Asheel merasa tak berdaya. Jadi, apakah dia akan dipukuli seperti ini?
Sebelumnya, tubuhnya tiba-tiba tertusuk oleh beberapa paku es yang tumbuh dari kehampaan. Kemudian, matanya bertemu dengan tatapan mata Shen Ying yang merendahkannya.
"Bahkan apa yang disebut Dewa juga bisa dibunuh olehku. Para sampah seperti kalian cukup rapuh, ya." Nadanya terdengar sangat menghina saat memandang rendah Asheel dari atas.
Tubuh Asheel saat ini sudah tidak berbentuk. Mungkin, hanya kepalanya saja yang masih utuh. Bagian tubuh lainnya sudah terkoyak oleh paku es yang perlahan-lahan membekukan tubuhnya.
Sebenarnya Asheel tidak ingin membunuh wanita ini, tentu saja alasannya bukan karena Shen Ying sendiri, melainkan karena dia juga ingin mengetahui reaksi D jika apa yang dia spekulasikan tidak terjadi.
'Meh, aku hanya bermimpi. Semua tentangku pasti sudah dipantau olehnya. Lagipula, siapa itu D? Dia adalah orang yang bahkan aku, Penguasa Kekacauan, tidak ingin membuatnya berada di sisi lawanku. Tentu saja, bukan karena dia kuat...'
Alasan Asheel agak takut pada D karena dia mengetahui rahasia semua orang, bahkan Supreme One tidak bisa lolos dari pantauannya. Hanya dengan menatap sebuah objek, D seperti seolah-olah sudah tahu semua tentangnya.
Itu sangat menakutkan!
Asheel yakin D sudah tahu beberapa rahasia memalukan tentangnya. Tapi sebenarnya itu tidak masalah karena Asheel kadang-kadang memang tidak tahu malu.
Untuk kekuatan D sendiri, dia masih berada di bawahnya, bahkan saat keberadaan D lebih aneh darinya.
Satu kalimat untuk mengeluhkan semua tentang D: Dia adalah seorang penguntit handal!
Bip!
Saat Asheel masih tergantung di paku es, System Dimensional miliknya tiba-tiba aktif, dan dia bisa melihat layar antarmuka di penglihatannya. Di sana tertulis:
Apa yang kau lakukan? Cepat hibur aku, jangan terlihat tidak berdaya didepan seorang wanita. Atau kau akan bertindak di luar pemahamanku lagi?
"...." Asheel terdiam. 'Kaulah orang yang paling tidak masuk akal!'
Bahkan saat emosinya mati rasa, dia sangat kesal pada D.
Apakah wanita itu akhirnya menghubunginya setelah sekian lama? Sudah berapa tahun...
Asheel tidak ingin mengenangnya.
"Hei, apakah kau mati? Dewa sepertimu?"
Suara merendahkan Shen Ying terdengar lagi. Asheel mendongak ke atas, memperhatikan jika ekspresi Shen Ying menjadi tampak lebih lembut. Tapi ekspresi ganasnya masih ada.
"Aku tidak menyangka Dewa ternyata selemah ini. Tsk!"
"Kau salah." Asheel tiba-tiba berkata, dia menggerakkan sedikit tubuhnya, dan tiba-tiba es yang menjebaknya pecah berkeping-keping. "Selama ini, aku bertarung hanya dengan kekuatan fisikku. Lalu, pernahkah kamu memikirkan kenapa kekuatanmu tiba-tiba melonjak dengan pesat?"
Wajah Shen Ying menegang, alisnya berkedut dari waktu ke waktu. Sepertinya yang dikatakan Asheel memang benar. Selama pertempurannya, Asheel hanya bertahan dengan memblokir serangan langsungya dengan tubuhnya sendiri. Terutama bagian lengan, dia merasa jika pukulannya sebagian besar mendarat di lengan Asheel. Dia juga belum merasakan energi dewa milik Asheel.
