"Itu keputusan bagus," ucap Lucas sembari menepuk pelan punggung Zoa. Ia lantas segera melepaskan rengkuhannya karena bagaimanapun ia harus menjaga Zoa seperti yang selama ini dilakukan gadis itu.
"Kau tak akan marah?"
"Untuk apa?"
Jawaban tenang Lucas membuat Zoa bisa bernapas lega. Tapi belum benar-benar lega, rasa aneh itu juga masih ada. Seakan masih ingin mengorek informasi dari bibir pria tampan di sampingnya ini. Ah, biarkan saja. Ia tak seharusnya terus bersikap seperti ini, itu akan mengganggu Lucas karena dia sedang menyetir. Ayolah... Yang benar saja dia selalu bicara dan tiba-tiba Lucas menabrak sesuatu di depan, itu sangat buruk bukan? Tentu saja iya. Memangnya siapa yang akan terus terfokus jika ada yang terus mengusik?
tuntaskan bacaan kalian dan jangan lupakan power stone dan komennya untuk meninggalkan jejak ya.. Salam sayang dari author ^_^