App herunterladen
6.72% Hidup Beralaskan Duri / Chapter 16: Anton dan Pricilla

Kapitel 16: Anton dan Pricilla

Anton tidak pernah menyangka bahwa Pricilla adalah anak dari seorang Rudy Hendarso. Orang yang telah mengusirnya dari rumah orangtua Anton kemarin. Anton pun mencari tahu tentang ayah dari kekasihnya itu.

"Anton, kamu di mana?" rengek Pricilla.

"Kamu kenapa Cill?" tanya Anton.

"Aku butuh kamu saat ini."

"Kamu di mana sekarang?"

"Aku di Klub Ton."

"Ya udah, aku kenapa sekarang."

Anton bergegas pergi menemui Pricilla.

"Anton, mau ke mana?" tanya Tante Reni pemilik kost.

"Aku mau pergi sebentar Tante."

~~~

"Mas .... tolong tambah minuman saya," Pricilla memanggil seorang bartender dengan menyodorkan gelasnya yang telah kosong.

Setelah bartender menuangkan minuman yang diminta Pricilla, Anton datang. Pricilla langsung memeluk Anton dan menangis di pundaknya.

"Ada apa Pricilla?" tanya Anton.

"Boleh enggak, ceritanya nanti saja. Aku cuma pengen nangis sekarang."

Anton memeluk Pricilla. Tapi, sikapnya agak berubah terhadap Pricilla. Dia masih tidak menyangka bahwa Pricilla adalah anak Pak Rudy.

Pricilla terus minum sehingga Anton membawanya pergi. Anton membawa Pricilla ke rumahnya.

Pada saat tiba di rumah Pricilla, hanya ada asisten rumah tangganya yang berjaga. Rumah mewah tapi penghuninya tidak banyak. Anton menggendong Pricilla ke kamarnya. Saat masuk kamar Pricilla, Anton melihat sekeliling kamar kekasihnya yang tampak berantakan.

'Kenapa berantakan begini?' gumam Anton.

Anton menidurkan Pricilla dan membuka sepatu yang dipakai Pricilla. Anton sangat mancintai Pricilla. Ia menyelimuti Pricilla lalu pulang.

Saat akan keluar rumah, Anton bertanya pada asisten rumah tangga yang ada di rumah Pricilla.

"Ehm~~ Bi, saya boleh tanya sesuatu?" tanya Anton.

"Mau tanya apa Mas?"

"Kenapa kamar Pricilla berantakan seperti itu ya Bi?"

"Oh, anu Mas .... Saya tidak tahu, karena Non Pricilla tidak pernah mengizinkan saya masuk ke dalam kamarnya," jelas Bi Sumarni.

"Oh begitu Bi, ya sudah saya pamit pulang dulu ya Bi."

Anton pulang denga berjalan ke depan untuk mencari taksi. Karena Anton mengantar Pricilla memakai mobil milik Pricilla. Anton sempat mengurungkan niatnya mencari tahu tentang Pak Rudy, tapi Anton masih penasaran. Anton memutar balik arah menuju kembali rumah Pricilla dan masuk lewat jendela kamar Pricilla yang sengaja ia buka kuncinya saat mengantar Pricilla ke kamarnya.

Dengan hati-hati Anton akhirnya masuk ke dalam kamar Pricilla. Anton mengendap-ngendap karena takut Pricilla bangun. Anton menilik inci demi inci wajah Pricilla yang sedang tertidur lelap. 'Pricilla memang cantik.'

Lima belas menit kemudian, Anton melihat lampu luar sudah mulai dipadamkan, asisten rumah tangga Pricilla pun sudah pergi ke kamarnya. Anton bergegas keluar dan melihat ke sekeliling untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya.

Anton berjalan mengitari rumah mewah itu dan mencari ruangan Pak Rudy. Satu persatu ruangan Ia buka. Tapi, Anton tidak menemukan ruangan Pak Rudy. Ia tetap mencari dengan berjalan pelan, lalu Anton memasuki lorong yang menuju pintu di depannya. Anton pun tidak sabar membuka pintu itu dan melihat ke dalamnya.

Sayang, pintu itu tertutup rapat. Anton segera mencari cara agar bisa membuka kunci pintu itu. Anton pergi ke dapur, dan Ia mendengar ada seseorang yang membuka pintu depan rumah. Anton ketakutan, ia sembunyi di balik lemari besar.

Anton melihat Pak Rudy berjalan menuju pintu yang ada di ujung lorong itu. Setelah lima menit kemudian, Pak Rudy keluar tanpa mengunci kembali pintunya.

