Hari yang melelahkan untuk ukuran anak kuliahan seperti Alex yang kini sudah siap dengan pakaian tidurnya, hanya kaos putih polos dengan celana boxer yang paling nyaman.
Beberapa jam bersama dengan Nada membuat banyak teka-teki kembali menyeruak dan berkembang satu sama lain di dalam memori otaknya.
Ia penasaran, ia ingin melihat apa yang Nada lihat. Memang terdengar seperti ingin menghampiri ajal, tapi persetan dengan semua itu, ia tidak ingin kejadian buruk ini lebih menimpa banyak orang lagi, apalagi menyisakan kasus yang tidak pernah terselesaikan.
"Arghh, kenapa rasanya tidak tenang?" Alex memutuskan untuk mengubah posisi tiduran menjadi duduk di atas kasur dan menyambar buku pemberian ibunya yang memang sengaja ia letakkan di atas mena samping tempat tidur.
Ayolah, ia ingin menyelesaikan apa yang tidak bisa di selesaikan oleh orang lain, detektif handal sekalipun.
Alex bersikeras, dan kini mulai memangku buku yang setiap lembar halamannya sudah terdapat bercak menguning, sudah dapat di tebak seberapa lama buku ini telah di simpan rapat dengan rapih.
"Tulisan apa ini? Romawi kuno? Atau apa.."
Ada beberapa tulisan yang tertulis dengan huruf-huruf yang menyulitkan untuk di baca Alex karena ia tidak mempelajarinya sepanjang hidup.
Tulisan dengan pena hitam, pena merah, seolah memiliki artian berbeda yang dihasilkan dari pembedaan warna dari pena tersebut.
'Roh yang tidak tenang, akan mengajak jiwa yang masih hidup untuk berkelana bersama'
"Dan apa maksudnya itu?"
'Makhluk jahat pemakan jiwa manusia dan membiarkan raga mereka tersimpan rapat di dunia cermin'
'Raga menusia yang terperangkap akan menjadi santapan menggiurkan bagi semua makhluk pengincar jiwa'
'Dunia cermin, penuh teka-teki'
Alex menaikkan sebelah alisnya. Ia kurang mengerti tepat di bagian 'raga mereka tersimpan rapat di dunia cermin', apa yang di maksud?
Apakah sebenarnya raga manusia dibiarkan hidup sedangkan roh nya di ambil? Lalu? Yang Nada ceritakan tentang perempuan itu… bukankah jika jiwa sudah meninggalkan raga, sama saja tidak ada kehidupan?
Tunggu sebentar, oke Alex menjadi bertambah 2x lipat menjadi pusing dengan permasalahan ini.
Alex membalik ke halaman selanjutnya, dan ia menemukan beberapa potongan gambar hitam putih, gambar sebuah kunci yang di gantung pada kalung.
Menajamkan penglihatan, ia seperti pernah melihat kalung tersebut. Tapi, ia lupa dimana pernah melihatnya.
"Sialan, kenapa ingatan ku sangat buruk?" Dan pada akhirnya Alex menyerah untuk berpikir hal yang sudah ia lupakan.
Alex membaca kalimat penjelasan.
"Kunci iblis, wow nama kunci yang menyeramkan." Ia sedikit berkomentar. "Kunci iblis adalah kunci yang hanya di pegang oleh sang 'penguasa' yang menghidupkan semua makhluk di dalam cermin, menjadikan mereka agresif dan haus akan jiwa manusia."
Alex terkesiap, ia mengerjapkan kedua bola matanya berkali-kali. "Berarti? Yang memiliki kunci ini adalah penyebab dari segala hal yang menyeramkan? Kalau benar, pasti dia sudah memiliki dosa yang berlipat ganda." ucapnya dengan nada bicara yang kesal, sudah pasti semua orang kesal jika mengetahui kebenaran yang seperti ini.
"Kegunaan kunci iblis ini memudahkan 'si penguasa' dapat masuk ke dalam dunia cermin dan bisa mengendalikan para makhluk buas. Sekalipun bukan target jiwa mereka, jika memiliki kunci ini pasti dapat melihat apa yang dilihat oleh target selama ini."
Kedua bola mata Alex berbinar, ia seperti mendapatkan pencerahan dan juga solusi untuk permasalahan yang sangat amat teramat rumit.
