Di salah satu pantai di Osaka.
Ini adalah pantai yang Asheel dan lainnya kunjungi sebelumnya. Di sana terdapat beberapa orang terengah-engah dan dalam keadaan yang lusuh.
"Apa yang sebenarnya terjadi di Kyoto? Bagaimana dengan kudeta, apakah sekutu kita mati?" kata seorang Youkai burung hantu, dia memakai topi kotak dan kacamata di mata kanannya.
"Sepertinya kita gagal, pemandangannya benar-benar mengerikan di kediaman Ratu Youkai. Aku tidak tahu bahwa kekuatannya sangat kuat." Pria dengan tubuh bagian bawahnya laba-laba berkata.
"Itu sepertinya bala bantuan yang menyebabkan bencana mengerikan itu," kata seorang Youkai harimau.
"Betapa sial kita tidak mengetahui informasinya!" Youkai laba-laba itu lalu melotot ke arah burung hantu.
"Mungkin ini salahku, aku juga tidak menduganya." Youkai burung hantu mengangkat tangannya. Jelas bahwa dia yang bertanggung jawab atas pencarian informasi.
"Sialan!" Youkai harimau mengutuk saat menendang tanah dengan keras. "Sekarang, masing-masing pemimpin kita sudah mati. Apa yang akan kita lakukan?"
"Ayo kita sembunyi dulu, aku menemukan sebuah kuil mewah di atas." Youkai burung hantu berkata sebelum tangan atau sayapnya menunjuk ke puncak tebing.
Mereka terbang ke kuil kecil yang terlihat mewah di puncak tebing. Di tengah-tengah kuil terdapat rumah kecil yang manusia tidak bisa masuk.
"Sepertinya ada penjaga kuil di sini, aku akan membunuhnya dulu!" Youkai harimau melompat ke depan dan mengeluarkan auranya.
Tiba-tiba, dari rumah kecil itu keluar sosok kecil berbulu yang menguap saat melihat masing-masing dari mereka. Dia memiringkan kepalanya menatap pendatang baru itu.
"Apakah perlu membunuhnya? Dia makhluk kecil yang imut, kita usir saja, ya?" Youkai burung hantu itu tampak enggan.
"Kau terlalu lembut! Aku tidak peduli lagi, aku akan membunuhnya!"
Youkai harimau berjalan ke depan dan bersiul, dia menatap ke bawah makhkuk kecil itu sebelum berkata, "Yo, makhluk kecil. Maaf saja ya tapi kita akan menjadi pemilik kuil ini mulai sekarang."
Dia mengangkat pedang besar di tangannya dan mengayunkannya ke bawah. Makhluk kecil itu atau Sojiro menatap ke arah serangan yang akan datang dengan mata lesu. Mengangkat salah satu kaki kecilnya, sebuah penghalang muncul di antara dirinya yang memblokir serangan itu.
"Bisakah kamu tidak main-main? Selesaikan saja dengan cepat!" Youkai laba-laba yang tidak mengetahui situasinya berkomentar.
"Diamlah!" Youkai harimau meludah ke arahnya sebelum memfokuskan pandangannya pada Sojiro, "Kamu memiliki beberapa kemampuan di sana, makhluk kecil. Tapi, aku benar-benar serius akan membunuhmu!"
Dia mengangkat pedang besarnya sekali lagi, kali ini dia menggunakan aura dalam serangannya, membuatnya lebih kuat dari sebelumnya.
Sojiro masih menatap orang besar itu dengan mata mengantuk, tubuhnya yang gemuk dan berbulu tidak diragukan lagi akan sangat diremehkan oleh orang lain, tapi dia tidak peduli dengan hal itu. Dia sudah mempunyai nama yang diberikan oleh Tuannya yang baru, pria yang sebelumnya berkunjung di kuilnya dan memperbaikinya. Tugasnya sekarang adalah melindungi wilayah ini dari beberapa gangguan seperti orang-orang di depannya.
Dia menghentakkan kaki gemuknya ke tanah dan sebuah kekuatan besar muncul dari bawah tanah.
JLEB!
Youkai harimau itu tidak mengetahui apa yang terjadi. Dia akan menyerang makhluk kecil itu, tetapi sebelum serangan itu mengenainya, dia merasakan perasaan mati rasa di tubuhnya. Mengalihkan pandangannya ke bawah, dia melihat sebuah duri besar yang menusuk tubuhnya hingga tembus.
"Apa yang..."
Dia sudah kehilangan nyawanya sebelum menyelesaikan kata-katanya.
"Apa yang terjadi?" Youkai laba-laba itu sepertinya sadar dari pikirannya dan melihat ke tubuh tak bernyawa rekannya.
