"Aku sudah keterlaluan pada Alea ya, Ayah?" Shireen bertanya meminta pendaoat Sullivan.
"Sedikit sayang, jangan lama-lama ngambeknya. Kasihan Alea, nanti dia jadi nggak percaya diri," jawabb Sullivan.
"Oke, nanti aku ajak dia ngomong."
"Gitu dong baru anak gua. Udah sana buruan masak, gua mau makan jam 9 ya," pinta Sullivan.
"Siap gerak komandan!" Shireen memberikan hormat, lalu beranjak kembali mengolah bahan masakan yang belum sempat ia siangi.
Sullivan berjalan keluar membawa sepiring singkong, juga teh manis hangat buatan Shireen, lalu duduk di teras depan. Kendra terlihat sedang menyiram bunga di halaman, pria itu hanya menoleh dan tersenyum.
"Siramin terus Ken, biar bunganya mekar," teriak Sullivan.
"Iya Ayah," sahut Kendra.
"Lanjutkan!" serunya.
Kendra mengacungkan jempol, lalu melanjutkan aktifitasnya. Sullivan menyantap singkong goreng kesukaannya, lalu membaca koran yang ada di meja. Karena matanya semakin tua, ia mulai mengurangi main gadget.