"Begini, Pak. Sebenarnya kami datang ke mari semata-mata hendak melarnar anak bapak dan ibu untuk kami jadikan istri anak saya." Akhirnya dengan terus terang dan langsung, ayah Handoko menuturkan apa maksud kedatangan mereka yang sebenarnya. Hal ihu menjadikan mata kedua orang tua Mawar dan Prans membelalak, tak mengerti dan heran mendengar ucapan ayah Handoko. Namun begitu,
"Tidak! Jangan dekati aku lagi, Mas." "Mawar, kalau kau memang sayang dan cinta padaku, aku mohon bukalah pintu. Kita bicaralah baik- baik, Mawar. Kalau kau begini, bagaimana mungkin hatiku akan tenang? Bukalah pintunya." Pinta Prans, mengharap Mawar mau membukakan pintu kamarnya.
Pintu akhirnya teribuka. Narnpak Mawar semakin banyak mengucurkan air mata. Dengan mesra, Prans memeluk tubuh kekasihnya. Meletakkan kepala Mawar di dadanya, sedangkan tangannya, dengan lembut membelal rambut Mawar