App herunterladen
16.96% Marry U Again, Aimee / Chapter 38: 038 ( Daftar Blacklist Karyawan )

Kapitel 38: 038 ( Daftar Blacklist Karyawan )

Mengikuti Doren dan Daryan duduk di sofa panjang.

Daryan bertanya dengan sedikit heran pada Alfin.

"Apa ada tugas baru untuk kami, Tuan?" tanyanya.

Tersenyum datar dan membenarkan. Alfin menatap lurus Daryan.

"Ya. Karena aku percaya pada kemampuanmu dan kinerjamu. Kau, temani mereka pergi ke kota D!"

Saling menatap dan terlihat tidak mengerti.

Aimee, Doren dan Daryan menatap Alfin bingung.

"Aku ingin menugaskan kalian untuk mengerjakan 'Proyek Deluxe 2' di kota D."

Aimee terpaku di tempat.

Lupa letak pembangunan shopping center Deluxe 2. Kota D menjadi satu-satunya tujuan utama proyek itu. Tapi, jika dia pergi. Bukankah Zack juga akan ikut?

Seperti mendapatkan jawaban meski tidak menyuarakan pertanyaan yang ada dalam benaknya.

Aimee nampak kecewa ketika mengetahui percakapan antara Alfin dengan Harry ternyata tidak membuahkan hasil baik untukknya.

Alfin berkata lagi.

"Lusa. Kalian harus berangkat ke sana dan semua akomodasi akan ditanggung oleh kantor."

Doren memberikan tatapan berbeda. Baru saja berpikir akan lepas dari dinas luar. Doren akhirnya diberikan pekerjaan semacam ini lagi?

Doren bertanya dengan kecewa.

"Apa tidak terlalu cepat?" tanyanya masih terkejut.

Aimee mengangguk setuju.

Dia butuh mempersiapkan hati.

"Harry yang menginginkannya. Jadi kalian tidak bisa mengelak dan menegosiasikannya denganku."

Tidak ada yang membantah karena tahu akan percuma.

Daryan, Aimee dan Doren kompak mengangguk paham.

Daryan yang nampak paling santai diantara yang lain.

"Kalau begitu, aku akan menyelesaikan sisa pekerjaanku sebelum berangkat."

Alfin selalu menyukai pekerjaan Daryan. Cekatan, dapat dipercaya dan diandalkan. Alfin melirik Aimee.

"Bagikan laporan hasil diskusi Deluxe 2 hari ini pada rekanmu yang lain. Lalu jelaskan sedetail mungkin apa saja yang harus mereka kerjakan dan lakukan untuk membantumu."

Aimee mengangguk datar.

"Ya."

"Buat schedule apa saja yang perlu kalian lakukan untuk melakukan peninjauan di sana dan bawa semua perlengkapan yang kalian butuhkan, dan juga buku catatan."

Aimee mengangguk untuk kedua kalinya.

"Ya."

"Lalu, jangan lupa untuk melaporkan semuanya padaku secara detail setiap harinya selesai melakukan aktivitas."

Aimee mengangguk.

"Ya."

Namun mendadak menatap Alfin.

"Anda tidak akan ikut dan terlibat?" tanya Aimee terkejut.

Mengangguk dan membenarkan dugaan Aimee dengan sikap santai.

Aimee diam-diam mencibir Alfin.

Aimee mengumpat.

Dasar curang dan licik!, batin Aimee.

Pemberitahuan itu berakhir dengan semangat Aimee yang sudah menguap entah kemana. Turun ke tingkat terendah dan tidak punya jalan keluar.

Doren menepuk pundak Aimee, seakan-akan mengerti bagaimana perasaan Aimee yang tidak ingin bertemu Zack sepanjang hari.

Aimee tersenyum kecut.

Bagaimana mungkin Doren bisa tahu segala kerisauan Aimee?

Aimee mengutuk diri sendiri yang tidak punya kepercayaan diri mengakui hubungan masa lalunya dengan Zack.

Bukan karena dia tidak yakin ada yang percaya ceritanya.

Hanya saja, Aimee tidak yakin. Apakah hal itu akan berpengaruh? Atau malah semakin memperburuk keadaan?

Prihatin Doren berubah jadi senyum ceria.

