Kapitel 146: Pilih Teman Sejati atau Teman Pencitraan?

Sudah Christ duga kalau mencuri batu perjanjian memang tidak mudah. Apalagi semua musuhnya berkumpul disini dan mereka jelas tidak akan membiarkan Christ mengambilnya semudah itu.

Tapi, sulit bukan berarti mustahil kan? Christ masih bisa mengusahakan angin takdir baik berhembus padanya. Selagi dia memiliki tekad dan usaha, maka kemungkinan berhasil bisa diraihnya.

'Tidak kusangka kalau kemungkinan terburuk dari rencanaku ini bakal terjadi. Karena aku sudah ketahuan, maka tidak ada pilihan lagi selain melawannya!'

Karena Christ sudah terlanjur terperangkap disini dan tidak bisa kabur lagi untuk menyusun rencana baru, maka suka tidak suka dia harus tetap menghadapi semua orang yang ada disini. Termasuk Dua Raja itu.

"Sepertinya memang tidak ada pilihan ..."

'Maaf, Liz. Terpaksa aku bertarung. Karena ini memang tidak ada pilihan lain. Kuharap kau memaafkanku!'

SRIINGG!