Anton berjalan cepat menuju ruangan itu, lalu ia melihat sekitar lorong. Anton masuk ke ruangan tersebut. Ia sangat terkejut, karena ruangan itu hanyalah ruangan kosong yang hanya ada sebuah meja dan kursi. Dan lukisan besar yang menempel di dinding kamar itu. Anton benar-benar tidak menemukan apa pun di sana. Kemudian ia keluar dan kembali menuju kamar Pricilla.

Anton terkejut saat ia masuk kamar Pricilla, ia melihat kekasihnya itu sedang duduk di kursi yang menghadap ke jendela. Pricilla sedang asyik menghisap rokok dan meneguk minuman keras.

"Anton?" tanya Pricilla.

"Pri-"

Pricilla berjalan menghampiri Anton yang berdiri di depan pintu kamar Pricilla.

"Kamu sedang apa di sini?"

Anton tiba-tiba memeluk Pricilla.

"A-aku khawatir sama kamu."

"Khawatir?" Pricilla heran.

Lalu Anton mengajak Pricilla duduk di atas kasur dan mencoba menjelaskan semuanya.

"Sekarang jelasin, kenapa kamu bisa ada di dalam rumah ini?" tanya Pricilla dengan setengah mabuk.

"Pricilla ... aku khawatir sama kamu. Karena di rumah ini hanya ada asisten rumah kamu. Jadi, aku putuskan untuk menemani kamu di sini."

"Tapi, Ton ... kalau ayahku lihat pasti akan jadi masalah."

"Tenang saja Pricilla. Tadi aku lihat ayahmu sudah masuk dalam kamarnya."

"Kok, kamu tahu ayah masuk kamar?" tanya Pricilla yang merasa aneh dengan gerak-gerik Anton.

"Tadi aku ke dapur untuk ambil minuman, lalu ayah kamu pulang dan masuk ke kamarnya. Tapi kamu tenang saja, karena ayah kamu tidak lihat aku."

"Tumben," gumam Pricilla.

"Apa?" tanya Anton.

"Iya, tumben sekali ayahku pulang dan tidur di rumah ini."

"Aku nggak ngerti maksud kamu Pricilla ...."

"Sudah lah, kamu mau tamani aku kan malam ini?"

Pricilla berdiri dan berjalan mengambil minuman yang berada di atas meja dekat jendela.

"Nih ...." Pricilla menuangkan minuman ke dalam gelas yang di sodorkan pada Anton.

"Aku ... tidak minum Pricilla."

"Anton ... ini enak kok."

Anton meminumnya dan menyulut sebatang rokok. Anton dan Pricilla menikmati malam itu. Anton tidak menyangka bahwa Pricilla sangat kuat meminum minuman keras itu.

Anton dan Pricilla mabuk. Pricilla mengunci pintu dan mereka saling menumpahkan rasa cinta mereka lewat nafsu yang ada.

Di tengah-tengah mereka sedang berhubungan, tiba-tiba ayah Pricilla mengetuk pintu.

"Pricilla ... buka pintunya, Nak!"

Sontak hal itu membuat Pricilla mendorong Anton. Pricilla sangat panik dan buru-buru memakai pakaiannya. Anton pun melakukan hal yang sama. Lalu Pricilla menyuruh Anton masuk ke dalam lemari yang berukuran besar milik Pricilla.

Pricilla merapikan rambutnya yang berantakan. Ia membuka pintu kamar dengan napas yang masih ngos-ngosan. Pricilla menarik napas dalam-dalam.

"Pricilla, kamu sedang apa? Kenapa lama sekali buka pintunya?"

"Tadi, aku sedang tidur Yah, aku tidak dengar ayah mengetuk pintu."

"Pricilla, besok ada yang ingin Ayah kenalkan sama kamu. Kamu harus berdandan dengan cantik ya."

"Mau bertemu siapa Yah?" tanya Pricilla.

"Kamu tidak usah banyak bertanya. Turuti saja semua perkataan Ayah," Pak Rudy sedikit membentak Pricilla yang nampak ketakutan.

"I-iya Yah." Pricilla menganggukkan kepalanya.

"Bagus."

Ayah Pricilla kembali ke kamarnya. Sedang Anton keluar dari dalam lemari. Pricilla melamun dengan ajakan ayah nya besok.

"Pricilla?" tanya Anton.

"Iya?"

"Kenapa sedih?"

"Tidak apa-apa, Ton."

Pricilla dan Anton tidur karena Pricilla yang kelihatan lelah setelah mengobrol dengan ayahnya.

 

 

 

 


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C16
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen