App herunterladen
24.56% The Fleeing Chaos Demon / Chapter 69: Memancing bersama Azazel

Kapitel 69: Memancing bersama Azazel

"Tapi, sudah lama aku tidak melihatmu menangis seperti ini." Sera berkata sambil menatap Asheel disebelahnya.

"Aku juga mempunyai emosi, tahu?" Asheel mengeluarkan nada kesal, tapi ekspresinya mengatakan hal yang berbeda karena saat ini dia tersenyum padanya.

Dia lalu berkata setelah mengingat hal penting, "Ngomong-omong apakah kamu sudah mendapat kabar dari Ayah? Tentang dimana aku akan menstabilkan Chaos-ku kali ini."

"Ehh? Sebentar, sebentar..."

Setelah tertegun sejenak, Sera melambaikan tangannya sebelum layar antarmuka tembus pandang berwarna biru muncul didepannya. Dia menekan layar tembus pandang itu dibagian tertentu sebelum mengusapnya ke bawah. Dan segera, dia menekan sebuah kolom di layar sebelum membaca dalam hati tulisan yang tercantum disana.

"Hmm, Ayah hanya mengatakan jika orang didunia ini akan menjemputmu." Sera mengatakan itu setelah selesai membaca tulisan dilayar.

"Serius?" Asheel tanpa ekspresi bertanya padanya.

"Sangat serius!"

Untuk membuktikannya, Sera memperlihatkan pesan Ayahnya dari layar antarmuka padanya.

Apa yang digunakan Sera sebelumnya adalah sebuah sistem yang diciptakan oleh Ayahnya sendiri untuk berkomunikasi antar beberapa Dewa yang tinggal di alam yang sama dengannya.

Bisa dibilang itu adalah Obrolan Dimensi, dan yang bisa mengaksesnya adalah orang-orang tententu karena selain menjadi Obrolan Dimensi, itu juga terhubung langsung dengan Abyss dan bisa digunakan untuk menghubungi para Kehendak Dimensi.

Semua itu dilakukan untuk menilai dan memastikan aspek-aspek dimensi yang menjadi penopang adanya Abyss.

Karena para Dewa yang mengatur Abyss juga bisa berkembang, maka hal-hal seperti system antarmuka juga mereka gunakan.

Selain menjadi Obrolan Dimensi, sistem juga bisa digunakan untuk mengakses Abyss dan infomasi-informasi tentangnya. Bisa diibaratkan, itu adalah sebuah komputer yang menggunakan teknologi hologram canggih.

Untuk sekarang, sebut saja Dimensional System.

Asheel juga bisa mengakses sistem itu tapi sangat jarang dia menggunakannya.

"Orang tua itu memberikan pesan yang tidak jelas. Kapan orang didunia ini akan menemuiku?" kata Asheel mengeluh karena pesan yang diterima tidak mencakup semuanya.

"Sudahlah, untuk saat ini nikmati saja hari-harimu sebelum masuk ke proses itu." Sera yang juga agak kesal dengan Ayahnya hanya bisa menghiburnya.

"Kurasa hanya itu yang bisa kulakukan untuk saat ini," kata Asheel sambil menghela nafas.

...

Beberapa hari berikutnya.

Di suatu wilayah di Kota Kuoh, pinggir pantai.

Itu adalah sebuah dermaga yang sering digunakan bagi kapal nelayan untuk berlabuh, dan tempat ini biasanya juga digunakan orang-orang untuk memancing.

"Jadi, akhirnya kamu mau menemui lelaki kesepian ini~" Seorang pria jangkung duduk dipinggir dermaga kayu dengan tangannya yang memegang pancing, dan dia berkata pada orang yang duduk disebelahnya.

Yang baru saja berkata adalah seorang pria jangkung yang tampak berusia dua puluhan atau mungkin lebih, dengan tubuh rata-rata, rambut hitam, poni emas, dan janggut hitam.

Dia dan orang disebelahnya duduk sambil memancing ikan di laut didepan mereka.

"Aku menemanimu karena kamu terus memaksaku, Azazel."

Orang yang bersamanya berkata dengan kesal, bahkan tidak menoleh kearahnya karena fokusnya ada pada memancing.

"Oh, Tuan Buronan. Kata-katamu membuatku seperti aku adalah seorang pengganggu."

Walaupun perkataan Azazel seperti sedang mengeluh, tapi dia bahkan tidak mengubah ekspresi riangnya saat dirinya masih terlihat sangat santai.

Orang itu, yang tentu saja adalah Asheel, malah mengabaikannya saat dia menarik pancingnya.

*splash!*

Saat pancingnya ditarik, sebuah ikan terlihat menggantung di kailnya sebelum Asheel memasukkan ikan itu ke ember disebelahnya.

"Jadi, untuk apa kamu menemuiku?" Asheel berkata pada Azazel karena yang terakhir malah mengajaknya memancing setelah berkunjung ke kafenya.

"Bukan apa-apa, setelah kamu pemilik kafe secara tidak terduga menjadi buronan, aku hanya ingin menyapamu." Azazel masih tersenyum saat menjawab pertanyannya.

"Kamu hanya membuang-buang waktuku," Asheel berkata dengan kesal saat dia melemparkan kailnya kembali. "Lupakan, aku juga sedang butuh hiburan."

Dia sebenarnya sudah lama mengenal Azazel karena yang terakhir pernah berkunjung ke kafenya bersama Odin.

Azazel dan Odin adalah teman lama dan sefrekuensi karena saat mereka berdua bertemu bersama, keduanya akan sangat terhubung seperti seperti sepasang saudara sedarah.