"Akhirnya aku bisa ikut terlibat dan menikmati ketampanan Tuan Zack yang memabukkan!"

Aimee mengernyit.

Daryan bertanya dengan bingung.

"Apa dia begitu tampan? Karena sejak tadi banyak karyawan wanita membicarakannya dan aku belum pernah bertemu dengannya secara langsung."

Doren mengacungkan jempol.

"Yupz. Karena itu aku rela ikut perjalanan bisnis ini meski harus berpisah sebentar dengan keluarga tercintaku!"

Aimee mendorong pelan Doren ke samping dengan tubuhnya agar sadar.

"Memang dasar kau saja yang tidak bisa melihat pria tampan! Kita melakukan perjalanan bisnis, Doren. Bukan berwisata!"

Doren masih bersikap acuh dan tertawa.

"Kau benar. Dan kali ini mungkin akan menjadi perjalanan dinas paling menyenangkan sepanjang perjalanan dinasku selama ini.'

Daryan dan Aimee menggeleng tidak percaya.

Ingin mengusir kegembiraan Doren. Tapi tidak tega karena kegembiaran Doren mungkin bisa menjadi semangat untuk mengerjakan semua proyek Deluxe 2 dengan baik.

Daryan mendesah. Membuat Aimee meliriknya dan bertanya.

"Kenapa kamu mendesah?" tanya Aimee tak paham.

"Aku baru saja selesai mengerjakan satu proyek lain. Tapi langsung diberikan tugas proyek baru bersama denganmu. Aku hanya butuh istirahat."

Aimee memberikan tatapan prihatin. Tapi tidak terus menerus tenggelam dalam kekecewaan lain yang menantinya.

***

Hari yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba.

Oke salah.

Aimee tidak pernah menantikannya.

Dan dia berharap semua pekerjaan ini adalah mimpi.

Salah juga! Sekalipun adalah mimpi, Aimee tidak berharap mimpi ini adalah dalam imajinasinya.

Hatinya semakin terpuruk ketika tidak sengaja mendengar sesuatu yang tidak mengenakkan tepat sebelum dia memulai aktivitasnya hari ini.

Beberapa karyawan kantor bergosip heboh tentang Aimee. Dan yang menjadi nara sumber Aimee soal masalah itu adalah Elsa.

Baru akan bersiap-siap berangkat menuju kota D setelah mempersiapkan semua barang-barangnya. Aimee dan Doren sedikit terkejut ketika mendengar berita ini melalui sambungan telepon.

Doren bertanya dengan sangat terkejut.

"Apa-apaan ini? Aimee masuk dalam salah satu daftar blacklist karyawan?"

Aimee hanya diam.

Mendengarkan ketika semua berita ini tidak ingin dia dengar atau percaya.

Doren terus mewakili Aimee untuk bertanya.

"Kau tidak salah dengar Elsa? Kenapa Aimee bisa masuk ke dalam daftar itu dan kenapa dia bisa mendadak dapat proyek Deluxe 2 jika dia akan dipecat?" tanya Doren tidak mengerti.

Seperti akan ditinggikan lalu dijatuhkan. Aimee terkulai lemas di posisi tidak nyamannya.

Masih sedang menunggu Daryan menjemput mereka dan berkumpul di satu tempat agar efisiensi waktu dapat mereka raih. Informasi pemecatan Aimee, memadamkan semua semangat Aimee untuk berangkat. Padahal semangatnya sudah tersisa sangat minim.

Keduanya saling menatap tidak percaya.

"Aku juga tidak tahu. Tapi, katanya Lilis tidak sengaja melihat daftar itu! Dan yang sangat mengejutkan. Lilis juga masuk dalam daftar itu. Sehingga sekarang dia menangis meraung-raung karena frustasi dan tidak terima."

Doren melirik Aimee dengan ngeri.

"Tidak sengaja melihat nama Aimee dan Mariana dalam daftar itu. Lilis tidak tahu lagi siapa yang tercantum di dalamnya." Ungkap Elsa panik tapi masih bisa mengontrol diri dengan baik.

Mereka bertiga dan beberapa karyawan kini tahu bahwa ada tiga kandidat bermasalah yang akan dipecat.

***


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C38
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen