App herunterladen
25% LOROLOJO: Lord Rord Lort Journey / Chapter 11: Vol I 10 『Meng-Investigasi Dungeon Baru』

Kapitel 11: Vol I 10 『Meng-Investigasi Dungeon Baru』

Dungeon, adalah penjara yang terletak di bawah tanah. Dalam dunia game, dungeon sering kali digunakan untuk menyebutkan sebuah ruangan atau area unik yang biasanya berisi tantangan yang harus dilalui oleh player. Contoh dungeons yang ada di dalam videogames adalah kastil, penjara, hingga terowongan.

Di dalam dungeon, biasanya terdapat tangga yang melingkar dan memiliki lantai yang jumlahnya cukup banyak.

Dan untuk quest pertama kami, bangunan yang terhubung dengan gua atau ruang bawah tanah merupakan lokasi yang akan kami telusuri.

Biasanya, di dalam dungeon tersimpan berbagai misteri yang dapat dipecahkan. Semisal, seperti kisah mengenai orang yang membuat dungeon tersebut, pasukan yang membentuk penjara bawah tanah untuk bersembunyi dari kejaran musuh, ataupun dewa-dewa yang dengan sengaja menyembunyikan suatu benda suci di dalamnya untuk ditemukan oleh orang yang terpilih nantinya.

Tetapi, untuk kasus kami, kami hanya akan menelusuri dungeon ini, dan mencari harta yang tersimpan di dalamnya saja. Jika sampai berbuat lebih lanjut, kami bisa saja akan terseret pada suatu masalah yang akan bisa merepotkan kami nantinya.

Yah, bagi penggemar game petualangan RPG sepertiku pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah Dungeon.

Dungeon yang akan kami datangi terletak tidak cukup jauh dari kota. Dikelilingi oleh pohon-pohon yang lebat di sekitarnya menjadi alasan mengapa dungeon ini baru bisa ditemukan sekarang.

Tidak memakan banyak waktu untuk sampai ke sini. Yah, itu dikarenakan lokasinya tidak cukup jauh dari kota sih.

"Kita sudah sampai."

"... Jadi inikah dungeon-nya...?"

Dungeon tersebut memperlihatkan suasana menakutkan sekaligus menyeramkan dari bagian dalamnya.

"..."

"Kelihatannya begitu."

Pintu gerbang dungeon ini jika dilihat dari luar berbentuk seperti sebuah gerbang kastil.

Sepertinya, dungeon ini terhubung dengan ruang bawah tanah.

"... Kalau begitu, ayo, langsung saja kita masuk, Lort! Pasti ada banyak sekali harta karun yang terpendam sedang menunggu untuk ditemukan di sana!"

"Oi, tunggu!"

Rord dengan percaya dirinya berlari menuju ke pintu masuk dungeon dan meninggalkanku yang berada di belakang.

Aku lalu menghampiri dirinya yang sedang melihat bagian dalam dungeon ini.

"Tunggu-tunggu, Rord!"

"Ada apa lagi?"

"Bukan apa-apa, tapi aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu."

"Ingin mengatakan apa?"

"Dungeon ini tuh kosong, banyak penghuninya...!"

Saat aku melihat bagian dalam dari dungeon ini, aku bisa merasakan jika suasana menyeramkan yang sedari tadi kurasakan semakin meningkat.

Kegelapan. Hanya itulah yang dapat kurasakan saat melihat isi dari dalam dungeon ini.

"..."

"Huh? Bagaimana pula kau ini... Kalau dungeon ini kosong, harunsya berarti tidak ada penghuninya."

"..."

"... Iya juga ya."

"Kau mau uang atau tidak?"

"Mau-mau."

Aku lalu mulai melangkahkan kakiku untuk pergi masuk ke dalam dungeon. Namun, tiba-tiba saja Rord menghentikanku dengan menahanku dengan lengan kanannya.

"Sebentar. Sebentar, Lort."

"A--Ada apa?"

"Ini Dungeon kosong... Pasti banyak penghuninya."

Karena mendengar perkataan Rord, aku lalu berlindung dibalik pundak mungilnya itu.

"... Aku sudah bilang kan..."

"... Tetapi, Lort. Sekarang ini kita sedang sangat membutuhkan uang, kita harus menghalalkan segala cara untuk berhasil mendapatkannya."

