App herunterladen
1.52% (Not) A Perfect Marriage / Chapter 6: Pertemuan Pertama

Kapitel 6: Pertemuan Pertama

Tepat pukul 10.00 Arseno menatap ke jalanan dari dalam mobil yang membawanya.

'Hari ini aku akan bertemu dengan wanita yang akan di jodohkan denganku, entah bagaimana rupanya aku berharap dia sangat jelek hingga aku bisa menolak dia,' batin Arseno.

"Kak, Kakak gak apa-apa kan?" tanya Yuriza yang menyadarkan Arseno dari lamunannya. Yuriza duduk persis di sebelah Arseno. Mereka berdua duduk di kursi belakang, sedangkan Tuan David dan Nyonya Diva duduk di kursi tengah mobil yang di kemudikan oleh sopir Tuan David.

"Tidak," ucap Arseno singkat.

Arseno melihat mobil yang membawa mereka masuk ke halaman rumah panti asuhan. Kini, mereka mulai keluar dari mobil tersebut dandibagian depan tertulis nama Panti Asuhan Dwi Hasanah. Arseno yakin memang dirinya dibawa ke panti asuhan yang sering di bicarakan oleh Mamanya.

"Ma kenapa ke panti? Bukannya kita mau bertemu wanita itu?" tanya heran Arseno.

"Wanita itu ada di dalam, Arseno," ucap Nyonya Diva.

'Ada di dalam? Apakah dia pemilik panti ini? Tidak, bukan dia. Pemilik panti ini adalah Bu Sri. Bu Sri sudah berumur, mana mungkin akan di jodohkan kepadaku,' batin Arseno yang mulai gelisah.

'Tidak lucu bukan jika seorang CEO dari perusahaan terbesar di Indonesia akan menikah dengan seorang wanita hmmm lebih tepatnya nenek-nenek,' batin Arseno yang ngeri dengan bayangannya sendiri.

"Arseno ayo masuk!" teriak Nyonya Diva saat melihat anaknya masih berdiri mematung di halaman, sedangkan Nyonya Diva sudah beranjak mendekati pintu masuk.

Arseno langsung tersadar dan berjalan mengikuti kedua orang tuanya dan adik perempuannya.

"Tuan David, Nyonya Diva, Tuan Arseno dan Nona Yuriza selamat datang di panti asuhan Dwi Hasanah, silahkan masuk ke dalam," ucap Bu Sri yang sangat semangat menyambut tamu istimewanya.

"Terima kasih Bu Sri," ucap Nyonya Diva yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Silahkan duduk Nyonya Diva," ucap Bu Sri.

Namun Nyonya Diva langsung tertuju ke halaman belakang rumah, disana sudah tertata makanan dan anak-anak sedang bermain-main di belakang sana.

"Bu Sri sebaiknya kita langsung saja ke halaman belakang," ucap Nyonya Diva.

"Maaf Nyonya Diva, namun di belakang sangat panas karena sinar matahari, sebaiknya Nyonya Diva disini saja, untuk makanannya nanti biarkan Jingga dan Adisty yang membawanya," ucap Bu Sri hati-hati.

"Bu Sri saya kesini tidak bermaksud untuk menjadi istimewa disini, biarkan saya, suami saya dan anak-anak saya berkenalan langsung dengan anak-anak di panti asuhan ini," ucap Nyonya Diva.

Bu Sri tampak terdiam mendengar perkataan Nyonya Diva.

"Bu Sri apa yang di katakan istri saya benar, biarkan kami berkenalan langsung dengan anak-anak disini, lagian kami udah lama tidak mengunjungi panti asuhan ini," ucap Tuan David.

"Baiklah, mari saya antarkan ke halaman belakang," ucap Bu Sri yang memutuskan.

Akhirnya semua berjalan menuju halaman belakang. Entah kenapa Nyonya Diva sangat bahagia melihat anak kecil, dirinya kembali teringat saat Arseno dan Yuriza masih kecil dan lucu.

"Nyonya Diva, kalau panas duduklah disana," ucap Bu Sri yang menunjuk kursi kosong yang terlindungi oleh panas matahari.

"Bu Sri jangan mengistimewakan kami, disini kita sama Bu, kami akan bermain dengan anak-anak disini," ucap Nyonya Diva yang memegang lengan Bu Sri.

"Baik Nyonya Diva," ucap Bu Sri.

"Ma, Yuriza kesana yah sama anak kecil itu," ucap Yuriza menunjuk gadis kecil yang lucu. Ya yang di tunjuk oleh Yuriza adalah Anna.

"Ya," jawab Nyonya Diva.

Yuriza pun berjalan ingin menghampiri Anna, namun ternyata ada Jingga yang juga menghampiri Anna.

"Kak Jingga," ucap Yuriza.

