"Jadi apa rencanamu selanjutnya?" Asheel berkata sambil menatap mereka berdua.
Claire dan Masaomi saling memandang dan mengangguk, tangan mereka saling terjalin. "Kurasa aku akan mengasingkan diri terlebih dahulu, bersembunyi, dan membuat keluarga kita sendiri bersama Masaomi."
Asheel mengangguk, "Begitu, itu pilihan yang bagus." Dia berpikir sejenak sebelum mengatakannya. "Aku melihat kamu mempunyai keahlian dalam mencari informasi, kalau begitu aku mempunyai penawaran untukmu. Tentu saja itu tidak akan terlalu mengganggu kehidupan rumah tanggamu."
Cleria mendengarkannya dengan cermat sebelum merenung. Yang lain menutup mulut mereka karena itu keputusan Asheel.
Setelah merenung sejenak, dia berkata, "Jadi kamu ingin aku bekerja untukmu?"
"Ya, bahkan aku akan memberimu gaji." Asheel mengangguk.
Cleria memejamkan matanya sejenak sebelum menoleh ke Masaomi yang mengangguk.
"Baik, aku akan bekerja untukmu. Tapi, bisakah kamu menangani masalah penyamaranku? Aku yakin pembicaraan tentang kematianku telah menyebar ke dunia bawah."
Lagipula Cleria cukup terkenal sebagai sepupu Kaisar Rating Game saat ini serta penguasa wilayah Iblis di dunia manusia. Dia juga tidak yakin dengan reaksi sepupunya setelah mendengar bahwa dirinya telah meninggal.
"Kalau begitu sudah diputuskan. Dan jangan khawatir dengan penyamaranmu, beberapa item sihir bisa dengan mudah mengubah penampilan serta auramu. Bahkan aku juga akan memberi restoran kecilmu itu."
Cleria menatapnya dengan aneh, "Bukankah restoran itu memang milikku?"
"Setelah kamu dinyatakan mati, tentu saja itu akan menjadi tanpa pemilik. Dan aku akan membelinya, kan? Aku yakin pihak Iblis akan menghapus ingatan orang-orang yang terlibat denganmu, termasuk restoranmu itu."
"Kamu terlalu repot-repot untukku," kata Cleria lalu menunduk. "Tapi terima kasih atas bantuannya."
"Kamu juga belum bisa menghubungi sepupumu, untuk lebih detailnya kamu bisa membicarakannya dengan Demiurge." Asheel tanpa ragu-ragu menyerahkannya kepada bawahannya. Demiurge adalah orang yang membuat rencana, dan dia akan membiarkannya melakukannya.
Demiurge mengangguk mengerti, sementara Cleria hanya menatapnya dan menghela nafas. Berurusan dengan Demiurge adalah hal paling buruk baginya, karena terus-menerus membaca niatnya bahkan jika dia mencoba menyembunyikannya. Seolah-olah dia telanjang di hadapannya, bahkan pikirannya pun bisa dengan mudah di baca oleh Demiurge, menjadikannya sangat menakutkan di matanya.
"Urusanku telah selesai disini, jadi aku akan kembali. Albedo, Demiurge, aku serahkan sisanya pada kalian."
Asheel pergi ke bawah bersama Aura dan Diablo di belakangnya. Albedo dan Demiurge hanya bisa menatap punggungnya sebelum mengalihkan perhatiannya ke pasangan itu.
"Kalau begitu, kita tentukan pengaturanmu." Demiurge berbicara kepada Cleria dan Masaomi.
Setelah lama mengikuti Momonga dan Asheel, dia mengerti bahwa membangun hubungan jangka panjang dengan seseorang yang memiliki nilai kegunaan ternyata memiliki manfaat tersendiri. Sebagai contoh saat Nazarick memiliki kesepakatan dengan pembuat potion di dunia baru, pada akhirnya mereka bisa membuat replika potion dari Yggdrasil.
Demiurge berpikir bahwa Cleria masih memiliki nilainya di mata Asheel sehingga dia membuat penawaran dengannya.
Padahal dia terlalu paranoid.
Asheel melakukannya karena kasihan dan dia sudah kenal lama karena dia sering mengunjunginya di restoran. Dan dia tidak ingin detail kecil itu menghilang dari kehidupannya, untuk saat ini.
Cleria dan Masaomi dengan cepat membuat keputusannya. Dia masih ingin tinggal di Kuoh dan melanjutkan bisnis restorannya. Demiurge juga akan meminjamkan beberapa pasukannya untuk dia gunakan beroperasi serta mencari informasi. Akhirnya dia juga memberikan beberapa alat sihirnya seperti repilka Mirror of Remote Viewing dan beberapa benda berguna lainnya untuk penelitian.
"Ini adalah alat sihir untuk mengubah penampilanmu." Demiurge memberikan mereka gelang dengan tombol kecil di tengahnya. "Kalian bisa mengaturnya sesuai keinginan. Itu juga memiliki fungsi penciptaan pakaian dengan bahan energi magismu sendiri."
Cleria dan Masaomi sedikit terkejut karena sihir penciptaan sederhana bisa diterapkan pada alat kecil ini. Mereka akhirnya mencoba gelang di tangannya dan mengeceknya, tapi tiba-tiba gelang itu menyesuaikan ukuran gelang dengan pergelangan tangannya sendiri.
