App herunterladen
9.12% Salju Di Korea / Chapter 22: Bab 22 Sepenggal Asa(2)

Kapitel 22: Bab 22 Sepenggal Asa(2)

"Bisa ketemu Syifa Bi?" Tanya Sabda kepada salah seorang pekerja di tempatnya Pak Haji.

"Hari ini Syifa tidak ada Di sini Nak." Jawab orang yang kerja di tempat Pak Haji.

"Kalau boleh Saya tahu di mana Bi?" Tanya Sabda kembali.

"Bukannya Syifa ada di rumah." kata Ibu yang kerja di tempat Pak Haji.

"Saya barusan dari rumahnya tetapi rumahnya kosong. Saya tanya tetangga sebelah katanya kerja di tempat Pak Haji." Papar Sabda.

"Memang sehari-hari Dia kerja di sini tetapi hari ini tidak berangkat dan tidak memberi tahu kami." Terang Ibu yang kerja di tempat Pak Haji.

"Terus mau dicari kemana ya." Gumam Sabda.

Hingga sore hari Sabda masih mencari ke rumahnya Dewi.

"Jadi Syifa tidak ada di sini ya Wi." kata Sabda menegaskan.

Semenjak pengumuman kelulusan itu Aku tidak pernah ketemu. Aku sendiri masih sibuk mencari perguruan tinggi yang cocok untuk Aku." Terang Dewi.

"Baiklah Wi, hari sudah sore sebentar lagi malam aku pulang dulu." Kata Sabda mengakhiri percakapan.

"O, Iya Aku ucapkan selamat jalan dan hati-hati semoga Kamu berhasil kuliah di Amerika dan bisa pulang dengan membawa kesuksesan." Kata Dewi.

"Terima kasih nasehat dan doanya wi." Kata Sabda.

Hingga matahari terbenam dan siang berganti malam Sabda pulang dengan membawa kehampaan. Dia berjalan menuju pintu rumah dengan tubuh yang lelah dirundung hati yang gundah.

"Sabda, dari mana kamu?" Tanya Pak Karta di teras rumah.

"Main ke rumah teman pa." Jawab Sabda.

"Sabda sebaiknya kamu iatirahat di rumah, besok pagi kita harus ke bandara menunggu jadwal penerbangan ke Amerika.

"Iya pa." Jawab Sabda sambil berjalan masuk rumah.

Hingga sore menjelang Syifa pulang dari kampus.

Didalam bus Ia membuka tasnya dan mendapati handponnya yang mati karena baterainya sudah aus.

Memang di jaman yang serba teknologi kebutuhan handphon atau gadged menjadi kebutuhan yang wajib dan menjadi problem jika barang itu tidak ada.

Syifa bahkan tidak tahu pukul berapa saat itu. Handphonnya bermasalah semenjak Ia berangkat ke kampus tadi pagi. Menjelang maghrib Syifa sampai di rumah.

Syifa mandi dan memasak untuk makan malamnya. Setiap malam Syifa harus kesepian sendiri di rumah. Kadang menonton siaran tv untuk mengusir sepi dalam dirinya.

Pagi hari menjelang Sabda dan Pak Karta segera berkemas untuk berangkat ke bandara menunggu jadwal penerbangannya pagi ini.

"Sudah disiapkan semua barang-barangnya, Sabda?" Tanya Pak Karta kepada Sabda.

"Sudah Pa." Jawab Sabda.

"Jangan sampai ada yang tertinggal!" Pesan Pak Karta kepada Sabda.

Setelah sarapan pagi Sabda dan Pak Karta bertolak dari rumah menuju bandara. Sementara Syifa setelah sarapan pagi bergegas pergi menuju tempat kerja ke rumah Pak Haji.

"Pagi Bi," sapa Syifa kepada teman kerjanya.

Syifa harus pandai-pandai menyesuaikan lingkungan kerjanya yang mayoritas sudah seumuran dengan Ibunya.

Ada yang berjiwa baik layaknya perlakukan orang tua pada anaknya. Ada juga yang berperangai buruk layaknya juragan dengan pembantu yang suka main suruh dan gemar dilayani.

Semua tidak membuat Syifa ambil pusing. Kebutuhannya hanya kerja dan cari uang.

"Sabda sepertinya ada yang kamu pikirkan, dari kemarin kamu tampak seperti orang melamun. Ada apa?" Kata Pak Karta kepada Sabda.

"Nggak, Pa." Jawab Sabda.

"Sabda, Aku ini orang tuamu, Papa berhak tau apa yang terjadi dalam dirimu." kata Pak Karta kepada Sabda.