"Nona Yuriza, senang bertemu kembali," ucap Jingga.

"Ternyata Kakak tinggal disini yah," ucap Yuriza yang pura-pura tidak tahu. Yuriza sering ke butik Jingga untuk membeli pakaian disana, bukan karena ingin memakainya namun semua ini adalah atas perintah Nyonya Diva yang ingin memantau butik Jingga.

"Iya Nona, saya tinggal disini sudah 10 tahun yang lalu," jelas Jingga.

"Wah sudah lama yah ternyata, oiya ini siapa namanya? Tadi aku melihat dirinya termenung sendiri," ucap Yuriza.

"Ayo kenalan sama Nona Yuriza," ajak Jingga.

"Halo Nona Yuriza, nama saya Anna," ucap gadis munggil bernama Anna.

Sementara itu ada Arseno yang sedang duduk di sebelah deretan minuman. Kini dirinya benar-benar stres dengan permintaan kedua orang tuanya yang tidak masuk akal baginya.

'Kalau saja mereka berdua bukan kedua orang tuaku, aku tidak akan mau mengikuti permintaan bodoh ini, sampai saat ini Mama tidak memberitahu siapa wanita yang akan di jodohkan kepadaku, aku benar-benar muak melihat anak kecil berlari kesana dan kesini,' batin Arseno yang sudah mulai kesal.

Arseno pun berdiri dari duduknya namun tiba-tiba ...

Bruk!

Seorang anak kecil tiba-tiba menabrak tubuh besar Arseno. Arseno tentu saja tidak merasakan sakit, namun dia merasakan ada yang basah dibagian celananya.

"Beraninya kamu menumpahkan minuman ke celana saya," bentak Arseno saat melihat celananya sudah basah berwarna merah sirup.

Bentakan Arseno sukses membuat semua orang terdiam dan ketakutan melihat sikap Arseno yang sangat marah kepada anak kecil tersebut.

"Tuan, maafkan saya, saya tidak sengaja," ucap anak kecil tersebut sambil menunduk.

"Kamu tahu tidak celana saya sangat mahal, dan kamu hanya anak panti mana mungkin bisa menggantinya," bentak Arseno lagi sambil melayangkan tangannya ke arah anak kecil tadi.

"Tuan," ucap Jingga yang langsung memeluk anak kecil tersebut.

"Tuan, saya atas nama Ridho meminta maaf karena sudah menumpahkan minuman ke celana Tuan dan membuat Tuan marah," ucap Jingga memohon sambil menyatukan kedua tangannya dan berlutut di bawah Arseno.

"Jingga berdiri!" perintah Tuan David yang mendekati Arseno dan Jingga.

Jingga awalnya nampak ragu namun Tuan David mengangguk.

"Arseno apa yang kamu lakukan?" tegas Tuan David.

"Anak kecil ini sudah menumpahkan minuman ke celana Arseno, Pa," ucap Arseno.

"Anak kecil tadi siapa namanya?" tanya lembut Tuan David.

"Ridho, Tuan," ucap Ridho sambil memegang tangan Jingga, terlihat sekali jika Ridho sangat ketakutan dengan sikap Arseno.

"Oke Ridho kamu pergi dulu yah sebentar, Tuan mau berbicara dengan anak Tuan, Arseno," ucap Tuan David.

"Baik Tuan," ucap Ridho yang langsung berlari meninggalkan Tuan David, Arseno dan Jingga.

"Jaga sikap kamu! Ridho masih anak-anak dan semua yang ada disini anak-anak, apakah kamu tidak malu bersikap kasar di depan anak-anak?" ucap kecewa Tuan David kepada anaknya.

"Arseno kesal Pa. Ini celana mahal dan pemberian Selva," ucap Arseno.

"Ohh karena ini dari Selva kamu seperti orang tidak punya malu dan sopan santun? Percuma kamu kuliah jauh di luar negeri kalau etika tidak kamu terapkan disini!" bentak Nyonya Diva yang kecewa tehadap anaknya.

"Nyonya Diva dan Tuan David, disini memang Ridho salah karena menabrak Tuan Muda Arseno, saya sangat meminta maaf karena mereka sudah menumpahkan minuman ke celana Tuan Muda," ucap Jingga yang merasa tidak enak.

"Jingga, Ridho masih anak-anak berlari bermain memang adalah hak mereka. Jika mereka salah bukan berarti di bentak seperti itu, lagian Ridho langsung meminta maaf, bukan? Anak sekecil itu saja tahu rasa hormatnya," ucap Nyonya Diva.

"Nyonya Diva dan Tuan David sebaiknya kita berbicara di ruangan saya saja, tidak enak dilihat anak-anak," ucap Bu Sri yang memperhatikan banyak anak-anak yang menonton drama yang diciptakan oleh Arseno siang ini.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C6
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen