Kapitel 248: Setelah penjara iblis.

Langkahku mulai gontai ketika memasuki ruangan selanjutnya, yang akan mengarahkanku menuju pintu keluar. Semua yang hendak mengantarkan diriku sampai ke depan pintu, bahkan aku menolaknya.

"Nona, kau tidak apa-apa?" tanya salah satu petugas sipir padaku dengan ramah.

"Tidak perlu," kelitku merundukkan pandangan.

Kedua mataku malah mengikuti alur perjalanan yang sudah mengarahku pada pintu keluar bangunan seram ini.

Seseorang membukakan pintu untukku, lalu aku mendongakkan daguku ke depan jalanan yang akan mengarah pada kepulangan.

Aku melirik wajah si petugas itu dengan segaris senyuman tipis, ketika halnya mereka melakukan padaku. Aku pun mulai melangkahkan kaki menuju halaman terluar dari bangunan itu.

Lalu, di samping penglihatanku hanya melirik gerbang yang segera menutup rapat. Bangunan tebal ini sangat tinggi lagi luas. Aku memajukan langkah hingga mendekati mobilku. Ketika hendak memasuki mobil, mataku malah mengarah pada sebuah mobil bus tahanan.