Kenapa hanya diam saja?, ini sus coklat dan vanila loh enak dan manis" ucap ku
Aku mendapatkan tatapan mengerikan dari mbak Fuka.
"Sudah kenal dan cerita?" tanya ku ke mbak Fuka
"Iya" malah Mona yang menjawab
"Emm sayang, aku bilang padamu, kamu boleh menolak dan Mona chan tau risikonya juga, aku tetap akan memilih kamu kok, namun jika kamu membiarkan Mona kamu juga turut berbagi kebahagiaan sebenarnya" ucap ku
Plak!!
Aku kena tampar.
Mona kaget.
"Tenang ini sudah biasa" ucap ku pada Mona
Mbak Fuka keluar kamar tanpa mengucap sepatah katapun, mungkin ia merasa tidak di hargai.
"Tidak kamu kejar Lucas kun?" Mona bertanya
"Ku kejar lah" balas ku lalu ikut keluar.
.
"Kan susah kan jadinya" ucap ayah saat berpapasan di ruang tamu
"Shutt ayah diam dulu, perjuangan cinta akan ku lakukan, tolong doakan anak ku ini" suruh ku
.
Di garasi rumah.
"Sayang" ucap ku
"Oh maaf itu agak memalukan, Fuka chan!" teriak ku mengulangi
Ia tidak peduli dan hendak gas naik motornya.
Ku hentikan langsung di depannya.
"Jangan pergi dulu" suruh ku
"Minggir atau ku tabrak!" mbak Fuka mengancam
"Kamu gas malah motor mu yang rusak" balas ku
Broom!
Mbak Fuka nekat.
Ku tahan motornya maju.
"Hey aku bercanda tadi, jangan di gas beneran!" teriak ku
"Minggir!!"
"Aku minggir aku malah jatuh nanti, kamu jangan gas dulu" ucap ku
Gas di pelankan
"Habiskan gasnya!!" teriak ku
Gas di habiskan.
Ku ambil langsung kunci motornya, yang akhirnya membuat motornya mati.
"Baiklah sekarang dengarkan aku Fuka chan" ucap ku
"Mau mendengarkan apa, aku harus menyetujui hubungan kedua mu? Aku sebagai wanita merasa tidak di hargai di sini"
"Lha kamu ku hargai 1 miliar yen nanti malah mengatai ku yang tidak tidak, pokoknya dengarkan dulu, kan aku bilang tadi, jika tidak mau ya sudah Mona akan mundur juga dan aku tetap memilihmu" ucap ku
"Aku jelas memilih tidak lah!"
"Ya sudah tinggal katakan saja apa susahnya" balas ku
"Kamu memarahi ku?" mbak Fuka bertanya
"Siapa yang marah, kamu yang marah adanya, nih lihat pipiku merah karena tangan mu
"Salahmu sendiri" balas mbak Fuka
"Kan kamu yang tiba tiba menampar oi"
.
Mona yang mendengar percakapan kami pun tidak bisa berbuat apa apa, karena ini memang risikonya seperti yang di beritahu Lucas padanya.
Jadinya ku antar ia pulang ke rumah dulu.
"Maaf ya sudah memberikanmu harapan, kamu pasti dapat laki laki yang lebih baik dariku" ucap ku padanya
.
Next..