Kirana menghela nafas panjang, dia tidak tahu bagaimana bisa ia begitu mudahnya menyerahkan dirinya pada seorang pria asing. Segampang itu dia bisa di tiduri oleh pria yang namanya saja ia tidak tahu.
"Kenapa bisa seperti ini ? aku terlalu ceroboh. Dendam dan amarah membutakan hati dan pikiran ku." Gumam Kirana penuh penyesalan. Penyesalan yang benar-benar terlambat.
Dia sangat menyesali apa yang sudah terjadi padanya. Mahkota wanita hanya satu dan ia memberikannya pada seseorang pria dengan gegabah. Bisa-bisanya dia berubah menjadi wanita nakal dan tidak punya harga diri hanya dalam semalam hanya karena sakit hati dan kecewa.
"Bodoh Kiran, kamu terlalu bodoh." Makinya pada dirinya sendiri.
"Ayah ibu maafkan anak mu ini." Gumam Kirana menatap langit-langit lorong club dengan tatapan sendu, ia sungguh merasa bersalah pada mendiang orangtuanya yang selalu mengajarinya untuk menjaga diri dan hanya memberikan kehormatannya hanya pada pria yang berstatus sebagai suaminya.