Mata Hailora kini sudah berkaca-kaca. Bukan karena sedih lagi, melainkan terharu karena sempat melihat Alex dan ibunya memakai pakaian formil, seolah-olah mereka benar-benar hadir dalam acaranya. "Kalian membuatku ingin menangi..."
"Eits! Kau tak boleh menangis dan merusak riasanmu itu!" tegur Adrianne.
Hailora mengipas matanya dengan tangannya sendiri sambil tertawa. "Baiklah, aku takkan menangis Mom."
Kemudian pada layar ponsel akhirnya muncul ayahnya yang sama seperti Alex, mengenakan jas rapi, akan tetapi mukanya tampak kusut. "Princess, good luck," kata Raymond singkat.
Dahi Hailora mengerut heran karena biasanya ayahnya selalu memberi nasihat yang begitu panjang. Sepertinya ayahnya sedang merasa bersalah. "Dad, kumohon jangan sedih karena kau tidak bisa hadir."
"Ayah minta maaf, Princess," kata Raymond mengaku bahwa dirinya benar-benar bersalah. Telah bisnisnya membuat Hailora seperti orang asing dari keluarganya.
Das könnte Ihnen auch gefallen