Rasa gugup membuat jemari Sarah bergetar hebat. Untuk pertama kalinya ia merasa begitu beruntung bisa bertemu secara langsung dengan CEO perusahaan Star Aurora dan bisa bergabung di perusahaan yang menjadi incaran banyak orang.
Sarah merapikan rambut hitam legamnya, ia menggulung rambutnya keatas agar lebih rapi.
Sarah mengetuk pintu itu dan terdengar suara dari dalam.
"Tunggu sebentar di luar, saya sedang ada tamu." Ucap kepala HRD itu.
"Baik pak." Jawab Sarah,
Didepan ruang HRD terdapat beberapa sofa melingkar yang di sediakan untuk tamu.
Sarah duduk dengan tubuh kaku di sofa yang empuk dengan menggunakan bantalan sofa untuk menyangga punggungnya namun Sarah masih saja merasa tidak bisa duduk dengan nyaman. Ia terlalu gugup sekaligus penasaran di bagian mana ia akan di tempatkan, melihat dari tingkat pendidikannya, ia tidak mungkin di tempatkan di divisi yang terbaik.
Sembari menunggu Sarah berusaha menetralisir rasa gugupnya dengan menatap pemandangan indah perusahaan Aurora dari lantai 4.
"Bagus banget pemandangannya, tempat ini di buat seolah-olah sebagai tempat wisata bukan sebuah perusahaan, setiap divisinya memiliki gedung masing-masing dan setiap gedung memiliki pemandangan yang berbeda-beda. Sungguh indah
"Nona Sarah Frederica."
Sarah tersentak dari lamunannya mendengar namanya tiba-tiba di panggil secara mendadak. Tampak seorang pria paruh baya dengan rambut yang beberapa helainya sudah berubah putih tersenyum tipis menghampirinya. Pria itu adalah pria yang mewawancarai Sarah tadi, pria berkaca mata bulat berwarna hitam yang senada dengan warna matanya.
"I-iya pak." Jawab Sarah gagap, ia begitu gugup sampai-sampai tangannya mulai bergetar dan terasa dingin.
"Silahkan masuk ke ruangan Saya." Ucap pria itu dengan sopan
Sesaat Sarah terpana dengan sikap sopan yang berlebihan yang di tunjukkan pria itu, sikap seperti itu biasanya di tunjukkan untuk atasan bukan untuk bawahan sepertinya "Baik pak." Jawab Sarah lalu mengikuti pria itu kedalam ruangannya dengan jantung berdebar.
"Desain yang kamu buat sungguh berkesan Sarah baik dari cara mu menggambarnya dan menjelaskan filosofinya sungguh menarik." Ucap kepala HRD itu memuji kepiawaian Sarah dalam mendesain.
"Oh ya, saya Michael Adiputra."
Sarah berusaha tersenyum selembut dan seramah mungkin, namun ia terlalu gugup hingga tidak mampu menahan tanggannya yang bergetar hebat, senyum yang dia berikan pun hanya segaris tipis.
"Salam kenal, pak Michael." Jawab Sarah mengulurkan tangannya membalas uluran tangan pak Michael.
"Apa benar kalau kamu tadi di minta pak Sean untuk menemui saya ?" Tanya Michael mengkonfirmasi perintah yang ia dapatkan.
Sarah mengangguk. "Iya, pak!"
"Baiklah! Saya mengerti. Tadi Tuan Sean juga sudah menelpon saya dan memberi tahu tentang kamu, kamu besok sudah bisa mulai bekerja di salah satu divisi terbaik perusahaan ini yaitu divisi pembuat desain pakaian di gedung Vermillion Jade di sana masih kekurangan desainer sedangkan di divisi desain perhiasaan sudah banyak desainer, Apa kamu bersedia bergabung di sana ?" Tanya Michael.
Sarah tertegun. " Saya di tempatkan di divisi terbaik pak ?" tanya sarah tidak percaya dengan pendengarannya
"Ya, kamu masuk ke divisi itu." Jawab Michael tersenyum.
Sarah mencubit lengannya untuk memastikan apakah yang dialaminya nyata atau hanya mimpi.
"Ssshh..." Gumam Sarah pelan saat merasakan nyeri akibat cubitannya sendiri.
"Kamu sedang tidak bermimpi Sarah." Ucap Michael terkekeh geli melihat kelakuan konyol Sarah.
'dia baru saja keluar dari ruangan CEO dan bisa-bisanya dia terkejut mendengar kalau dia di tempatkan di bidang mana, gadis ini terlalu polos atau bodoh.' Gumam Michael berkata pada dirinya sendiri.
"Maafkan saya pak." Ucap Sarah malu.
"Nggak apa-apa Sarah, saya paham." Ucap Michael.
