App herunterladen
6.14% Dosen Amnesiaku / Chapter 19: Bapak tidak apa-apa kan?

Kapitel 19: Bapak tidak apa-apa kan?

"Iya, aku mau kekamar bentar ya, bye!" ujar Mikha sembari berjalan masuk kedalam kamar.

***

Keesokan harinya...

"Ali, saya harus kembali bekerja dan bertugas. Maaf hanya bisa sebentar bersama kalian," ujar Malik sembari memakai baret ungunya.

"Iya tidak apa-apa, pak. Saya sudah tahu tugasnya seorang prajurit, apalagi yang angkatan laut. Harus berurusan dengan lautan luas," jawab Ali.

"Nak? apakah tidak sebaiknya kamu istirahat saja? apalagi kamu sedang sakit dan baru habis pergi kemarin," tanya Mira.

"Benar kata ibumu, Ali. Kamu seharusnya istirahat, jangan kerja dulu," ujar Malik.

"Tidak apa-apa, kondisi Ali sudah lebih mendingan kok. Apalagi sudah beberapa hari Ali tidak mengajar, kasihan mahasiswa dan mahasiswi nya," jawab Ali.

"Ya sudah, kalian berdua lebih baik sarapan sebelum berangkat," perintah Mira.

Mereka bertiga pun duduk dimeja makan lalu menatap hidangan yang dimasak oleh Mira.

***

Beberapa menit kemudian...

"Mas, hati-hati ya saat bertugas. Apalagi saat ombak lautnya tinggi," ujar Mira.

"Iya tenang saja, Mira. Aku akan menjaga diriku baik-baik, lagipula aku juga bertugas dikantor. Gak selalu dilautan," jelas Malik.

"Ya tetap hati-hati, mas,"ucap Mira.

"Pak, jaga diri baik-baik ya. Ali berjanji akan melindungi ibu," ujar Ali sembari mencium punggung tangan Malik.

"Iya Ali, kamu juga harus jaga diri baik-baik!" perintah Malik.

"Hati-hati ya mas! hati-hati!" peringatan Mira.

"Iya, ya sudah aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum," ucap Malik sembari menaiki motor ninja merahnya.

Setelah itu Malik pergi meninggalkan rumah dengan menggunakan motornya menuju kantor. Ali mendekati Mira dan berniat untuk berpamitan.

"Bu, Ali pamit berangkat, ya. Assalamualaikum," ucap Ali sembari mencium punggung tangan Mira.

"Walaikumsalam, kamu hati-hati ya," jawab Mira.

Ali masuk kedalam mobilnya lalu menyetir nya. Seperti biasa, Ali menghentikan mobilnya terlebih dahulu didepan rumah Mikha untuk menjemput Mikha. Ia turun dari mobil lalu mengetuk pintu rumah Mikha.

Tok...Tok...Tok

"Assalamualaikum, Mikha? Mikha?" panggil Ali.

Tak lama pintu rumah pun terbuka, tetapi bukan Mikha yang membukanya melainkan Angelina.

"Walaikumsalam, eh nak Ali. Ada apa? nyari Mikha, ya?" tanya Angelina.

"Iya bu, Mikha nya mana ya?" tanya Ali.

"Mikha nya sudah berangkat sama seorang pria, sepertinya temannya," jelas Angelina.

"Seorang pria, bu? oh baik kalau begitu. Saya permisi dulu, Assalamualaikum," ujar Ali sembari mencium punggung tangan Angelina.

Setelah itu ia masuk kedalam mobilnya dan menyetirnya menuju universitas Indonesia. Sembari menyetir, Ali menghubungi Mikha namun Mikha tidak mengangkat telponnya.

"Kemana coba, Mikha? apakah pria itu selingkuhan nya? kenapa Mikha tidak menjawab teleponku? sudahlah, biarkan. Nanti sore juga dia sudah pulang pastinya kerumah," ucap Ali sembari menyimpan ponselnya.

***

Empat puluh menit kemudian...

Ali sampai di universitas Indonesia, iapun memarkir mobilnya lalu turun dari mobil dan langsung berjalan masuk menuju ruang dosen.

Terlihat mahasiswa ataupun mahasiswi yang Ali lewati, menatap Ali. Kemungkinan sih disebabkan oleh kepala Ali yang diperban. Meski begitu, Ali tetap berjalan seperti biasanya.

Ali pun masuk kedalam ruang dosen lalu duduk di tempatnya, semua dosen yang ada di dalam ruangan tersebut terkejut karena melihat kepala Ali yang dibalut oleh perban.

