"Jadi aku membutuhkan seorang asisten yang bisa bahasa asing untuk menggantikan ku saat aku tidak ada di tempat, kita memang bisa menggunakan jasa penerjemah tapi jauh lebih baik jika kita bisa menjelaskan secara langsung pada klien, bagaimanapun penjelasan kita berbeda dengan translatean penerjemah sering kali tidak sesuai seperti yang kita inginkan karena mereka hanya akan mentranslate kan inti pembicaraan kita bukan dengan kata-kata asli yang kita ucapkan," terang Ivan pada Sarah
"Aku minta maaf Sarah, sepertinya boutique ini bukan tempat yang tepat untuk mu, aku saat ini sedang membutuhkan assisten yang bisa menggantikanku di sini sementara aku pergi keluar negeri" Ucap Ivan dengan nada lembut dengan raut wajah merasa bersalah melihat ekspresi Sarah.
"Tak apa, pak Sarah mengerti," ucap Sarah dengan memberikan senyuman manisnya untuk menutupi hatinya yang kini merasa kecewa pada dirinya sendiri saat mengetahui fakta dari kemampuannya yang selama ini dia yakini bahwa dia akan bisa di terima di boutique impiannya, dia juga merasa malu karena pernah sesumbar dengan neneknya bahwa kemampuannya setara dengan seorang desainer terkenal seperti Ivan namun hari ini dia menyadari bahwa kemampuan dirinya dengan Ivan layaknya langit dan bumi, begitu jauh hingga terasa sangat sulit untuk di raih.
"Aku tidak mungkin meminta mu bekerja di bidang lain karena kamu tau sendiri posisi yang di buka hanya Cleaning Servis dan assisten," Ucap Ivan lagi
"Karya mu lumayan bagus, hanya perlu di tambah di beberapa bagian, bagaimana kalau aku membeli karya ini senilai lima juta rupiah ? " tanya Ivan pada Sarah
"Lima juta rupiah pak, " ucap Sarah terkejut dia tidak menyangka gaunnya yang memiliki banyak kekurangan bisa di nilai semahal itu.
"Iya, kalau kamu punya karya yang lain silahkan jual di toko ini, kami akan menerimanya walaupun itu memiliki kekurangan, kami yakin kami bisa memperbaikinya" ucap Ivan pada Sarah
"Terimakasih banyak pak, " ucap Sarah senang, Sarah masih ingat cerita temannya yang mengatakan kalau desainnya hanya di hargai satu juta rupiah sedangkan desain milik nya di hargai lima juta rupiah, untuk orang- orang seperti Sarah lima juta rupiah adalah uang yang sangat banyak dan sulit di dapatkan.
"Ini pak, desain yang ku buat minggu ini, silahkan bapak lihat " ucap Sarah menyerahkan sebuah desain baju dan celana kekinian.
"Sini ku liat dulu," ucap Ivan menyambut kertas yang di berikan Sarah.
"Hmmmm, apakah desain mu ini terinspirasi dari baju itu ?" tanya Ivan sembari menunjuk sebuah baju dan celana yang di pasang di sebuah patung dan di pajang di ruang kaca yang memiliki connecting room dengan ruang kerja Ivan.
"Iya pak, saya sangat terinspirasi dari baju yang bapak buat sehingga saya mendapatkan ide untuk membuat desain sebuah baju tapi di mix dengan gaya semi modern dan bahannya pun menggunakan kain batik.
"aku suka perpaduan warna batik nya di sini, perpaduannya pas" Ucap Ivan sembari tersenyum puas.
"Kalau ku beli desain ini ku beli 500 ribu rupiah gimana ?" tanya Ivan pada Sarah
"Aku tidak bisa membeli dengan harga lebih dari ini karena baju dan celana yang kamu desain sama persis dengan desain kami, hanya bahannya saja yang berbeda," Ucap Ivan lagi
"Iya pak, Sarah bersedia menjualnya pak," Ucap Sarah merasa terharu bagaimana tidak karya nya bisa di bilang plagiat tapu Ivan malah ingin membelinya dengan harga yang tinggi.
"Sarah minta maaf ya pak, kalau Desain Sarah sama persis dengan karya bapak," ucap Sarah dengan wajah merasa bersalah.
"Tak apa, nama nya juga terinspirasi lagi pula ini tidak terlalu sama persis dengan desain milik ku, " Ucap Ivan.
"Ini, Coba kamu lihat motif ini, motif ini sepertinya ciri khas mu, ya kan ? tanya Ivan sembari menunjuk sebuah motif di baju dan celana yang di desain oleh Sarah.