"Besok pagi kamu tinggal ke gedung Vermillion Jade menemui resepsionis di sana dan menunjukkan ini, mereka akan mengarahkan mu ke ruangan manajer desainer di sana." Ucap Michael menyerahkan sebuah kartu kepegawaian untuknya.
"Terima kasih pak." Ucap Sarah, Seulas senyum muncul di wajah Sarah. Harapan langsung memenuhi hatinya. Sarah sungguh berterima kasih pada Sean CEO perusahaan ini yang menempatkannya di salah satu divisi terbaik di perusahaan ini yang tentu saja banyak di incar oleh para desainer, sungguh Sarah sangat beruntung.
"Oh, ya Sarah kalau kamu punya desain perhiasan atau kamu ada membuat desain perhiasan di rumah kamu bisa menyerahkannya ke divisi desain perusahaan di gedung black moon terutama desain-desain yang indah seperti ini." Ucap Michael menyerahkan desain Sarah tadi.
"Desain mu ini hanya perlu di sempurnakan Sarah setelah kamu rampungkan, serahkan untuk ku, Tuan Sean ingin memilikinya ." Ucap Michael.
"Baik pak." Jawab Sarah, ia merasa sangat bersyukur CEO perusahaan ini begitu menyukai desainnya.
Di ruangannya Sean juga ikut tersenyum senang melihat kalau Sarah menyukai divisi yang dia berikan.
"Aku harap setelah ini kita akan bisa semakin dekat Sarah." Gumam Sean menyimpan nama itu di hatinya.
Sarah keluar dari kompleks gedung perusahaan Star Aurora dengan wajah berseri-seri. "Tuhan terimakasih." Ucap Sarah mengucapkan rasa syukurnya.
Sarah pulang ke rumah dengan wajah berbinar, rasa lelahnya karena berjalan cukup jauh dari halte bis hilang seketika saat melihat wajah neneknya.
"Nenek." Panggil Sarah berlarian kearah neneknya.
"Jangan lari-lari Sarah." Teriak nenek Amira panik.
"Nenek, Sarah ke terima kerja." Ucap Sarah dengan bangga
"Benarkah ? Syukur lah." Ucap nenek Amira dan Bi Ina
"Iya nek, tahu nggak nek Sarah keterima kerja di perusahaan besar." Ucap Sarah.
"Sungguh ?" Tanya nenek Amira dan Bi Ina seketika menghentikan pekerjaan mereka berdua. Nenek Amira sedang membuat kue dan Bi Ina tengah menjahit.
"Iya bener nek, Sarah bekerja di perusahaan Star Aurora, salah satu perusahaan desain dan produksi pakaian dan perhiasan mahal-mahal dan indah-indah itu nek." Ucap Sarah tersenyum sumringah.
"Kamu serius Sarah ? Kamu nggak sedang di tipu kan ?" Tanya bi Ina dengan wajah khawatir.
"Nggak bi, Sarah langsung ke perusahaan itu tadi dan bertemu langsung dengan CEO nya." Ucap Sarah.
"Bertemu CEO ?" Ucap nenek Amira dan Bi Ina secara bersamaan.
"Iya nek, awalnya kan Sarah imut wawancara dan tes keahlian seperti pelamar yang lainnya, Sarah di suruh mendesain perhiasan atau pakaian dengan musim semi, nah di sini Sarah mikirkan nek kalau Sarah cuma ngedesain perhiasan atau pakaian aja jadinya kurang lengkap karena yang Sarah lihat sejauh ini setiap pakaian mewah tidak pernah lepas dari perhiasan mewah jadi Sarah mendesain kedua bidang itu dengan tema dress yang mengusung konsep bunga Daffodil dan kalung yang mengusung tema bunga baby Breath, Sarah menggabungkan desain dua bunga yang menggambarkan musim semi."
"Awalnya Sarah tidak berharap lebih dan bahkan Sarah tidak pernah berpikir kalau desain Sarah akan di sukai, jadi aku hanya bisa mendesain sebisa ku dan mengeluarkan semua kemampuan terbaik ku."
"Ternyata tidak sia-sia nek Sarah berpikir keras dan berpacu dengan waktu, desain Sarah bukan hanya di sukai oleh direktur tapi oleh CEO nya langsung."
"Setelah selesai wawancara Sarah langsung di panggil ke atas untuk menghadap CEO perusahaan Star Aurora dan dia begitu menyukai desain ku, dia bahkan meminta untuk ku merampungkan desain ini dan menyerahkan untuknya. " Ucap Sarah menceritakan secara detail apa yang di alaminya hari ini.
Nenek Amira dan Bi Ina sangat lega dan bersyukur, ternyata Sarah tidak di tipu melainkan itu sebuah keberuntungan yang nyata.
"Selamat sayang, bekerja yang giat. Berikan yang terbaik untuk perusahaan itu." Nasehat nenek Amira.
"Iya nek, pasti." Jawab Sarah lalu memeluk Bi Ina dan neneknya.