Pagi-pagi aku terbangun, karena ada yang membuka gorden jendela kamarku sehingga sinar matahari masuk ke dalam. Ku buka mataku dan ternyata Susan pelayan rumah.
"Good morning, nona Ana !" sapanya ramah dan sambil tersenyum.
"Selamat pagi, jam berapa ini ?" tanyaku duduk di tempat tidur.
"Pukul tujuh pagi, nona? anda ingin mandi ?" tanyanya, aku terdiam dan mengangguk.
"Baik nona, akan saya siapkan! oh, ya sarapan pukul sembilan pagi !" ucapnya.
"Susan maaf, apa harus di atur waktunya seperti ini kalau disini ?" tanyaku. Susan tersenyum.
"Begitulah, saya hanya mengerjakan apa yang menjadi tugas sehari-hari disini !" jawab Susan. Dia pun pamitan, sementara aku turun dari ranjang besarku dan menuju jendela kamarku yang cukup besar ternyata. Aku tertegun karena Jendela kamarku menghadap kebun belakang yang luas. Aku melihat bunga beraneka warna dan di tambah air mancur.
Susan datang sambil membawa beberapa perlengkapan mandi dari sabun, sikat gigi, sampo dan juga handuk. Dia bertanya apa mau air dingin atau hangat, aku meminta air hangat saja karena agak dingin. Menurut Susan ini baru masuk musim semi jadi masih terasa dingin setelah musim salju. Oh, aku baru tahu kalau disini ada empat musim berbeda dengan di Indonesia yang hanya dua musim saja hujan dan kemarau.
Setelah itu aku turun untuk sarapan pagi, di meja makan papa dan mama sudah duduk menungguku. Papa dan mama akan ke London untuk memperkenalkan diri di perusahaannya yang baru, aku diminta dirumah saja karena menurut mama sekolahku akan di mulai seminggu lagi. Aku terkejut ternyata cepat juga, mungkin perbedaan waktu antara Indonesia dan Inggris.
"Mah, boleh aku tahu ?" tanyaku.
"Iya sayang, silahkan ada apa ?" tanya mama.
"Aku akan sekolah dimana? dan apa nama sekolahnya ?" tanyaku penasaran.
"Oh itu, di sekitar sini tidak jauh ko, sayang! namanya apa ya? mama lupa ?" mama melirik ke arah papa.
"Oh sekolah St Queen Merry !" jawab papa.
"Ada asramanya, jadi kamu bisa tinggal di sana bila mau! dan akan pulang di akhir pekan! mama dan papa tak perlu lagi mendaftar ke sana karena menurut oma dari surat wasiatnya sudah sejak awal dia yang mengurusnya, jadi kamu tinggal datang saja !" jelas mama, aku tertegun.
"Jadi, aku pergi sendir? kalau tersesat ?" tanyaku.
"Ana, daerah ini kota kecil, sayang mana mungkin tersesat !" jawab mama aku terdiam.
"Iya ma !" aku mengangguk.
Setelah selesai sarapan mama dan papa pun pergi, aku hanya berdiam diri dirumah. Sampai saat ini buku yang lain belum ada tulisannya. Buku sihirku sudah ku simpan di kamarku, aku menuju ruang perpustakaan tapi tidak ada menarik. Selain tidak mengerti, bahasa Inggrisku pas-pasan sebenarnya.
"Nona, anda mau kemana ?" tanya Susan, ketika bertemu di lorong rumah.
"Aku tidak tahu Susan !" ucapku, Susan malah tersenyum.
"Nona bisa naik kuda atau ke taman belakang rumah !" Susan memberikan aku alternatif agar tidak bosan.
"Aku tidak bisa berkuda Susan, eh emang ada kuda disini ya ?" tanyaku heran.
"Tentu saja, tepatnya di halaman belakang, anda mempunyai 4 kuda !" jawab Susan.
"Oh iya Susan, aku ingin bertanya kenapa di pintu gerbang ada tulisan The Secret Garden ?" tanyaku baru kuingat tentang hal itu.
"Oh, itu ya? mari ikut saya nona Ana !" ajak Susan kepadaku.
