"Pa, Sari ...."
Mendengar ucapan sang istri rasa takut dalam diri papa wisnu sepertinya kian menjadi-jadi. Belum lagi bulir peluh yang membasahinya kian mempertegas alibi pria paruh baya tersebut kalau ada hal buruk yang mungkin saja terjadi pada anak gadisnya itu.
"Bicara yang jelas dong, Ma! Sari kenapa? Dia kenapa?" tanya Papa Wisnu dengan nada yang terdengar meninggi.
"Dia nggak mau keluar kamar." Papa Wisnu kantas berlari menuju lantai dua tempat kamar Sari berada.
Sesuai dengan apa yang diucapkan oleh Mama Rani tadi, kamra Sari dalam keadaan yang terkunci dalam. untungnya Papa Wisnu dianugerahi kepintaran di atas rata-rata penduduk bumi.
Papa wisnu meraih kursi yang terletak tak jauh dari kamar Sari. Dia menggunakan kursi tersebut untuk dipanjat sekedar memastikan kalau Sari tidak melakukan hal yang membahayakan dirinya sendiri.
Kedua manik mata Papa Wisnu membola dengan sangat sempurna saat apa yang dia takutkan benar terjadi.