Hari ini serasa berat sekali badanku untuk beranjak dari ranjang. Mataku tertutup rapat sekali dan
enggan untuk terbuka. Padahal kokok ayam sudah nyaring dari segala arah. Memikirkan harus
menghadapi masku yang entah maunya apa terasa menyebalkan sekali. Dia pasti akan
mendiamkanku. Dan hal itu lebih menyebalkan.
Terdengar suara piring sudah beradu. Itu pasti mba Ranti atau mungkin Simbok. Aku mendesah. Mau
Bagaimana pun harus kupaksakan melek dan membantu mereka. Aku tidak ingin mereka mengecam
keberadaanku di sini.
Ku sapa Mba Ranti yang sedang mencuci piring. Aku segera mengikat rambutku. Dan menuju meja
makan. Kuambil semua perkakas kotor bekas tamu-tamu kakakku. Ku taruh di sisi meja lalu ku lap
meja tersebut. Ku raih gelas-gelas itu dalam jemariku dan kuletakkan di sisi bak yang ada di hadapan
Mba Ranti.
Aku pun mengambil dingklik dan duduk disisi lainnya untuk membantunya. Sementara Mba Ranti