"Ini nyaman," Masaomi berkomentar.
"Tentu saja, gelang itu adalah salah satu hasil yang diciptakan dari teknologi Nazarick. Kalian tidak bisa menemukannya dimanapun." Demiurge membanggakan hasil karyanya sendiri.
Cleria akhirnya menyadari bahwa kelompok Asheel masih sangat misterius baginya, seolah-olah mereka datang dari dunia lain yang memiliki teknologi yang berbeda dari dunia mereka. Selama ini, yang dia lihat pada mereka hanyalah permukannya saja, kedalamannya masih berupa kabut baginya. Memikirkan bahwa kelompok tertentu bisa membuat item sihir yang bisa menyamai Sacred Gear, produk Tuhan itu sendiri sangat menakutkan di matanya.
Papan biru yang terbuat dari cahaya muncul dari sinar gelang yang Cleria dan Masaomi kenakan.
"Woah, apakah ini teknologi hologram. Kalian benar-benar menggabungkannya dengan sihir!" Pasangan itu kagum dengan alat sihir yang dipakainya. Mereka bisa merasakan bahwa alat itu menggunakan energi magis di dalam dirinya untuk menggunakannya, walaupun konsumsinya sangat kecil.
"Yang itu masih memiliki kekurangan, hanya bisa menyamarkan auranya menjadi manusia." Kata Demiurge.
"Tetap saja, itu luar biasa!"
Cleria bahkan tidak mempedulikan kekurangannya. Wajahnya menunjukkan kegembiraan saat rasa ingin tahunya memuncak.
"Bagaimana cara kerjanya?" Cleria bertanya.
"Pikirkan saja penampilan yang ingin kamu gunakan, maka itu akan tercetak di layar. Atau kamu bisa memilih penampilan yang sudah disediakan."
Mereka lalu menyesuaikan penampilan baru mereka untuk digunakan di depan umum. Seketika rambut Cleria menjadi hitam panjang, matanya berubah menjadi coklat, dan wajahnya sedikit berubah. Sosoknya masih sama tapi auranya berbeda seolah-olah dia hanya manusia biasa.
Untuk Masaomi, fitur wajahnya berubah, rambut panjangnya menjadi pendek, dan auranya berubah menjadi tidak ada. Dia juga masih memiliki sosok yang sama.
"Yah, ini cukup." Pasangan itu puas dengan item sihirnya karena sangat mudah menggunakannya, bahkan berkesan sci-fi bagi mereka.
"Jika ada masalah dengan alatnya, tolong beritahu saya." Demiurge menyampaikan kepada mereka.
"Untuk masalah kebutuhan hidupmu, kalian bisa membicarakannya dengan Albedo. Rencana kedepannya untuk kalian akan menyusul. Untuk saat ini, beradaptasilah dengan kehidupan baru kalian."
Demiurge membungkuk ke arah mereka dan berjalan pergi, menyisakan Albedo yang selama ini diam.
"Kurasa ini kesempatanku, aku tidak ingin buang-buang waktu karena aku ingin segera berada di sisi Asheel-sama." Albedo mengatakannya dengan kasih sayang saat wajahnya memerah.
Pasangan itu mengangguk.
"Kami masih dalam proses untuk menguasai kota ini sepenuhnya. Sepertiga properti Kuoh sudah berada di bawah nama kami. Jadi aku akan memberimu tempat tinggal untuk saat ini."
Cleria berkeringat setelah mendengarnya. Dia bahkan tidak tahu bahwa ekonomi kota ini sudah dijajah oleh Albedo. Dibandingkan restoran kecilnya, itu tidak seberapa di hadapan kekayaan Albedo. Yang bisa dia lakukan hanyalah menuruti pengaturan yang dibuat Albedo untuknya.
"Aku akan mengikuti apa yang kamu atur untuk kami."
"Baguslah, untuk gaji dan informasi lainnya akan menyusul. Kami akan segera menyediakan keperluan-keperluan kalian." Albedo berkata pada mereka, dia berbicara dengannya beberapa saat sebelum menyadari waktunya untuk kembali.
"Aku sudah selesai disini. Karena Asheel-sama mengakui kemampuan kalian, tolong jangan mengecewakannya."
Albedo masih bisa sopan terhadap beberapa orang yang membuat kesepakatan dengannya, tapi pada akhirnya dia mengancamnya.
"Tapi jika kalian menghianati kepercayaan Asheel-sama, aku akan secara pribadi membunuh kalian. Mohon perhatikan kata-kata itu." Dia mengatakannya dengan matanya yang berubah menjadi buas, auranya juga menakutkan saat tekanan tak terlihat terpancar dari dirinya.
Cleria dan Masaomi menelan ludah dan mengangguk dengan terburu-buru. Mereka berdua tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka tidak membuat kesepakatan dengan Iblis itu. Memikirkannya saja sudah membuat mereka takut.
Albedo puas dengan reaksi mereka dan juga turun ke bawah. Dia menantikan momen malamnya bersama Asheel yang membuatnya tersenyum bahagia saat berjalan, menyisakan pasangan linglung itu sejenak.
Akhirnya mereka berdua pergi setelah menyaksikan Albedo menghilang dari pandangannya.
Thx