Kapitel 218: Kekecewaan Dika

"Gua masih ga habis pikir kalo Lia itu sekarang lagi dekat sama Dika. Sejak kapan ya dia saling dekat kaya gitu? Kayanya mereka berdua udah lama banget dekat kaya gitu. Ahh gua kenapa masih mikirin Lia lagi si? Padahal baru aja tadi gua janji sama Aqilla kalo gua bakalan buat Aqilla bahagia. Masa gua malah mikririn wanita lain lagi si. Yaudah lah, lebih baik gua istirahat aja sekarang," pikir Rian.

Setelah memikirkan Lia dan Aqilla, Rian pun langsung berusaha untuk bisa tertidur pada malam hari ini. Karena hari sudah sangat larut malam dan besok dia juga harus tetap masuk sekolah. Ketika Rian hendak memejamkan matanya, tiab-tiba saja ada telepon masuk dari ponselnya.

"Siapa si yang telepon malam-malam kaya gini? Ganggu orang aja."

Kemudian Rian pun langsung mengeceknya. Siapa orang yang malam-malam kaya gini sudah menelponnya kali ini.

"Aqilla? Kenapa ya Aqilla malam-malam gini nelepon gua? Jangan-jangan terjadi sesuatu sama Aqilla," pikir Rian.