Lalu bagian kedua. Bukankah itu sudah jelas...
"Aku mengalami pencerahan dan menerobos. Kekuatanku mengingkat pesat."
Asheel terkekeh, "Lalu apa yang kau pahami? Kau mengalami pencerahan, kan? Apakah sebuah kemarahan adalah sebuah pencerahan? Yang kulihat hanya kau terlihat seperti baru saja minum stimulan."
"Diam! Apa yang seorang Dewa sepertimu ketahui tentangku?!" Shen Ying berteriak dengan marah.
"Huh, meski itu benar, aku tidak pernah menyebut diriku sendiri seorang dewa. Aku yang sudah dibuang ini, apakah masih seorang dewa? Tapi kau tidak lari saat berhadapan denganku, itu mengesankan saat kau tetap disini ketika aku mengenang seseorang sebelumnya."
Tubuh Asheel sudah kembali seperti semula saat dia berbicara. Shen Ying tidak mengganggunya, lebih seperti dia waspada.
"Ruang ini sudah diblokir dan aku tidak bisa keluar. Pilihanku hanya bertarung sampai mati denganmu."
Tatapan Asheel melembut, "Akhirnya kau tenang."
Berikutnya, dia mengulurkan tangannya. "Kalau begitu, aku akan menunjukkan eksistensi keberadaanku yang sesungguhnya."
Shen Ying tidak meresponnya karena dia merasakan bahaya entah darimana hanya karena Asheel mengangkat tangannya.
Asheel meremas tangannya, dan sebuah ledakan terjadi di celah Omniverse.
BOOM!
Shen Ying merasa pandangannya terkoyak. Warna celah Omniverse yang sudah terpelintir menjadi lebih bengkok. Segera, ledakan beruntun terjadi.
"A-Apa yang terjadi? Aku kehilangan kendali atas domainku?!" Shen Ying merasakan penolakan yang kuat dari dalam dirinya. Lebih seperti domain yang dia kendalikan sebelumnya telah diambil alih.
Itu adalah «Dunia Pembersihan Putih», kekuatan domain pamungkas miliknya, yang membuatnya benar-benar bisa memanipulasi apapun di wilayahnya sendiri; misalnya suhu, gravitasi, dan lainnya. Seperti Asheel yang tertusuk paku es sebelumnya, dia juga bisa menciptakan es dimanapun dari ketiadaan selama itu masih didalam domainnya.
Tapi bahkan setelah dia membuka domainnya, sebenarnya dia masih tidak bisa melarikan diri. Harus diingat jika kendali ruang dalam domainnya sendiri sangat kuat.
Tapi seperti ada sesuatu yang menumpuk domain miliknya, yang menyebabkan dia tidak bisa membuka portal untuk kabur. Tidak, domainnya sebenarnya berada didalam domain orang lain.
Ibaratkan jika kamu menggambar lingkaran, dan itu adalah domain milikmu sendiri. Kemudian, ada lingkaran yang lebih besar dan lingkaran milikmu berada di dalam lingkaran itu.
Kasus Shen Ying juga sama, domainnya seperti telah dikelilingi oleh domain lain. Itulah kenapa dia sangat marah dan mulai menyalahkan Dewa Omniverse, karena memang Dewa Omniverse lah yang hanya bisa melakukan itu.
Saat ini, terjadi hal yang lebih gila lagi. Sebenarnya domainnya telah diambil alih!
Keberadaan domain sudah seperti alam jiwa milik seorang Immortal. Itu karena domain adalah kemampuan untuk merealisasikan bentuk alam jiwa yang sebenarnya. Jika diambil alih begitu saja, hidupnya akan sepenuhnya menjadi milik Asheel.
Jika alam jiwanya runtuh, dia akan lumpuh dan sulit untuk memulihkan kultivasinya di tingkatannya sekarang.
