Maya menangis dengan posisi tertunduk sambil duduk di sofa empuk. Di hadapannya masih berdiri sosok lelaki yang tampak menatapnya dengan sendu. Sebenarnya Daniel tidak mau melakukan ini, tapi dia juga tidak bisa melepaskan kesempatan untuk kabur dari masalah ini.
Berhari-hari sudah dia terjerat masalah ini, mengumpulkan niat untuk bicara pada ayah dan ibunya, sampai dia kehilangan semua keberaniannya untuk berkata jujur pada mereka. Kesehariannya hanya di penuhi oleh nama Maya, tak lebih dari pada itu.
Rasa ingin tanggung jawab itu ada, tapi dia tidak punya keberanian untuk melangkah sejauh itu. Bahkan rasa bersalah juga terus menghantui Daniel sampai dia tak bisa tidur berhari-hari karena memikirkan nasib Maya dan anak dalam kandungannya.