"Pak Ali, bapak kenapa? kok kepalanya diperban?" tanya Azzahra.

"Saya tidak apa-apa, Bu Azzahra. Oh ya titipan oleh-olehnya sudah saya bawakan dari Kepulauan seribu, ini ada Dodol yang Terbuat dari Rumput Laut dan keripik Sukun asli pulau Tidung. Silahkan ambil ditas ini, saya beli banyak kemarin," jawab Ali sembari memberikan tas yang berisi oleh-oleh khas Kepulauan seribu.

"Pak, bapak tapi wajahnya pucat loh! ceritakan saja, apa yang terjadi?" ujar Sinta.

"Tidak, ini tidak apa-apa. Kemarin saya liburan dengan bahagia kok bersama keluarga saya," bantah Ali.

"Heleh!!! mungkin itu sengaja diperban kepalanya agar semua dosen bahkan satu sekolah jadi perhatian sama dia," nyinyir Marto.

Tiba-tiba, Wahyu menimpuk kepala Marto menggunakan penghapus papan tulis karena ia geram akan sikap Marto yang nyinyir nya sangat keterlaluan.

"Aduh, pak Wahyu! sakit loh kepala saya!" bentak Marto.

"Lebih baik anda balik ke TK daripada menjatuhkan harga diri orang lain didepan umum! kami semua lelah dengan ocehan bapak yang gak bermutu," bentak balik Wahyu.

"Pak Ali, kalau ada sesuatu katakan pada kami atau segera ke UKS ya!" ujar Ahmad.

"Iya pak, paling saya hanya ganti perban saja," jawab Ali.

"Pak, sebaiknya bapak ganti perban saja sekarang. Karena saya lihat banyak darah di perban bagian belakang," ucap Nazwa, dosen yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah.

"Oke, makasih atas pemberitahuannya. Oh ya, diambil nih oleh-olehnya! gak cuma Dodol yang Terbuat dari Rumput Laut sama keripik Sukun asli pulau Tidung saja. Masih banyak juga oleh-oleh yang lain! saya tinggal sebentar dulu," ucap Ali sembari mengambil perban dan sebuah obat.

Setelah itu ia keluar dari ruang dosen dan berjalan menuju toilet. Para dosen mengambil oleh-oleh khas Kepulauan seribu yang dibeli Ali. Termasuk pak Marto yang nyinyir, ia juga mengambil oleh-oleh tersebut. Beberapa dosen langsung membuka oleh-olehnya dan menyantapnya langsung, dan ada juga yang memutuskan untuk memakannya dirumah.

***

Lima belas menit kemudian...

Ali pun masuk kedalam ruang kelas dan membuka pintu kelasnya. Tetapi ia membuka pintu lalu mundur beberapa langkah tidak tahu untuk apa.

Dan...

Byarrrr...

Tepung yang diletakkan di baskom seketika tumpah dari atas pintu. Ternyata Ali sudah mengetahui rencana jahil para siswa ataupun siswi yang akan ia ajar.

Memang kelas tersebut hampir siswa ataupun siswinya nakal-nakal. Dan mereka tidak suka belajar, mereka hanya ingin main dan main.

Setelah memastikan kondisinya aman, Ali pun masuk dan berjalan kearah meja pengajar. Semua siswa dan siswi pun terkejut melihat Ali yang tidak terkena tumpahan tepung itu.

"Astaga, ini guru dari kemarin susah banget dikerjainnya. Udah gw pasang jebakannya dengan sangat rapi, tetapi tidak berhasil juga?" ujar Rova, salah satu mahasiswi nakal yang ada dikelas tersebut.

Secara tiba-tiba, Ali pun bertepuk tangan dihadapan muridnya yang sedang kesal karena rencana mereka tidak berhasil.

"Bagus! menurut saya bagus kalian semua. Tapi sepandai-pandai nya kalian membuat jebakan, saya tidak akan pernah terjebak. Dan ingat sekali lagi! saya sedang sakit, jadi jangan pernah buat masalah atau kalian akan dikeluarkan dari kampus ini! paham?!" bentak Ali yang membuat satu kelas tersebut tunduk padanya.

Setelah itu iapun mulai mengajar pelajaran matematika kepada mereka sembari menatapi anak-anak muridnya tersebut karena takut berbuat jahil. Ali sudah sangat hafal akan gerak-gerik mereka sehingga ia tidak mudah terjebak, ditambah Malik yang sering mengajarkan trik mengalahkan orang-orang jahat maupun yang jahil.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C19
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen