Pagi terasa sangat berbeda. Tidak adanya anak-anak di sampingku. Aku pun bersiap untuk pergi ke Rumah Sakit dan menemui Mas Riadi.
Tampaknya, Mas Riadi tidak sabar mendengar jawabanku. Terlihat jelas dari raut wajahnya yang memberi tatapan tajam saat menatapku. "Hai, Mas! Aku kembali." Mas Riadi menyimpulkan bibirnya dan memegang tanganku.
"Arini, kamu tahu kan aku menanti jawabanmu?" Mas Riadi terlihat sangat buru-buru dengan membuka percakapan yang membuat jantungku berdegup kencang.
"Arini ... Arini!" Mas Riadi memegang dan menepuk lembut pipiku. Aku yang termenung memikirkan jawaban untuk Mas Riadi, seketika tak menghiraukan apa yang sedang Mas Riadi bicarakan.
"Ah ... Iya Mas. Aku tahu, aku ingat Mas. Dan aku akan jawab semua pertanyaanmu kemarin."
"Lalu, apa lagi yang kamu tunggu Arini?" tanya Mas Riadi.
"Iya, Mas. Sebenarnya, Pricilla datang ke rumah kita."
"Apa?" Mas Riadi menyela.
"Tunggu dulu, Mas. Dengar dulu penjelasanku!"