Na Rang si gadis lugu yang berasal dari kota kecil di utara Ibukota Hanyang, sebelum menjadi mata-mata Putra Mahkota dia dan ibunya membuka sebuah kedai mie/guksu di kota.
Putra Mahkota sering menyamar sebagai rakyat biasa ketika berjalan-jalan di kota bersama Putri Yeon Eun. Terkadang mereka makan siang di kedai guksu milik Choi Shin Ru.
Putra Mahkota melihat kelebihan dalam diri Na Rang, gadis itu cukup pintar dan gesit. Kemudian dia menawarkan pekerjaan lain untuk Na Rang dan Shin Ru.
Na Rang pun akhirnya menerima pekerjaan tersebut lalu masuk ke rumah Keluarga Lee sebagai pelayan baru sedangkan Shin Ru tetap berjualan di kedainya namun dia harus memata-matai Perdana Menteri Sung dan Menteri Lee.
Untuk mempermudah dalam menjalankan tugasnya maka Putra Mahkota memberikan dua buah lukisan yang menggambarkan wajah Sung Kwak Bin serta Lee Kang Seok.
Pagi ini sesudah menguping pembicaraan antara Young Mi, Menteri Lee dan Perdana Menteri, Na Rang pun bersiap-siap hendak pergi menuju kedai ibunya untuk memberikan surat rahasia kepada Shin Ru.
Sementara pelayan lainnya sedang menyiapkan sarapan di dapur sambil membuat minuman herbal yang biasa diminum wanita hamil.
Tak lama kemudian Na Rang beranjak dari ruaangan para pelayan lalu menghampiri Young Mi di taman.
"Manim, aku minta ijin keluar sebentar menemui ibuku di kedai."
Young Mi pun mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Na Rang, di sampingnya Su Jin sedang menggambar sesuatu di buku kosong yang diberikan oleh Na Rang.
"Salam untuk ibumu, Na Rang. Ngomong-ngomong aku sangat ingin menikmati guksu buatan ibumu ... bisakah kau membawakannya untukku dan Su Jin nanti?"
"Tentu, Manim."
Lalu Young Mi mengeluarkan sekantung uang dari dalam hanboknya dan memberikannya pada Na Rang.
"Uang ini cukup bagimu bukan?" tanya Young Mi.
"Lebih dari cukup, Manim. Terimakasih, kalau begitu aku pergi dulu." Na Rang membungkuk pada Young Mi.
"Baiklah, kau boleh pergi sesuka hatimu Na Rang. Hari ini hatiku sedang gembira," balasnya sambil memikirkan sesuatu.
Na Rang menganggukan kepalanya kemudian bergegas keluar dari rumah Menteri Lee. Ternyata Young Mi sangat mudah dikelabui oleh penyamaran Na Rang tersebut.
Gadis itu tersenyum puas karena berhasil menjalankan tugas kesekian kalinya tanpa sepengetahuan tuannya. Pelayan-pelayan lain yang bekerja di sana pun bukan sekadar pelayan biasa namun merupakan orang-orang kepercayaan Putra Mahkota dan Tabib Lee.
Mereka semua adalah pelayan baru yang menggantikan pelayan lama Menteri Lee.
Putra Mahkota sengaja melakukan hal tidak terduga di kediaman pejabat itu, bersama beberapa orang prajurit yang menyamar mereka pun menyusup ke rumah Menteri Lee dan menculik semua pelayannya ketika si penghuni rumah sedang tidur.
Tentunya Tabib Lee juga ikut berperan dalam permainan Putra Mahkota, dia berpura-pura jatuh sakit setelah memeriksa kandungan Young Mi sekitar empat bulan lalu.
Akhirnya Menteri Lee terpaksa mengijinkan Tabib Lee menginap beberapa hari di rumahnya hingga kondisi tabib benar-benar pulih.
Rencana mereka memang sudah disusun secara matang dan rapi, Lee Byung Yeon langsung menawarkan diri pada Menteri Lee begitu mengetahui Young Mi mengeluh karena kehamilannya kali ini membuat fisiknya mudah lelah.
Kali ini apakah rahasia Perdana Menteri dan kaki tangannya akan terbongkar?
Sementara Na Rang membawa pesan rahasia ke kedai, Sung Kwak Bin menyuruh Prajurit Han mengantarkan surat ke rumah Young Mi.
******
Di kedai guksu ....
Na Rang baru saja tiba di kedai sambil menengok kesana kemari, dia takut ada orang yang mengikuti langkahnya ke tempat itu.
Kedatangan Na Rang disambut gembira oleh ibunya dan beberapa pelayan kedai.
"Na Rang ... rupanya kau yang datang. Ibu kira Putri Yi atau pelanggan lain yang datang." Shin Ru tersenyum lembut pada Na Rang.
"Ah Ibu ... apa aku tidak boleh menemui Ibu di sini? Mengapa selalu Putri Yi yang ditunggu?" Na Rang mengeluh.
"Kau ini, manja sekali. Kau sudah sarapan, Na Rang?"
"Sudah. Aku kemari karena mau membelikan guksu untuk manim dan putrinya," jawab Na Rang memperjelas tujuannya sambil memberikan isyarat pada Shin Ru.
"Aku mengerti, dua porsi guksu yang dibuat tanganku sendiri. Nyonya Young Mi sangat menyukai masakanku," balas ibunya.
Tiba-tiba muncullah dua orang teman Na Rang yang bekerja sebagai pelayan di kedai itu, mereka satu kota dengan Na Rang.
"Teman, apa kabar? Bagaimana pekerjaanmu di rumah Menteri Lee?" tanya pemuda tersebut.
"Kabarku baik, Sung Bin," sahut Na Rang, kemudian dia duduk di kursi pengunjung sedangkan Shin Ru masuk ke dapur dan membuat mie.
"Na Rang, aku senang kau mengunjungi kami di sini. Sering-seringlah kemari," ucap temannya yang lain.
"Aku tidak bisa sering-sering keluar, Hyun Ra. Nyonyaku sedang mengandung, aku harus mengurus Su Jin."
"Su Jin? Siapa dia?" tanya Hyun Ra bingung.
"Dia putri pertama Menteri Lee ... Hyun Ra, kau lupa atau bagaimana? Apa kau bisa menjaga rahasia?" Na Rang ingin menceritakan perselingkuhan Young Mi pada Hyun Ra.
"Tentu, Na Rang. Kau bisa mempercayaiku ... katakan ada rahasia apa yang kau sembunyikan dariku?" Hyun Ra menanggapinya dengan antusias.
"Sebaiknya kita bicara di dalam saja jangan di sini," bisik Na Rang.
"Maksudmu bicara di dapur?"
"Bukan, tapi di rumah ibuku."
"Kalau begitu tunggu sebentar, aku mau menyelesaikan pekerjaanku dahulu," balas Hyun Ra.
"Sung Bin, ikutlah dengan kami," ajak Na Rang pada Sung Bin.
"Baiklah."
Sung Bin dan Hyun Ra, kedua pelayan tersebut adalah kaki tangan Ratu Myung yang dipekerjakan untuk mengawasi gerak-gerik Park Young Mi. Ternyata Ratu pun mempunyai kaki tangan sendiri, mereka saling bekerjasama satu sama lain.
******
Note :
[1] Topi tradisional Korea ini dipakai oleh laki-laki kelas bawah dan menunjukkan kelas sosial dan status mereka. Pria yang memakai 'paeraengyi' secara otomatis lebih rendah dari mereka yang memakai 'gat' hitam dan diwajibkan untuk membungkuk kepada mereka.
[2] Nyonya.