Kapitel 175: Perseteruan Ayah dan Anak

Plak!!

Lagi-lagi kepala Siji dipukul oleh papanya.

"Kenapa papa dan adek-adek selalu menganiayaku, hah?! Abang bisa mati konyol karena gegar otak gara-gara kalian!" dengus Siji, sebal.

Baru kali ini Siji berani membentak papanya yang kejam itu. Ini karena Siji merasa jika papanya sudah keterlaluan menyiksa dirinya.

Mendengar Siji yang mengomel-omel seperti itu, Tuan Yudha malah tersenyum. Ternyata, berseteru dengan anak sendiri begini, lucu juga, batinnya.

Plak!!

Tuan Yudha dengan sengaja memukul kepala Siji lagi.

"Papa! Apa sebenarnya mau papa, hah?!" Siji berteriak, kesal. Rasanya kepalanya berdenyut hebat karena pukulan papanya berkali-kali itu.

Tapi, Tuan Yudha dengan kejamnya malah senyum-senyum melihat Sii yang kesal sambil terus memegangi kepala.

"Papa hanya memastikan jika anak papa masih sehat seperti sedia kala."