Saat ini, hidup dan matinya sepenuhnya berada di tangan Asheel. Meski begitu, dia tidak akan menyerah begitu saja, bahkan jika bentuk perlawanannya tersebut benar-benar akan membuatnya mati.
Dalam keadaan putus asa, dia secara membabi buta menyerang Asheel. Dia memompa qi miliknya yang terus surut itu secara gila-gilaan.
Bersama dengan raungannya, dia akan mendaratkan serangan pada Asheel, tapi tidak seperti ketika Asheel dipukuli olehnya seperti sebelumnya, entah kenapa pukulannya tiba-tiba meleset seperti dia tidak ingin menyerangnya sejak awal.
"Cih, teknik ini lagi!" Shen Ying semakin menggertakkan giginya saat dia tidak menyerah untuk menyerang Asheel.
Tapi itu tetap tidak berguna karena tidak ada satupun serangannya yang mengenai dirinya, bahkan saat Asheel tidak bergerak sekalipun, hanya matanya yang selalu melirik setiap gerakannya.
"Tenanglah."
BAM!
Shen Ying tiba-tiba terdorong mundur oleh sebuah tolakan yang sangat kuat, dan itu berhasil membuatnya muntah darah.
Setelah menyeimbangkan tubuhnya, dia tidak berani menyerang secara membabi buta seperti sebelumnya. Matanya melotot sangat keras menatap Asheel.
"Apa kau mengasihaniku? Aku tidak akan menarik kata-kataku kembali, kita akan bertarung sampai mati!" Shen Ying berteriak memprovokasi.
Ekspresi Asheel kembali seperti biasa, acuh tak acuh. "Sepertinya kau lupa dimana posisimu."
Kemudian, Asheel hanya menunjuk ke atas, lalu menarik jari telunjuknya.
Dengung!
Jiwa Shen Ying terasa terkoyak saat tubuhnya sendiri berderit keras. "Arggh!"
Ekspresinya berubah mengerikan saat dia menahan rasa sakit luar biasa.
Baru saja, Asheel hanya sedikit menyentuh alam jiwanya, tapi Shen Ying sudah berteriak kesakitan. Saat ini, tubuhnya bahkan meronta-ronta di udara.
"Ups, pemandangan ini sedikit tidak pantas." Mungkin sifat Asheel sebelumnya telah kembali setelah menyaksikan tindakan Shen Ying saat ini.
Kemudian, dia menarik jari telunjuknya kembali. Tapi, dia menggerakkan jarinya lagi, kali ini jari tengah, dia menumpuknya diatas jari telunjuknya.
"Yap, ini disegel."
Dong!
Alam jiwa Shen Ying terasa seperti telah digembok saat dia bahkan tidak bisa mengeluarkan kekuatannya sedikitpun. Basis kultivasinya telah disegel oleh Asheel!
Matanya tampak tak bernyawa saat dia terlihat sangat putus asa. "Bunuh saja aku ... apa kau hanya bermain-main denganku...?"
Asheel menjadi cemberut, "Bukan hobiku untuk membuat seorang wanita menderita. Tapi meski begitu, aku tanpa sadar sering melakukannya, .... mungkin."
"Lalu, bebaskan aku dari penderitaanku ini..."
Asheel menutup matanya, sambil dalam hati mempertimbangkan permintaannya. Kemudian, dia membuka matanya sambil mengucapkan: "Sesuai permintaanmu."
Asheel berjalan menuju Shen Ying dengan tangan dirapatkan membentuk pedang. Saat sudah sampai tepat didepannya, Shen Ying bahkan masih menunduk dengan murung, tidak menyambut kedatangannya.
Asheel menghela napas, lalu tanpa ragu-ragu mendorong tangannya ke depan, ingin menusuk dada Shen Ying.
Tapi...
Ding!
Sebuah kekuatan tak terlihat memblokir tindakannya.
"Bisakah kau lepaskan wanitaku?"