"Soal Syifa Pa, semenjak pindah sekolahan dari sekolah yang dulu ke sekolah yang baru. Hanya Syifa yang menyimpan banyak cerita denganku. Dan kini Aku ingin menemuinya sekedar pamit dan melihatnya, namun dari kemarin aku berusaha menemuinya tetapi tidak bisa. Aku datangi rumahnya dua kali aku tunggu dari pagi hingga sore aku cari ke tempat kerjanya tetapi tidak berhasil menemuinya." Cerita Sabda kepada Pak Karta.

"Sabda, kamu laki-laki Papa juga laki-laki. Permasalahannya sama soal wanita. Laki-Laki yang tangguh akan membebaskan wanita yang dicintainya dari belenggu asmara yang melemahkan jiwanya. Lelaki yang tangguh akan memastikan wanita yang dicintainya akan baik-Baik saja.

Dulu papa meninggalkan ibumu untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Dengan berat hati Papa terpisah cukup lama walau kami saling mencinta. Pernah Mama kamu dijodohkan oleh pilihan orang tuanya. Namun Mama kamu menolaknya. Hal senada juga terjadi pada diri Papa. Orang tua Papa punya pilihan agar papa mau menikah dengannya. Namun Papa menolak karena tidak ada cinta. Dan akhirnya Mama Kamu kembali ke pelukan Papa. kedua orang tua kami pun akhirnya bisa menerima." Cerita Pak Karta kepada Sabda.

"Syifa, kemarin ada orang yang cari kamu, Sudah ketemu kah?" Tanya salah seorang pegawai Pak Haji yang kemarin bertemu Sabda.

"Belum, siapa ya?"Jawab Syifa.

"Lain kali kalau tidak masuk kerja mestinya minta ijin dulu, barangkali ada orang yang mencari kamu Bibi bisa kasih tau." terang Bibi

"Iya Bi, Syifa minta maaf. Kemarin Syifa tidak bawa handphon, alias handphon tertinggal di rumah. Dan ternyata ada pemberitahuan dari kampus untuk segera daftar ulang atau pendaftaran bisa hangus. Saya tanpa sempat minta ijin masuk kerja langsung pergi ke kampus untuk mengurus pendaftaran itu hingga pulang sudah malam.

Sementara Sabda masih dalam perjalanannya menuju bandara diiringi obrolan ringan dengan Papanya.

"Kita lewat pintu mana pak? Tanya sopir taksi kepada Pak Karta.

"Tanyakan saja sama petugas bandara." Jawab Pak Karta.

Masih penasaran rasa ingin tahu Syifa siapa orang yang mencarinya kemarin.

"Boleh Saya tahu ciri-ciri orang yang mencari saya seperti apa Bi?" Tanya Syifa kepada teman kerjanya.

"Laki-laki seumuran dengan kamu pakai motor matic." Jawab teman kerja Syifa.

"Mungkinkah orang itu Sabda, kalau iya ada apa cari aku?" Gumam Syifa penuh tanya.

"Adakah sesuatu yang sangat penting sampai dua hari berturut-turut mencari aku." Kata Syifa pada dirinya sendiri.

Merasa penasaran dan hati penuh cemas, Syifa ingin rasanya menemui Sabda di rumahnya. Akan tetapi kapan waktunya. Kalau sekarang jam kerja dan baru pulang sore hari. Apakah harus ijin tidak kerja lagi hari ini. Tentu pak haji sangat marah bisa jadi saya dikeluarkan dari tempat kerja.

Pikirannya berkecamuk bingung tidak karuan. Akhirnya Syifa beranikan diri temui Pak Haji.

"Assalamualaikum," ucap Syifa ketika mengetuk pintu rumah Pak Haji.

"Waalaikumsalam, ada apa Syifa?" Tanya Pak Haji.

"Sebelumnya Syifa minta maaf kemarin Syifa harus bolos kerja karena ada urusan yang sangat penting dikampus yang datang mendadak. Yang kedua Syifa minta ijin lagi hari ini karena ada seseorang yang harus saya temui. Soal ijin saya dua hari yang tidak masuk kerja bisa digantikan hari libur saya untuk berangkat kerja." Kata Syifa kepada Pak Haji.

"Seharusnya tidak boleh, pabrik lagi banyak pekerjaan. Seringkali kita kirim barang tidak tepat waktu padahal sudah saya lemburkan. Tetapi kalau itu sangat penting bagimu baiklah Saya kasih ijin hari ini tidak masuk kerja dan digantikan dengan hari libur kamu." Kata Pak Haji pada akhirnya.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C22
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen