Kapitel 104: Dangdutan

Hanya cukup satu hari saja, Marpuah berlatih merias bersama Andi Lau, dan nyatanya dia sudah begitu mahir.

Andi Lau sendiri selalu orang yang menjadi guru bagi Marpuah, tampak begitu kagum.

Baru kali ini dia menemukan murid sehebat Marpuah.

Dari semua murid-murid yang sudah berguru dengannya, nyatanya hannyalah Marpuah yang paling cepat menyerap semua ilmu yang dia ajarkan, sekaligus mempraktikkannya dengan hasil sempurna dan bahkan lebih sempurna lagi dari hasil riasan Andi Lau sendiri.

"Pu'ah, Om, bangga banget punya anak murid seperti kamu, nanti kamu gak usah bayar biaya kursus deh! Nanti malah Om Andi, yang mau kasih modal kamu buat  alat-alat makeup!" ujar Andi Lau.

"Wah, serius, Ndi! Jadi gue gak perlu bayar uang kursus Marpuah nih?!" tanya Jeng Oktaf memastikan.

"Oya, Oktaf. Karna bagaimana pun, Marpuah itu juga anak aku," ujar Andi dan  sepertinya memang ada yang salah.

"Maksudnya anak apa?!" Jeng Oktaf mulai naik pitam dan bertolak pinggang.