Abram tersenyum melihat Ayla, tidak di sangka ternyata Ayla masih polos seperti dulu. Begitulah yang ada di pikiran Abram saat ini. Padahal dengan jelas Abram mengakuinya sebagai kekasih tanpa persetujuan darinya. Tentu itu akan membuat Abram merasa bersalah.
"Aku merasa tidak enak jika kamu marah karena kejadian tadi. Aku bertindak tanpa merundingkannya denganmu terlebih dahulu. Tapi percayalah semua yang aku lakukan hari ini semata-mata karena ingin melindungimu, Ay," ucap Abram.
"I-iya kak, aku tahu, kakak melakukan semua itu juga pasti punya alasan, dan aku juga yakin jika itu semua untuk kebaikanku, kak." ucap Ayla.
Abram tersenyum, kemudian ia mengacak pucuk rambut Ayla, "Sebenarnya akulah yang sengaja mengirim undangan ke perusahaan N.H group," ucap Abram sambil menoleh melihat bagaimana reaksi Ayla, "Aku berharap supaya kamu bisa bertemu dengannya. Setidaknya setelah pertemuan kalian malam ini, akan mudah untukmu menemuinya di kantor N.H group nanti." Lanjut Abram.