"Iya, benar pak," Ucap Sarah
Sarah tersenyum senang melihat tumpukan uang di depannya dengan uang ini, aku bisa membawa nenek berobat ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih baik, jadi nenek tidak perlu lagi membeli obat di warung yang tidak mereka tau apa kah obat itu sudah tepat atau belum untuk mengobati penyakit nenek, aku juga penasaran nenek sakit apa, batin Sarah merasa senang.
"Belajar lah bahasa asing, itu sangat berguna untuk mu di kemudian hari dan itu juga bisa menjadi nilai tambah untuk mu," ucap Ivan memberi nasehat pada Sarah.
"Baik pak," Ucap Sarah mengingat nasehat Ivan
"Ini, uang lima juta lima ratus ribu rupiah di hitung dulu," ucap Ivan mengeluarkan sebuah amplop dari dalam laci
" Terimakasih pak, Tak perlu di hitung lagi pak uangnya," Ucap Sarah merasa senang saatembuka amplop itu yang sudah berisi segepok uang
"Kamu harus tetap menghitung nya Sarah, siapa tau uang nya kurang, saya tidak menerima komplain saat kamu sudah keluar dari ruangan ini," Ucap Ivan dengan ekspresi yang sudah kembali datar.
"Baik pak," ucap Sarah patuh menuruti perintah Ivan.
"Uang nya pas pak," Ucap Sarah beberapa saat setelah selesai menghitung uang yang di berikan oleh Ivan
"Hmmm," gumam Ivan menyahuti ucapan Sarah
"Terimakasih banyak pak, kalau begitu saya pamit," Ucap Sarah
"Silahkan, ingat walaupun kamu tidak bekerja disini tapi karya mu tetap kami hargai, kami juga akan tetap memasukan nama mu sebagai salah satu perancang busana ini dan ingat kamu harus belajar bahasa Asing" Ucap Ivan menunjuk gaun yang di desain oleh Sarah.
"Sekali lagi Terimakasih pak, saya akan mengingat nasehat dari bapak," Ucap Sarah seraya menangkupkan kedua tanganya kedepan sebagai tanda terimakasih.
Saat Sarah keluar dari ruangan dia langsung di sambut oleh Meghan yang tampak nya penasaran dengan hasil wawancara Sarah.
"Sarah, gimana kamu lulus," tanya Meghan
Sarah hanya menggelengkan kepalanya dengan raut wajah sedih
"Tak apa, mungkin kamu belum berjodoh dengan tempat ini, aku yakin kamu pasti akan sukses di tempat lain," ucap Meghan menyemangati Sarah sembari memeluk Sarah memberikan kekuatan untuknya
"Iya kak, terima kasih ya," ucap Sarah membalas pelukan meghan
"Kakak, sudah wawancara ? " tanya Sarah pada Meghan
"Sudah, aku keluar lebih dulu dari mu," ucap Meghan
"Tadi gimana kak ?, " tanya Sarah penasaran
"Aku bisa jawab semua pertanyaan HDR nya dan kata ibunya nanti kalau di terima bakalan di hubungin" Jawab Meghan
"Semoga di terima ya kak," doa Sarah pada Meghan
"Amiiinnnn..," ucap Meghan menimpali ucapan Sarah
"Kak, aku pulang duluan ya, kasian nenek di rumah sendiri aku juga harus membantu nenek di toko," pamit Sarah pada Meghan.
"Iya, aku juga mau pulang, hati-hati ya sar selamat sampai tujuan," Ucap Meghan
"iya kak, kakak juga hati-hati ya," ucap Sarah
"iya," Jawab Meghan
"Sarah...Sarahh..., tunggu" panggil Meghan tak lama setelah mereka berpisah.
"Iya kak, ada apa ?" tanya Sarah bingung
"Kita belum bertukar nomor handphone," Ucap Meghan
"Astaga, iya kak," Jawab Sarah sembari tertawa.
"Ini kak nomor handphone ku," ucap Sarah sembari memperlihatkan sebuah nomor handphone nya.
"Oke, sebentar ya," ucap Meghan
drrrr....drrrr ..... getaran panjang di Handphone Sarah yang menandakan ada panggilan masuk
"Udah masuk telpon ku ?" tanya meghan pada Sarah
"Udah kak, ini kan kak, nomor handphone kakak," Ucap Sarah memperlihatkan nomor di daftar panggilan masuk di Handphone nya.
"iya bener, di save ya," ucap Meghan
"iya kak," jawab Sarah.
Mereka pun berpisah dan kembali ke rumah masing-masing.