"Kau benar juga..., kalau begitu, ayo, kita masuk."

"Ya, kau benar. Ayo."

Dan dengan begitu, aku dan Rord lalu mulai berjalan masuk ke dalam dungeon dengan berhati-hati agar tidak terjatuh dari anak tangga yang kami turuni.

Kelihatannya jumlah anak tangganya sangat banyak, sehingga kami perlu melewatinya terlebih dahulu untuk sampai ke bagian yang benar-benar "Dungeon".

Dengan obor yang dipinjamkan oleh Guild, kami dapat menggunakannya sebagai cahaya penerang.

Obor adalah tongkat dengan bahan mudah terbakar di salah satu ujungnya, yang dinyalakan dan digunakan sebagai sumber cahaya. Obor telah digunakan sepanjang sejarah, dan masih digunakan dalam prosesi acara simbolis dan keagamaan, dan hiburan juggling. Jadi wajar saja, jika benda ini juga ada di dunia lain yang sepertinya mengambil latar belakang abad pertengahan.

"... Hey Rord."

"Ada apa?"

"Aku rasa memang terlalu dini untuk kita pergi masuk ke dalam dungeon seperti ini."

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

" 'Kenapa'? Kau tanya... Aku tidak punya senjata, yah, sebenarnya ada sih. Tapi itu hanyalah si 'Scott' dan bahkan kurasa dia tidak pantas untuk disebut sebagai senjata. Aku juga belum menguasai skill apapun, bukankah itu sudah cukup sebagai alasan?"

( Note: "Scott" di sini, maksudnya adalah pisau lipat, Lort memplesetkannya jadi pisau pramuka karena ukurannya yang sama-sama kecil, pramuka dalam bahasa inggrisnya adalah "Boy Scout" dan ia kembali memplesetkan "Scout" menjadi "Scott" )

"Kau ini, otakmu terlalu dangkal ya... Maka dari itulah kita perlu mengambil quest seperti ini. Dengan harta karun yang kita temukan, kita nantinya akan dapat menggunakan uangnya untuk membeli senjata dan perlengkapan lainnya, kau tahu! Disamping itu, bukankah aku sudah bilang jika aku ini bersamamu? Selama kau bersama denganku, kita pasti akan baik-baik saja!"

"... Ba--Baiklah, aku setuju saja karena perkataanmu sepertinya lumayan meyakinkan..."

"He He. Begitu dong! Ayo! Kita berburu harta karun! Dan juga, mengapa kau berjalan jauh di belakangku begitu, Lort?"

Rord menghampiri diriku yang berada di belakangnya dan mendorongku untuk berjalan ke depan lebih dulu.

"Laki-laki itu seharusnya berada di depan kan!?"

"Berisik tahu! Meskipun kau bilang kita akan baik-baik saja, itu tetap saja tidak bisa membuatku tenang tahu! Belum lagi jika tiba-tiba akan ada monster yang menyerang. Aku tidak akan bisa bertahan, maka dari itulah kau akan kugunakan sebagai umpan untuk lari!"

"Ka--Kau! Membuat alasan seperti itu, tetapi, sebenarnya kau ini hanya takut kan!? Disamping itu, bukankah kau yang memegang obornya!? Kalau kau berada di belakang seperti ini, aku yang berada di depan bisa kesulitan untuk melihat tahu!"

"Kau ini...! Kalau begitu, kau saja yang pegang obornya sana!"

"Tidak mau! Bukankah seharusnya laki-laki yang memimpin di depan!? Kalau seorang gadis polos sepertiku yang diserang, bisa-bisa kesuciakanku akan hilang tahu!"

Dia ini..., setelah mabuk-mabukan seperti itu maaih bisa-bisanya saja menyebut dirinya masih suci..., dan juga, bukankah dia ini seorang iblis?

Tiba-tiba saja terdengar suara kecil seperti benturan yang berasal dari dalam dungeon.

Saat mendengar suara tersebut, tubuh kami jadi seperti tersengat karena terkejut dan panik.

Kami yang sebelumnya sedang berselisih pun langsung mengalihkan pandangan kami ke bagian dalam dungeon.

Aku dan Rord lalu saling melihat satu sama lain dan menganggukan kepala secara bersamaan.

Aku lalu melangkah kakiku untuk berjalan keluar dari dungeon.

