Ruangan langsung terasa sepi kayak kuburan, detak jarum jam pun kedengeran. Cia mikir, ini ruangan dokter apa ruangan ujian? Sunyi amat.
Dia melirik suaminya yang diam kayak Monas. Tegak, diam dan kaku. Karena Dhika begitulah aura langsung horor bawaannya.
Menarik napas pelan dia menepuk paha suaminya agak keras, karena kan berotot kalau pelan manalah terasa si Dhika.
Dhika menoleh menatap Cia, "kenapa? Ada yang tidak nyaman?"
'Sarap ni orang, dia yang buat situasi nggak nyaman dia pulak yang nanyak. Sebenarnya ni orang melamun nggak sih?'
'Sarap-sarap gitu pacar sekaligus suami' sahut batin Cia. Cia jadi nyesel ngomong dalam hati, ada aja yang nyamber kayak petir.
"Bapak yang buat nggak nyaman, kok diem aja? Dokter dari tadi nungguin respon bapak. By the way udah lebih lima menit bapak jadi patung." Sewot Cia dengan suara pelan.
Dhika berdeham lalu kembali duduk tegak, dia menatap Carol yang udah nungguin sejak lima menit yang lalu, lama lo itu.