Yah, itu karena mereka suka membahas topik yang sama, dan itu sangat sesat karena mereka berdua sering membahas keindahan tertentu dari tubuh wanita.

Itu tidak aneh bagi Azazel untuk membicarakan hal mesum seperti itu karena pada dasarnya dia adalah Malaikat Jatuh yang kehilangan karunianya karena nafsu.

Tapi Odin?

Odin adalah orang yang mempersembahkan mata kirinya untuk sebuah pengetahuan alam semesta. Benar-benar berbeda dari mitologi karena orang ini terlalu mesum dan sering berpesta pora di klub-klub dewasa tertentu.

Dan dia melakukannya dengan mengajak Azazel, teman sepemikirannya.

Asheel sebenarnya juga pernah diajak tapi dia menolak. Jika dia setuju, Sera pasti akan mempertanyakan tindakannya sampai ujung dunia.

Walaupun Sera memiliki banyak aturan untuknya, dia tidak merasa terkekang olehnya. Yah, Sera adalah orang pertama yang mau menerimanya, jadi untuk itu dia bisa memberikan segalanya padanya.

Karena itu, dia harus mematuhi pengaturan Sera jika hal-hal itu bersangkutan dengan sesuatu yang sensitif seperti wanita.

Itu adalah alasan dia menolak ajakan Odin dan Azazel saat itu.

Tapi harus dia akui sendiri jika dirinya, Azazel, dan Odin bisa sangat akrab karena mereka bertiga sama-sama seorang pemimpin yang tidak bertanggung jawab.

Tapi sebenarnya, Azazel dan Odin lebih mendingan dari pada dirinya. Tapi itu tidak menghentikannya untuk berinteraksi dengan mereka.

Walaupun dia merasa bahwa tindakan santai Azazel menyembunyikan sebuah motif tersembunyi, tapi itu tidak masalah untuknya.

Menurutnya, Azazel adalah orang yang santai namun serius. Dia sangat licik saat mencoba menjadi manipulatif untuk tujuan besarnya, dan terakhir walaupun dia orang baik dan berbelas kasih, pada saat yang sama dia adalah orang yang sangat jahat.

Itu adalah kesan Asheel sendiri pada Azazel. Tapi dia mau berinteraksi dengannya karena keduanya sama-sama pemimpin yang tidak bertanggung jawab, tidak ada alasan lain.

Azazel adalah orang yang mendirikan salah satu organisasi Malaikat Jatuh terbesar di Dunia Bawah, yaitu Grigory, dan sampai sekarang dia masih menjadi pemimpin tertinggi organisasi yang keberadaannya sendiri bisa mewakili seluruh Malaikat Jatuh.

"Hei, aku mau cerita." Azazel berkata saat nadanya seperti sedang curhat. "Baru-baru ini, aku mengadopsi seorang anak."

"Aku tidak peduli dengan kisahmu," Asheel berkata saat dia tidak repot-repot untuk peduli padanya. "Lagian, kamu adalah orang yang memproklamirkan diri karena mempunyai ratusan harem besar yang kamu kumpulkan dalam ribuan tahun hidupmu, dan sekarang kamu baru repot untuk mempunyai anak? Kamu menyedihkan dibandingkan dengan para bawahanmu yang sudah membentuk keluarga besar mereka sendiri."

"Kata-katamu masih sangat menyakitkan, kawan." Azazel memalsukan nada sedihnya.

"Siapa kawanmu? Menjauhlah dariku!" Asheel menatap jorok padanya.

"Hei, dengarkan ceritaku terlebih dahulu!" Azazel mengeluh.

Asheel tidak berkata apa-apa pada keluhannya saat dia terdiam. Tapi Azazel menganggap diam itu sebagai pertujuan saat dia melanjutkan ceritanya.

"Aku memang mengadopsi seorang putra, dan dia masih anak-anak, tapi aku melakukannya karena aku kasihan padanya. Bagaimana menurutmu?"

"Kamu menanyakan pendapatku?" Asheel baru menoleh ke arahnya saat dia berkata, "Jika aku jadi kamu, aku akan menerimanya jika yang akan kuadopsi adalah perempuan, dan itu harus imut dan cantik."

Sejak dia orangnya pilih-pilih dan egois, dia mengatakan hal itu kepadanya dengan jujur.

"Kamu bahkan sudah menargetkan anak-anak," Azazel mencoba mengejeknya.

Asheel tidak mendengarkannya karena fokusnya saat ini ada pada hal lain.

"Hmm?"

Azazel yang melihatnya tidak mendegar ejekannya, lalu menatapnya dan melihat ekspresi anehnya.

"Ada apa?" Dia bertanya.

Melihatnya masih mengabaikannya, dia melihat ke arah pandangan Asheel menatap sebelum dia mengutuk dengan keras.

"SIALAN !!!"

Dia mengutuk karena dia melihat seorang gadis kecil berambut hitam panjang dengan pakaian gothic lolita yang menutupi tubuh bagian depannya yang terkekspos dengan tali pakaiannya dan selotip berbentuk x untuk menutupi putingnya.

Gadis itu masih berjarak ribuan meter dari mereka berdua saat dia terus menatapnya dengan tenang, bahkan tidak bergerak dari tempatnya selama beberapa menit karena dia terus menatap tempat mereka berada.

Asheel yang melihat reaksi Azazel lebih aneh darinya bertanya, "Apakah kamu mengenalnya?"

"Ya, aku mengenal gadis kecil itu. Dia adalah Dewa Naga Tak Terbatas, Naga Ouroboros, Ophis!"


AUTORENGEDANKEN
Nobbu Nobbu

Saya tidak tahu Odin yang asli mesum atau tidak:v

Thx

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C69
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen