Elise berdiri di bawah kerimbunan bunga mawar yang berbentuk payung lebar. Gadis itu berdiri kaku tangannya sedikit bergetar dengan kepala tertunduk. Alea menghampirinya prihatin. "Aku akan masuk sebentar lagi, kau pergilah dulu."
"Elise.."
Elise tersenyum kecut "Aku tidak akan kabur.." wajah sedih itu membuat Alea tidak bisa berkata apa-apa. "Sebentar saja, satu menit selesai berpikir aku akan masuk."
Alea menghela napas. Masih khawatir "Kalau begitu, satu menit kemudian kau masuk ya? Jika kau tidak masuk, aku akan menyeretmu masuk."
Elise mengangguk, bibirnya terkatup rapat, matanya memerah sedikit berkaca-kaca. Kepalanya masih tertunduk. Setelah kepergian Alea masuk ke dalam gedung apartemen. Elise sedikit bergeser bersandar di bahu kursi kayu. Kakinya terasa lemah tidak bertenaga. Sedih, marah, dan kesal bercampur menjadi satu. Bayangan dan kata-kata Arsen teringat kembali olehnya, terngiang-ngiang semakin lama semakin jelas.