Sedangkan Rord, sepertinya mengendap-ngendap ke bagian dalam dungeon secara perlahan.

Rord yang menyadari jika aku ingin lari dari dungeon ini lalu langsung berlari ke arahku dan menggoyang-goyangkan tubuhku dengan menggunakan kedua pundakku.

"Ka--Kau! Aku kira tanda tadi itu merupakan sinyal untuk mengendap-ngendap...!"

"Iya-Iya, aku cuma bercanda tahu..."

***

Setelahnya, saat menelusuri dungeon, Rord selalu memperlihatkan wajah seperti gadis yang baru saja selesai menangis.

Saat berjalan, dia selalu memegang pundakku dari belakang. Kelihatannya, dia melakukan itu agar aku tidak lari seperti sebelumnya.

Dia ini..., padahal sebenarnya juga takut... Mengapa sebelumnya dia bisa terlihat sangat percaya diri dan tenang begitu pada saat sebelum masuk ke dalam dungeon...?

Aku menghela napas yang berat dan menghentikan langkah kakiku.

"... Ke--Kenapa kamu berhenti...?"

Berbicara dengan suara pelan, sepertinya Rord benar-benar sedang ketakutan.

Seperti sedang masuk ke rumah hantu di pasar malam bersama dengan cewek saja... Yah, aku belum pernah mengalaminya sih...

"Kau ini..., kalau ketakutan seperti ini seharusnya tidak perlu mengambil quest yang menyeramkan seperti ini kan...?"

"Ha--Habisnya, aku kira dungeon itu tidak semenyeramkan ini, dan aku mengira jika aku pasti akan baik-baik saja..."

"Tetapi, kenyataannya kau takut kan?"

"I--Iya..."

"Lain kali jika kita akan mengambil quest, selalu perhatikan lebih lanjut ya..."

"... Ba--Baik..., aku minta maaf..."

Layaknya gadis yang sedang ketakutan, ia lalu memelukku dengan erat dari belakang.

Aku bisa merasakan sensasi tubuhnya yang hangat, dan tangannya yang mungil.

Dan juga..., rata.

Benar..., rata.

Aku minta maaf, Rord.

Tetapi, sepertinya di masa depan "Itumu" tidak akan bisa tumbuh lebih besar lagi...

Masa depan benar-benar menyakitkan...

....

Saat aku sedang berjalan, aku menyadari jika kami sudah sampai ke anak tangga yang terakhir.

Sepertinya, dungeon yang sebenarnya baru akan kulihat sekarang...

Bagian dalam dungeon tersebut terlihat seperti gua pada umumnya.

Nah, ayo. Pasti setidaknya ada satu monster lemah yang akan mengejutkan kami kan...?

Aku sudah siap kapan saja.

Kemarilah, kalian!

Terdengar suara seperti hembusan nafas hewan liar seperti serigala dari depan kami.

Itukah dia?!

Aku mempersiapkan diriku dengan memegang Scott di tanganku.

Perlahan-lahan, makhluk itu mendekati kami dan memperlihatkan wujudnya berkat cahaya yang berasal dari obor yang kupegang.

Monster itu terlihat seperti kelelawar, namun, dengan tubuh yang lebih besar dan tanpa sayap di tangannya. Terlihat air liur keluar dari mulutnya yang sedang terbuka sembari menunjukkan gigi taringnya yang tajam.

Kepercayaan diriku yang sebelumnya sangat tinggi menjadi ciut.

Tubuhku lalu bergetaran seperti sedang melihat hantu di film-film.

Aku dan Rord lalu berlari ketakutan dari monster yang terlihat kelaparan itu.

"AAAAAAA...!"

"AAAAAAAAAAAA....!"

Bu--Bukankah seharusnya monster lemah yang muncul...!?

Gawat! Jika kami ingin kabur lewat tangga, makhluk itu bisa saja akan mengejar kami karena pergerakannya yang lincah.

Pilihan kami satu-satunya adalah berlari dan bersembunyi di sini. Jika situasinya sudah lumayan aman, setelah itu kami baru bisa kabur lewat tangga.

"Lo--Lort! Bagaimana ini!? Bagaimana ini!? Bagaimana ini?! Kita harus bagaimana...!?

"Berisik, bodoh! Aku juga sedang berpikir, tahu!"

"Berpikirlah lebih cepat!"