-----------------
Kami pun ke halaman, belakang selain taman bunga. Ada juga kandang kuda yang tadi Susan beritahu dan memang ada 4 kuda, 2 jantan dan 2 betina. Ada yang berbulu hitam, putih dan coklat. Setelah itu Susan menunjuk sebuah rumah kaca yang terletak tidak jauh dari kandang kuda,
"Nyonya Christina suka pergi ke sana !" tunjuknya. "Tidak boleh ada yang masuk tanpa seijin dia !" ujarnya. Oh milik oma toh !
"Tapi anda cucunya nona, kurasa boleh masuk! coba saja, karena di kunci tapi kuncinya tidak ada! seperti tertutup begitu saja !" jelas Susan merasa aneh.
"Oh begitu, aku kesana saja! terima kasih Susan !" kataku.
"Kalau begitu saya permisi nona !" ia membungkuk dan pergi.
Aku melangkah mendekati rumah kaca yang cukup besar, mungkinkah ini tempat koleksi oma disini ? tanyaku, dan perlahan aku memegang gagang pintu. Aku merasakan sesuatu sihir. Mungkin saja di dalamnya ada rahasianya. Dan terbuka ..!
Aku masuk ke dalam, aku menatap tak berkedip seakan tak percaya. Bagaimana tidak ini seperti kebun tapi di dalam ruangan ! aku melangkah pelan ada kebun bunga, buah-buahan, tumbuhan bumbu dan obat-obatan semua komplit.
Ruangan ini seperti tidak berujung. Pantas ini disebut Secret Garden seperti yang ada di pintu gerbang rumah. Setiap bunga, buah, dan tumbuhan yang berada di sana ada penjelasannya sendiri. Di antaranya ada yang aku kenal tapi kebanyakan tidak aku ketahui dan baru aku lihat, bisa di pastikan ini semua berasal dari seluruh dunia !
Sampai aku tertarik kepada sebuah bunga yang cantik, ketika akan ku sentuh ... aku mendengar teriakan dari bunga lain bahwa itu berbahaya dan beracun. Untunglah aku tersadar dan tidak jadi menyentuhnya. Menurut mereka, di sini banyak bunga unik dan langka. Aku pun memperkenalkan diri kepada semua dan mereka sangat senang karena ada penerus dari omaku, aku tersenyum. Aku sudah tak ingat waktu ketka berada disana, karena banyak cerita seru yang diceritakan oleh semuanya, pasti kalian heran bukan ? dimataku mereka hidup ada mata, hidung telinga dan tangan tapi tidak untuk kaki.
Aku pamitan kepada mereka, karena aku harus pulang, dan aku keluar dari rumah kaca dan sore sudah menjelang, waktu tak terasa disini. Mama dan papa sudah pulang dan mencari aku, aku katakan tadi jalan-jalan. Aku mandi dan bergabung dengan mereka untuk makan malam.
Begitulah selama seminggu aku pergi ke sana, aku juga mulai belajar menggunakan sihirku dengan menggerakan tanganku untuk menyiram semua tumbuhan yang ada di rumah kaca, karena kalau secara biasa akan lama sekali. Diibaratkan di dalam rumah kaca seperti kebun, hutan kecil dan tak bisa aku jelaskan dengan kata-kata. Semakin lama masuk ke dalam semakin tak masuk akal, bagaimana tidak ada pohon tinggi besar ada di dalam rumah kaca ! dia mengaku berumur 1000 tahun ! dan itu tidak satu tapi banyak ...
----------------
Hari sekolah pun tiba, mama sudah mempersiapkan seragam khusus buatku. Seragam ini terdiri dari kemeja putih, jas berwarna biru laut dengan strip putih di sisi dari kerah, ujung lengan. Rok warna senada panjangnya selutut. Dasi warna merah. kaos kaki putih dan sepatu warna hitam serta tas sekolah warna hitam di jinjing bukan ransel seperti di Indonesia. Oh ya tak lupa badge nama sekolah.
"Ana kamu cantik sekali !" mama memujiku.Tapi aku terdiam.
