"Kenapa masih memilih bertahan? Kamu tahu, aku …."
Sultan tidak mampu mengucapkannya dengan tenang. Ia merasa kasihan dengan kesedihan yang Lilian tanggung selama ini. Matanya bergerak-gerak menatap lurus ke dalam mata gadis itu.
"Jawabannya masih sama. Aku hanya ingin bertahan karena aku mencintaimu. Perasaanku ini mungkin egois, karena meskipun tahu tidak akan pernah mendapat balasan …. Tapi, aku tetap memaksa tinggal di sisimu."
Lilian melangkah pergi ke kamar. Namun, baru menginjak satu anak tangga, laki-laki itu mengejarnya. Sultan memeluk Lilian yang membelakanginya.
"Aku minta maaf. Mungkin perasaanku padamu hanya sebuah rasa kasihan, bukan cinta. Tapi aku janji, aku akan bersikap baik padamu di masa depan. Mulai malam ini, kita lupakan masa lalu, dan mencoba memulai hubungan baru. Tapi, aku tidak bisa berjanji kalau aku bisa jatuh cinta padamu atau tidak."