"Hei," sahut Surya Admaja. "Kau masih berada di kantorku, Clara."
"Saya tahu," sahut Clara Dimitrova. "Maaf," ujarnya karena telah berkata kasar dengan sangat keras yang disertai amarah yang besar.
"Sudahlah," ucap sang komandan. "Untuk sekarang, tidak ada yang bisa kita lakukan selain terus berupaya mencari keberadaan para mahasiswa itu. Juga, di mana sarang para makhluk siluman tersebut berada."
"Yaah, sepertinya kita memang harus mencari tahu tentang hal yang satu itu," ucap si detektif pria. "Maksudku, soal sarang makhuk-makhluk iblis itu. Hei," ucapnya kepada Clara. "Bukankah kekasihmu itu memiliki Divine Sword? Dia pasti bisa membantu menyelesaikan hal ini bukan?"
Clara Dimitrova melirik rekan detektifnya itu. Cukup jelas bagi Clara bahwa pria itu sesungguhnya hanya menyindir Ardha Candra, tapi Clara sedang tak hendak melayani hal tersebut.
"Kami sudah membicarakan hal ini," sahut Surya Admaja. "Dan sekarang, keluarlah!"