"Kenapa sayang ?" mama menatapku heran.
"Anu mah aku merasa heran !" jawabku.
"Heran kenapa ?" tanya mama tidak mengerti.
"Mungkin baru kali ini memakai seragam seperti itu !" jelas papa, aku hanya.
mengangguk.
"Oh, ya sudah ayo kita pergi! oh iya bawa tas koper kamu ya !" jawab mama, aku mengangguk.
Ternyata mama dan papa hanya mengantarku sampai di pertigaan ke kota. Aku turun dan pamitan sementara kedua orang tuaku akan ke London, aku melambaikan tangan kepada mereka dan pergi. Kata mama aku harus berjalan saja nanti akan bertemu dengan sekolahku.
Aku kini berada di kota kecil tempat tinggalku, kotanya hanya sepanjang jalan saja tidak ada belok kiri dan kanannya. Sepanjang perjalanan mereka para pendiduk kota memperhatikanku dengan heran dan berbisik. Sampai aku bertemu seorang lelaki.
"Maaf sir, sekolah Queen Mary dimana ya ?" tanyaku, lelaki itu hanya menatapku dari ujung rambut sampai kaki.
"Disini tidak ada sekolah seperti itu, yang ada St John kamu harus naik bis di sana tapi itu tadi sudah pergi !" ujarnya langsung pergi, aku tertegun dan terdiam.
Tiba-tiba ada seorang lelaki dan perempuan serta perempuan lebih tua terburu berjalan menuju stasiun yang tadi kulewati, yang menjadi perhatian adalah seragam mereka sama dengan ku.
"Tunggu, aku ikut !" teriakku dan berlari mengejar mereka. Perempuan tua menoleh dan berhenti,
"Oh, kamu murid baru ?" tanyanya. Aku mengangguk.
"Iiya madam, aku bertanya kepada seorang bapa katanya di suruh ke st John !" keluhku.
"Oh begitu, jangan dipikirkan, mereka tidak mengerti ! oh iya namaku Olivia dan ini kedua putra dan putriku! yang lelaki namanya Mark dia seumuran denganmu dan ini Joana adiknya !" madam Olivia memperkenalkan diri.
"Aku Karennina tapi panggilanku Ana !" aku memperkenalkan diri.
"Mam nanti kita terlambat !" pemuda itu menyela.
"Oh iya, ikut dengan kami !" perintahnya kami pun berjalan menuju stasiun kereta.
"Apa kita akan naik kereta ?" tanyaku, Joana menggeleng.
"Jalannya berada di samping stasiun !" jawab Joana,
"Oh !" kataku.
Dan ketika sampai, ada gang sempit di antara dua dinding, satu stasiun dan satu entah bangunan apa aku tidak tahu. kami harus berjalan satu persatu dimulai dari ibu kedua anak tadi Joana, aku dan terakhir Mark. Tak lama aku melihat seperti gua gelap dan memasukinya. Entah berapa lama kami berjalan di kegelapan yang jelas di ujung aku melihat cahaya ketika sampai aku tertegun tak berkedip.
Bagaimana tidak di depanku pemandangan yang berbeda, kiri kananku hutan tapi sangat indah karena banyak bunga bermekaran, bukan hanya itu ada banyak siswa yang seragamnya sama dengan kami, mereka keluar dari lorong yang sama. Tak lama terlihat ada stasiun kereta juga dan sebuah kereta berhenti dengan bentuk yang kuno dengan cerobong asap yang mengepul, banyak murid yang turun.
"Selamat datang di sekolah sihir St Queen Marry !" seru madam Olivia sambil menunjuk sebuah pintu gerbang besi dengan nama sekolah di atasnya.
Kami pun memasuki gerbang ternyata itu di atas bukit, sekolahnya berada di bawahnya sangat luas gedung sekolahnya, bentuk bangunannya kotak di tengahnya ada halaman ada sekitar 8 bangunan yang sama. Di sekelilingnya hamparan padang rumput yang sangat luas, di kelilingi hutan bisa disebut sekolah yang luas ini berada di tengah hutan.
Bersambung ....