"Makhluk kecil itu memiliki kekuatan yang kuat, berhati-hatilah!" Youkai burung hantu terbang ke atas menggunakan sayapnya dan terlihat gelisah. Makhluk kecil yang terlihat imut sebelumnya telah menjadi ancaman, yang dia sama sekali tidak mengaharapkan hal itu.
Setelah dipikir-pikir, keberuntungannya akhir-akhir ini sangat buruk. Bala bantuan musuh yang muncul entah dari mana, dan sekarang dia menginjakkan kakinya di sarang singa.
Youkai laba-laba itu menjadi waspada, "Apa-"
Sebelum dia bisa berkata-kata, beberapa duri sudah menembus tubuhnya.
"Arrgghh!"
Tubuhnya berlubang saat dia kehilangan nyawanya, dia juga mengeluarkan cairan aneh dari luka-lukanya.
"Sial!"
Melihat kedua rekannya terbunuh begitu saja, dia tanpa ragu-ragu melarikan diri dengan terbang menjauh. Dia merasakan bahaya dari belakang, jadi dia menghindar. Saat itulah angin dingin lewat dari sampingnya dan dia melihat sebuah duri besar muncul dengan kecepatan peluru dari sana.
"Dia bisa melakukan serangan jarak jauh, aku harus segera kabur!"
Menggerakkan sayapnya dengan mahir, dia bermanuver di udara, benar-benar menghindari semua duri yang ditembakkan.
Dia terus terbang menjauh dari kuil dan menuju ke sisi lain tebing melalui laut. Sepanjang jalan, dia harus menghindari peluru duri yang sekali-kali membuatnya tergores, menyebabkan beberapa luka padanya. Dia akhirnya sampai dan mendarat di salah satu pohon di sana, langsung bersandar dan terengah-engah kelelahan.
"Seharusnya ini sudah dalam jarak yang cukup, dia tidak bisa lagi menembak duri-duri sialan itu!" Dia mengusap keringat di dahinya menggunakan sayapnya. Dia sudah terbang cukup lama sambil menghindari peluru duri Sojiro, yang membuatnya sangat lelah saat ini.
Sudah akrab dengan perasaan bahaya itu, dia menjadi waspada saat merasakan serangan itu lagi. Dia memandang ke langit dan melihat beberapa duri terbang ke arahnya.
"Sial, dia mengejar!"
Meninggalkan kakinya dari dahan pohon, dia terbang sekali lagi ke langit. Sambil menghindari duri-duri yang ditembakan ke arahnya, dia merasakan bahaya yang lebih besar.
JLEB!
Seperti yang diharapkan, serangan itu mengenai kakinya yang membuatnya berlubang dan keluar darah. Dia menggertakkan gigi saat menahan rasa sakit itu, hal itu membuat kecepatannya berkurang drastis karena dia sangat lelah dan sekarang dia harus terluka.
"Aku akan mati!"
JLEB!
JLEB!
JLEB!
Duri-duri itu tidak seperti yang diharapkan karena itu bisa mengejarnya. Dia melihatnya sendiri saat duri itu mengubah arahnya di langit, membuat beberapa dari mereka menusuknya.
Tubuhnya sudah berlubang dan pakaiannya berlumuran darah, bulu-bulu sayapnya bertebaran di langit saat perlahan-lahan jatuh.
"Aku tidak percaya akan mati seperti ini..."
Dia sudah kehilangan nyawanya saat tubuhnya jatuh ke laut.
Di kejauhan, Sojiro mengangguk pada dirinya sendiri karena puas dengan pekerjaannya. Menoleh ke arah hutan, dia merasakan beberapa orang lagi di sana. Memfokuskan kekuatannya di matanya, dia bisa melihat orang-orang itu terlihat gelisah karena bos mereka tidak kembali.
Dia mendengus dan menghentakkan kakinya ke tanah sekali lagi. Segera, hutan itu menjadi tempat eksekusi untuk orang-orang itu saat teriakan yang sangat keras terdengar membuat burung-burung di sana terbang.
Hutan menjadi tempat berdarah dan menyuburkan tanah di sana dengan menyerap mana orang-orang itu.
Dia mengangguk sekali lagi dan menguap sambil berjalan ke rumahnya dengan pantatnya yang bergoyang-goyang. Meletakkan tubuhnya di tanah, dia berbaring dan mendengkur tidak lama kemudian.
Jika hutan dilihat dari kejauhan, duri-duri yang sangat besar terlihat yang bahkan melebihi ukuran pohon-pohon di sana. Itu sangat berantakan karena posisi duri-duri itu saling berdempet dan menumpuk. Tapi itu semua tidak terlihat lagi karena kejadiannya hanya sesaat dan sekarang duri-duri itu sudah menghilang, hanya meninggalkan beberapa jejak di sana.
Thx