"Berisik tahu! Diam saja agar aku bisa berpikir dengan tenang, bodoh...!"

Seharusnya, di dalam videogame manapun, pasti akan ada tempat yang sengaja disediakan untuk bersembunyi seperti lemari ataupun meja.

Tetapi, meskipun kami menemukan tempat untuk bersembunyi, obornya mau ditaruh di mana?!

Kami membutuhkan penerangan untuk berkeliaran di tempat ini, tanpa cahaya kami tidak akan bisa apa-apa.

Kami berlari tanpa arah di dalam dungeon sembari berharap keajaiban akan muncul.

Apa kami memang harus lewat tangga saja!? Sial..., aku kehabisan pilihan...!

Saat kami berlari, tiba-tiba saja kami sampai pada sebuah dinding.

Gawat! Jalan buntu!

"Ki--Kita harus bagaimana ini, Lort!?"

Sial...! Apa memang tidak ada yang bisa kami lakukan!?

Kami terpojok. Dan monster itu sudah berada tepat di hadapan kami.

"Rord...!"

"A--Apa?!"

"Sebenarnya, ketika aku melihatmu dalam posisi yang memperlihatkan dadamu secara tidak sengaja, aku selalu berpikir seperti: 'Wah. Gila. Sudah tidak ada harapan ini gadis'."

"Huh?!"

"Lalu pada saat kita di hutan, aku selalu mencium aroma rambut dan tubuhmu yang wangy saat sedang tidur, namun, pada hari selanjutnya dan juga saat sedang tidur, aku kembali mencium aroma dirimu, namun, aromanya menjadi berbeda, 'Apa mungkin karena kau belum memakai shampoo?' tanyaku begitu..."

"Woi...?!"

"Kemudian, pada saat kau mandi di sungai, aku secara sengaja mengintip dirimu yang sedang membasuh badan. Saat sedang mengintip, aku lalu menyadari jika tubuhmu yang mungil itu lumayan memiliki lekukan, namun, saat aku memikirkannya, aku selalu penasaran 'Mengapa meskipun dia memiliki lekukan tubuh yang sangat bagus, tetapi, bisa-bisanya dia memiliki ukuran dada yang hampir setara dengan papan cucian?' "

Rord lalu mencekik leherku dan menggoyang-goyangkan tubuhku.

"Me--Mengapa kau berpikir seperti itu, Pengurung Diri sialan..!?"

"---I--Itu tidak terhin--da-darrkan, dan ju-ga aku ti--dak sengaja. Setidaknya aku su-su-dah memberi--tahunya pada--mu ka-n...? Dengan begini, aku su-dah ti-dak punya penyes-alan lag--i--..."

Aku berbicara dengan suara terengah-tengah karena Rord mencekik leherku.

"Bukankah kau tadi bilang 'Dengan sengaja'!?"

Monster yang berada di hadapan kami lalu bersiap untuk menyerang.

Aku dan Rord hanya bisa menyaksikannya dan berteriak karena ketakutan.

"UWAAAAAAAAGHA,AAAAAAAAAAAAAGHUAaaAA..!"

"AAAAAAAAAAA,aaa...aa...a?"

Namun..., monster itu tiba-tiba saja berhenti, tumbang ke tanah, dan terjatuh tepat di hadapan kami.

"..."

A--Apa yang terjadi? Mengapa dia tiba-tiba terjatuh?

Suara langkah kaki lalu terdengar dari belakang tubuh monster itu...

Seseorang lalu muncul dari balik kegelapan dan menghampiri kami.

Yang terlihat di sana adalah seorang gadis berambut biru muda sedang tersenyum dengan lembut ke arah kami. Rambut biru panjangnya itu tumbuh sampai ke bagian atas pantatnya, kedua matanya berwarna merah, ia memakai pakaian seperti seragam suatu perguruan dengan kombinasi warna putih, biru, dan kuning lengkap dengan rok biru dengan kombinasi warna yang sama. Ia juga memiliki sebilah pedang yang ia letakkan pada sabuk pedangnya di pinggangnya.

"Apa kalian terluka...?" tanya gadis berambut biru itu dengan senyuman lembut.


AUTORENGEDANKEN
Napid Napid

(≧∀≦●)/ Kyaa....! Best Waipu akhirnya muncul juga...!

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C11
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen