App herunterladen
5.78% Dear, Husband. I Love You. / Chapter 20: Pesan Dari Orang Aneh

Kapitel 20: Pesan Dari Orang Aneh

Written by : Siska Friestiani

Dear Husban, I Love You : 2021

Publish Web Novel : 19 April 2021

Instagram : Siskahaling

Author Note : Jangan lupa baca ceritaku "CINTA KONTRAK KERJASAMA" ya, terima kasih.

*siskahaling

Rio dan Ify sedang berada di perjalanan pulang ke mansion mereka. Ya, setelah makan siang tadi mereka langsung pamit pulang, membuat Manda harus menghela napas karena masih rindu dengan putra dan menantunya.

"Kamu mau ada yang di beli sayang sebelum pulang?" tanya Rio di kursi kemudi. Ify menggeleng sambil mengambil ponsel yang berbunyi di slim bagnya. Ternyata ada pesan baru masuk.

Mati!!

Ify mengernyit bingung, begitu nomor asing yang mengirimkan pesan dengan isi yang begitu aneh. Mungkin saja ini kerjaan orang iseng yang mengirimkan pesan secara random.

"Kenapa sayang?" tanya Rio namun masih tetap fokus menyetir. Ify menggeleng lalu meletakkan kembali ponselnya ke slim bag.

"Nggak tau, ada yang salah kirim pesan. Orang iseng kayaknya" jawab Ify, Rio mengangguk.

"Jadi langsung pula--" ucapan Rio terputus, kini gantian ponsel Rio berdering. Ternyata Acha, sang sekretaris.

"Ada apa?" tanya Rio to the point. Ify menggeleng sambil tersenyum tipis. Suaminya masih saja tidak ada basa-basinya jika dengan orang kantornya.

"Maaf, Sir. Mr. Jack datang ke kantor dan beliau bilang ingin bertemu anda sore ini" jelas Acha, Rio mengerut tak suka.

"Bukankah sudah saya bilang kosongkan jadwal saya untuk dua hari ini" nada Rio terdengar kesal.

"Saya sudah mengosongkan jadwal anda, Sir. Tapi Mr. Jack datang tanpa pemberitahuan. Beliau bilang ada hal penting yang ingin di bicarakan" ucap Acha dengan nada profesional. Ia sudah terbiasa menghadapi sikap tempramen boss-nya itu.

"Siapkan kemejaku. Aku akan segera ke kantor" ucap Rio kesal. Lalu sambungan Rio putus begitu saja.

"Ada masalah di kantor?" tanya Ify sembari mengusap lengan Rio menenangkan.

"Hanya pertemuan dadakan" jawab Rio, lalu menarik rem, begitu traffic light berubah warna merah.

"Kita ke kantor sebentar nggak papa? Atau kamu mau aku antar pulang dulu?" tanya Rio.

"Kita langsung ke kantor aja, aku nggak papa nunggu kamu di kantor nanti. Lama kalau kamu harus antar aku pulang dulu" jawab Ify pengertian. Rio tersenyum lalu mengecup punggung tangan Ify.

"Makasih sayang. Maaf ya jadi harus mampir ke kantor dulu"

"Aku istri kamu, Yo. Jangan bilang makasih untuk sesuatu yang sudah menjadi kewajibanku" ucap Ify. Rio tersenyum lalu menarik kembali pedal gas-nya saat traffic light berubah hijau.

*siskahaling*

Tiga puluh menit kemudian mereka sampai. Kini Ify sedang memakaikan dasi Rio dengan posisi duduk di sofa karena memang kaki Ify masih sakit jika berdiri terlalu lama. Rio memang menyiapkan beberapa pakaian kerja di kantornya. Jaga-jaga jika ia harus berganti pakaian atau pertemuan mendadak seperti ini.

Jangan heran, di ruangan Rio memang berfasilitas lengkap walaupun ruangannya serba minimalis. Namun tetap saja memancarkan kemewahan dari sang pemilik.

"Kamu tunggu disini aja ya sayang. Kalau perlu apa-apa, Ray sudah aku suruh stay di depan. Kamu bisa langsung minta ke Ray nanti" ucap Rio lalu mengecup puncak kepala Ify.

"Iya, udah sana. Klien kamu udah nunggu" Rio mengangguk walau berat hati.

"Kamu bisa lakuin apa aja diruangan kerjaku. Kalau mau tidur langsung di kamar aja. Jangan kemana-mana. Aku nggak akan lama" ucap Rio memperingatkan, sebelum akhirnya beranjak keluar dan sudah ada Acha yang menunggu.

"Jo, pastikan istriku aman. Perintahkan yang lain untuk menjaga ruanganku. Jangan biarkan siapapun masuk" perintah Rio mutlak.

"Yes, Sir" jawab Jo yang mengikuti langkah Rio dari belakang.

Rio menghembuskan napasnya. Ify harus tetap aman. Ia tidak ingin mengambil resiko Shilla yang tiba-tiba datang ke kantor-nya. Karena perempuan itu, cukup keras kepala. Rio tentu saja mengenal Shilla dengan baik. Tiga tahun bersama membuat Rio hafal watak dan sifat perempuan yang pernah ia cintai itu.

*siskahaling*

Ify menghembuskan napas bosan, sudah tiga jam ia menunggu Rio tapi suaminya itu belum datang juga. Apa ada masalah dengan pekerjaan?

Ify mencoba bangun dari sofa, lelah juga jika ia harus duduk saja sejak tiga jam terakhir. Sedikit tertatih, Ify melangkahkan kakinya menuju meja kerja Rio, barangkali ada sesuatu yang bisa membuang rasa bosannya. Namun baru beberapa langkah, ponselnya berdering tanda pesan masuk. Ify kembali melangkah ke sofa.

Mati!!

Ify mengernyit. Lagi-lagi pesan aneh itu dan dari nomor yang sama.

"Siapa sih? Iseng banget jadi orang" sungut Ify kesal, memilih kembali mengabaikan pesan aneh itu.

"Hahhhh" Ify menghembuskan napas kasar. Ia bosan! Apakah Rio masih lama?

Sebenarnya Ify sudah mulai lapar, tapi memilih untuk menahannya sebentar lagi, siapa tau Rio sudah selesai dan ia bisa makan bersama suaminya. Ify pun mengubungi Ray untuk membelikan makanan, agar mereka bisa langsung makan begitu Rio datang nanti.

*siskahaling*

Rio menyandarkan tubuhnya lelah. Matanya terpejam dengan dahi mengernyit saat pusing di kepalanya menyerang. Hari ini di luar dugaannya. Bahkan pembangunan hotel di Thailand mengalami kendala, yang mengharuskan Rio untuk segera menyelesaikannya.

"Acha?" panggil Rio masih dengan posisi yang sama.

"Yes, Sir" jawab Acha sigap.

"Atur jadwal ku untuk ke Thailand, persiapkan segala keperluanku disana. Dan hubungi pihak Jaya Group untuk secepatnya menyerahkan laporan mereka padaku" ucap Rio, lalu menegakkan posisi duduknya.

'Aishhh, pusing sekali rasanya'

"Dan beritahu Mr. Jack kalau aku akan segera ke sana" tambah Rio.

"Copy that, Sir. Sesuai perintah anda" jawab Acha setelah mencatat beberapa point penting yang Rio perintahkan.

"Jo, perketat penjagaan selama aku pergi, termasuk penjagaan untuk istriku. Perintahkan Ethan untuk mengawasi Ify secara diam-diam. Buat Ify senyaman mungkin"

"Yes, Sir" jawab Jo dan Rio pun bangkit dari duduknya. Ia harus segera ke ruangannya. Ify pasti sudah menunggunya terlalu lama.

*siskahaling*

Rio ingin membuka pintu ruang kerjanya bertepatan dengan Ray yang datang dengan paper bag logo restoran yang cukup familiar. Ray pun seketika menunduk hormat.

"Ify yang pesan?" tanya Rio. Ray menunduk sebelum akhirnya menjawab.

"Iya, Tuan. Nyonya yang pesan"

"Berikan saja padaku" ucap Rio menerima paper bag yang Ray berikan.

Rio membuka pintu ruang kerjanya, yang pertama kali ia lihat adalah Ify yang sedang tertidur dengan posisi duduk di sofa. Rio menghela napas, istrinya ini memang perempuan keras kepala. Bahkan ia sudah mengingatkan untuk tidur di kamar tadi. Tapi sepertinya Ify tidak mengubris sama sekali.

Rio meletakkan paper bag makanan di meja sofa, lalu memilih duduk disebelah Ify. Menikmati wajah pulas istrinya yang sedang tidur entah kenapa menjadi hobi baru Rio akhir-akhir ini.

"Keras kepala" bisik Rio, sembari memperbaiki posisi kepala Ify agar bersandar di bahunya.

"Bukankah tidur di sofa seperti ini tidak nyaman, hmm?" lirih Rio, menyingkirkan helai rambut Ify yang menutupi wajah cantiknya.

"Alyssa....." Rio mengecup lembut puncak kepala Ify.

"I Love You" ucap Rio lalu merapatkan Ify kedalam dekapannya.

*Siskahaling*

Terima kasih udah baca, semoga suka ya, see you next chapter guys...


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C20
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen