Kapitel 219: Bunga

Rio menundukkan kepalanya dan tatapan matanya jatuh dan terkunci pada bibir manis Gisa. Wajah Rio yang tampan memunculkan lengkungan bibir yang begitu menarik. Dia menurunkan wajahnya mengecup dan melumat bibir itu dengan hati-hati seolah memperlakukannya seperti barang berharga yang mudah pecah kapan pun, Rio lalu mendongak kepalanya menatap lekat wajah merah padam Gisa, ia memiringkan kepalanya lalu membisikkan banyak kata cinta, janji dan harapannya dengan begitu mesra di telinga Gisa.

Wajah Gisa seketika berubah memerah, iris mata coklat terangnya membelak. Gerakan lembut yang hati-hati membuat Gisa agak kebingungan dan terlena karena biasanya pria ini akan menyerangnya dengan ganas dan tanpa ampun seperti seorang binatang buas yang kelaparan.

"Mas..." Panggil Gisa seraya mencegah tangan Rio yang hendak menyentuh dadanya.

"Mmm..." Jawab Rio dengan suara berat menandakan gairah pria ini tengah memuncak.