Tiba-tiba pintu terbuka. Seorang yang sejak tadi kutunggu akhirnya memunculkan diri. Mas Aden tiba-tiba mendorongku ke samping. Aku terkejut dengan gelagat Mas Aden yang tiba-tiba berubah saat Lusi datang. Aku yang terkejut langsung menyadarkan diri. Dan kulihat Lusi mendekat ke arah kami dengan wajah yang semringah seperti biasa.
"Den... kamu kok pulang cepat?" Tanya Lusi kepada Mas Aden. Lusi lalu menatapku dan memberikan isyarat agar aku bisa keluar. Aku pun bergegas menggunakan kesempatan yang Lusi berikan untuk segera keluar dari kamar itu.
Kututup pintu kamar Mas Aden lalu aku berdiam sejenak untuk mengatur detak jantungku yang tak karuan. Rasa cemas yang semula menyelimutiku perlahan mulai surut. Semua berkat Lusi yang menyelamatkanku dari Mas Aden.
Aku mulai menyadari satu hal. Mas Aden begitu terobsesi denganku sampai-sampai ia mampu menggunakan hal-hal kotor untuk melukaiku. Selandainya Lusi tidak datang menyelamatkan aku. Entah apa yang akan aku alami berikutnya.