"Jadi, jika aku memiliki kalung berkunci itu, aku memiliki kesempatan untuk blacklist Nada dari target makhluk menjijikan tersebut?"
Awalnya, musnah sudah harapan Alex untuk berjuang karena ia tidak pernah melihat apapun yang dilihat oleh Nada. Tapi, sekarang ia seperti memiliki jalan keluar dengan mengetahui ada benda yang dapat membantunya.
Alex membalik halaman berikutnya, setelah itu dapat melihat gambaran makhluk. Bagaimana rupa, bentuk, dan penampilannya. Sungguh buruk.
Yang tergambar di buku yang kini sedang dilihat oleh Alex adalah sosok menyeramkan, tubuh berotot, namun tidak memiliki kepala. Ada juga yang seperti laki-laki beranbut panjang sebahu yang terlihat berantakan, membawa rantai di tangan kanan karena tangan kirinya sudah putus, kaki banyak luka, dan bagian tengah keningnya bolong memperlihatkan otak yang masih berdenyut.
Juga masih banyak sosok lainnya yang membuat perut Alex terasa mual.
"Serius? Nada setiap kali bercermin selalu melihat semua sosok yang menjijikan ini? Rasanya aku ingin mengeluarkan isi perut ku."
Otak Alex berpikir keras, ia meletakkan buku kuno dari pangkuannya ke sampingnya. Ia bergerak untuk mengambil laptor yahg berada di meja belajar, di samping ranjang tidur yang kini ia tempati.
Membuka penelusuran Google untuk mencari tau beberapa informasi seputar kasus orang hilang tepat di rumah Nada, ia hanya ingin tau beberapa alasan kasus tersebut selalu di tutup begitu saja tanpa menghasilkan sesuatu yang memuaskan.
Jemarinya menari-nari di atas keyboard, pandangannya pun lekat dan tajam. Tak lupa, tatapannya juga serius kala melihat ke arah layar laptop yang kini menyaksikan seputar berita yang serupa dari tahun ke takun.
Hilangnya Satu Orang Dari Tahun Ke Tahun, di tempat kejadian serupa.
Kenapa kasus selalu di tutup?
Tidak memiliki jalan keluar dan pencerahan dari apa yang terjadi.
PIHAK KEPOLISIAN TIDAK MEMPERCAYAI ADANYA PERNYATAAN TENTANG MAKHLUK KEJAM DI BALIM CERMIN.
HATI-HATI, RUMAH ITU BERHANTU.
Tapi, kenapa masih saja di sewa? Kenapa juga masih dijadikan tempat tinggal?
Alex membaca beberapa judul dengan capslock yang mampu membuatnya berpikir keras serta mengernyitkan dahi sebab kebingungan.
Sudah wajar jika pihak kepolisian menutup kasus ini karena memang tidak ada bukti sama sekali, belum lagi memang beberapa orang yang tidak percaya dengan kejadian mistis.
Contohnya, dulu Alex juga tidak pernah percaya dengan kejadian yang menurutnya sangat memuakkan ini. Namun ketika ia melihatnya secara langsung, melihat Nada yang tampak stress walupun saat ini belum berdampak hebat bagi mentalnya, tapi ia percaya kalau hal mistis bisa saja menjadi penyebab beberapa kecelakaan termasuk kasus orang-orang meninggal.
Kursor laptop terus saja ia gerakkan untuk menggulung layar, membaca setiap informasi yang ia dapatkan. Informasi? Bahkan kini yang ia baca hanyalah omong kosong belaka.
"Sebaiknya aku harus memanggil paranormal, bukankah memang seharusnya tindakan seperti ini yang daridulu di ambil?"
Alex menganggukkan kepala, sepertinya ia memiliki banyak rencana, namun untuk memantapkan rencana pun harus memiliki niat yang matang dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh.
"Oke, kalau ini waktunya aku bersikap menjadi detektif… sebaiknya aku tidur lebih dulu untuk memulihkan energi dan juga besok harus pergi kuliah."
Sebaiknya sudahi dulu waktu berpikir, Alex membereskan kembali barang-barang yang berada di atas kasurnya agar lebih leluasa dan nyaman untuk tertidur.
"Semoga Nada juga tidur nyenyak malam ini dan setidaknya, sudah tidak ada lagi yang mengganggu, mungkin? Ya, aku berharap besok adalah hari yang terbaik seperti cerahnya mentari."
…
Next chapter