Kapitel 219: Pelangi setelah badai

Masih tentang mengejar mimpi. Terkadang diri penuh keraguan. Terkadang tersandung batu atau menemukan dinding tinggi yang memberi penghalang antara kita dengan mimpi. Terkadang ada orang yang menarik, mematahkan, dan merobek sayap saat hendak terbang ke awan, dan akhinya kita jatuh ke jurang keputus asaan yang gelap nan lembab.

Ingin menyerah saja, melepas semua impian, mengubur dalam-dalam dan melupakannya. Atau menungggu seseorang mengulurkan tangan untuk menarik kita dari jurang keputus asaan itu.

Sayang beribu sayang, dunia tak akan selamanya menunggu kita menaklukan ragu. Dunia tak sebaik itu. Hanya diri sendiri yang bisa menjadi penolong. Bangkit menjadi satu-satunya cara. Mencari benda apa pun untuk dijadikan tangga lalu keluar dari jurang gelap. Menambal sayap yang telah bolong, berusaha terbang walau susah payah demi meraih mimpi, hingga akhirnya kita sampai di puncak. Meraih mimpi yang selalu di bayangkan tiap malam.

~~~